Rabu, 24 April 2024
Perguruan Tinggi

Dosen FK Unpad Terpilih Jadi Peserta Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia “Science Leadership Collaborative”

Dosen FK Unpad Terpilih Jadi Peserta Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia “Science Leadership Collaborative”
Mas Rizky A.A. Syamsunarno, dr., M.Kes., PhD.*

[Kanal Media Unpad] Dosen Fakultas Kedokteran Universtitas Padjadjaran Mas Rizky A.A. Syamsunarno, dr., M.Kes., PhD, terpilih menjadi salah satu peserta program pelatihan kepemimpinan ilmuwan kelas dunia “Science Leadership Collaborative” yang diselenggarakan The Conversation Indonesia.

Selama sembilan bulan, mulai Juni 2022 hingga Maret 2023, Rizky bersama 29 peneliti Indonesia terpilih lainnya akan mengikuti serangkaian fasilitator dan pembicara internasional. Selain itu, peserta juga akan mengikuti sesi mentoring bersama tokoh sains terkemuka, baik dalam maupun luar negeri, serta berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang mendorong kolaborasi antar-peserta.

Science Leadership Collaborative Communication Strategist The Conversation Indonesia Dewi Mulyani Setiawan menjelaskan, program ini merupakan program kepemimpinan ilmuwan kelas dunia yang dirancang untuk mendorong peneliti Indonesia mengembangkan potensinya untuk memimpin berbagai riset inovatif, baik di level nasional maupun internasional.

“Kami menyadari bahwa peneliti Indonesia memiliki potensi yang begitu besar,” ujar Dewi saat dihubungi Kanal Media Unpad.

Sebagai media berbasis analisis independen dari beragam peneliti tanah air, The Conversation Indonesia melihat bahwa besarnya potensi tersebut belum mendapatkan dukungan yang memadai.

“Untuk dapat memberikan dukungan yang tepat, kami melakukan studi mendalam untuk memetakan tantangan serta kebutuhan para peneliti, khususnya peneliti muda Indonesia. Program ini dirancang bersama konsultan program Beth MacDonald dan Dr. Mizan Bisri serta menggandeng 2 perusahaan dari Eropa, Fraendi dan RQ Genesis untuk merespons kebutuhan tersebut, khususnya di aspek pengembangan kapasitas kepemimpinan,” paparnya.

Dewi menjelaskan, pemilihan Rizky sebagai peserta didasarkan atas kesesuaian kriteria seleksi yang ditetapkan The Conversation Indonesia. Secara umum, peserta dipilih berdasarkan penilaian terhadap formulir aplikasi yang dikirimkan pendaftar, hasil storymatcher (seleksi tahap pertama), serta performanya dalam grup observasi (seleksi tahap kedua).

Pada tahap seleksi formulir aplikasi, selain persyaratan administratif, pertimbangan utama penilaian dilihat dari rekam jejak publikasi ilmiah, paten atau bukti keunggulan dalam empat tema penelitian: ilmu kelautan, perubahan iklim, medis dan kesehatan, serta ketahanan masyarakat. Rizky lolos seleksi ini berdasarkan keunggulan penelitian di bidang medis dan kesehatan.

“Potensi pendaftar juga dilihat dari trajektori karier, portofolio non-ilmiah, serta beberapa aspek lainnya,” imbuh Dewi.

Sementara tahap storymacther, pihaknya menilai pendaftar berdasarkan posisi tahapan perkembangan vertikal yang menjadi acuan The Conversation Indonesia. “Kami mengutamakan pendaftar yang sudah berada di tahap tertentu untuk kemudian didorong perkembangannya ke tahap selanjutnya,” sambungnya.

Di tahap grup observasi, pendaftar dinilai berdasarkan kemampuan untuk berkolaborasi di tengah kelompok yang beragam, yang ditunjukkan saat sesi grup observasi berlangsung.

Lebih lanjut Dewi mengatakan, melalui program ini, pihaknya menargetkan adanya transformasi atas kemampuan kepemimpinan peserta. Mulai dari kemampuan berpikir sistem dan kompleks, melakukan kolaborasi lintas sektor, menciptakan dan mendorong proyek riset dan inovasi, serta mampu menyampaikan hasil risetnya dengan optimal.

“Science Leadership Collaborative memiliki mimpi besar untuk mendorong lahirnya  ‘lokomotif’ baru dalam ekosistem riset di Indonesia. Kami berharap kemampuan-kemampuan ini dapat menjadi bekal bagi para peserta terpilih untuk menjadi ‘lokomotif tersebut,” pungkasnya.

Rizky merupakan dosen Departemen Ilmu Kedokteran Dasar FK Unpad. Penerima beasiswa “Monbukagakusho MEXT” dari Pemerintah Jepang ini memiliki spesialisasi di bidang metabolisme dan penyakit kardiovaskuler. Gelar doktornya diperoleh dari Graduate School of Medicine, Gunma University, Jepang.

Rizky tercatat pernah menerima penghargaan “Dean’s Award for Excellent Research dari Gunma University serta “Young Investigator Award” dari International Society for Heart Research-Japan Section.*