Sabtu, 20 April 2024
Perguruan Tinggi

Standardisasi Laboratorium Tingkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi

Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Seminar Nasional dan Penyerahan Sertifikat Akreditasi ISO/IEC 17025-2017 yang diadakan di Gedung Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir UII pada Rabu (29/6). Seminar ini diisi oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN), Drs. Kukuh Syaefudin Achmad, M.Sc, Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UII, Dr. Rina Mulyati, S.Psi., M.Si., Psikolog., dan Dekan FMIPA UII, Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si., dalam sambutannya mengatakan acara ini adalah puncak dari proses panjang memperoleh akreditasi yang telah dipersiapkan sejak lama.

Ia menyampaikan bahwa sebagai salah satu layanan masyarakat di bidang edukasi khususnya di perguruan tinggi,  UII ini sadar sepenuhnya bahwa standardisasi adalah kunci untuk kemenangan persaingan di level nasional maupun global. Baik standardisasi input, standardisasi output, maupun standardisasi income. 

“Alhamdulillah dengan menerapkan standardisasi proses, standardisasi pengelolaan perguruan tinggi, UII telah mendapatkan 70% lebih program studi yang telah mendapatkan akreditasi A maupun Unggul, dan beberapa diantaranya juga telah mendapatkan akreditasi internasional. Dan Alhamdulillah, pada hari ini, Laboratorium Kalibrasi di Laboratorium Terpadu UII telah terkualifikasi mendapatkan akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional.” ucapnya

Di akhir sambutan, ia  berharap, “Mudah-mudahan dengan pemerolehan akreditasi yang ada di UII ini, dapat meningkatkan mutu pelayanan yang menunjang proses penelitian dengan memperoleh hasil-hasil yang valid dan terjamin keakuratannya.” ungkapnya. 

Selanjutnya Kukuh Syaefudin Achmad sebagai Kepala BSN sekaligus Ketua Komite Akreditasi Nasional dalam materinya membawakan topik ‘Peran Kalibrasi untuk Penelitian dan Pendidikan di Laboratorium’.

Ia menyampaikan bahwa suatu standar, begitu telah ditetapkan dalam Undang-Undang oleh Pemerintah maka sifat penerapannya adalah suka rela. Akan tetapi, standar yang berkaitan dengan keamanan, kesehatan, keselamatan, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup memiliki sifat penerapannya adalah wajib. Hal ini diwajibkan oleh menteri ataupun kepala Badan Lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatur sesuatu demi kemaslahatan masyarakat. 

Kukuh menambahkan bahwa ketika standardisasi telah ditetapkan maka baik yang sifatnya sukarela maupun sifatnya diwajibkan perlu pembuktian bahwa penerapannya telah sesuai. “Tujuan diadakannya standardisasi ini untuk memberikan kontribusi di dalam perlindungan bangsa Indonesia, baik aspek kesehatan, keselamatan dan lingkungan. Kemudian juga berkontribusi dalam meningkatkan daya saing nasional, baik produk nasional di pasar domestik maupun di pasar internasional (pasar global).” ujarnya.

Sementara itu, Rina Mulyati menjelaskan siklus kegiatan SPM (Sistem Penjaminan Mutu) UII, di antaranya adalah penetapan standar UII, Pelaksanaan Standar UII, Evaluasi atas pelaksanaan standar, kemudian pengendalian dari pelaksanaan standar UII, dan tahap yang terakhir adalah peningkatan standar UII.

Di akhir pemaparannya, Rina menyampaikan bahwa mutu atau kualitas itu adalah tanggung jawab semua orang, bukan tanggung jawab pimpinan ataupun beberapa pihak saja. Namun, tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam suatu unit tersebut.

Di sesi terakhir, Prof. Riyanto yang juga Koordinator Mutu Kualitas Laboratorium Terpadu UII berbangga karena UII meraih peringkat ke-delapan dari ribuan perguruan tinggi di Indonesia yang mendapatkan akreditasi laboratorium kalibrasi

Riyanto melanjutkan bahwa Laboratorium Terpadu UII memiliki visi diantaranya adalah akurasi pengukuran, ketepatan waktu, dan integritas pelayanan. “Tahun kemarin, dalam kondisi Covid-19 UII menerima sampel dari masyarakat luas sebanyak 10.688 sampel  untuk diuji kevalidannya. Suatu kebanggaan bagi kami karena begitu banyaknya sampel yang masuk sebagai bentuk masyarakat memberikan kepercayaan kepada kami terhadap pelayanan Laboratorium Terpadu UII ini”, pungkasnya. (A/ESP)