Jumat, 26 April 2024
Perguruan Tinggi

Vokasi UI Hadirkan Dosen Tamu Beri Kuliah Tentang Peran Integrated Marketing Communication Guna Tingkatkan Pemahaman Mahasiswa

Vokasi UI Hadirkan Dosen Tamu Beri Kuliah Tentang Peran Integrated Marketing Communication Guna Tingkatkan Pemahaman Mahasiswa

Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) merupakan pendidikan tinggi  kejuruan yang menghasilkan lulusan Ahli Madya pada jenjang Diploma 3 (D3) dan Sarjana Terapan pada jenjang Diploma 4 (D4). Lulusan Vokasi UI  diarahkan untuk menguasai kemampuan dalam bidang kerja tertentu sebagai tenaga kerja di industri, lembaga pemerintahan/swasta, atau berwiraswasta.

Guna meningkatkan pemahaman mahasiswa pentingnya strategi komunikasi pemasaran untuk meningkatkan brand awareness, program studi Produksi Media Vokasi UI menginisiasi kuliah dosen tamu bertajuk “Sharing on Strategic Integrated Marketing Communication”. Kuliah tamu tersebut menghadirkan Strategic Director Phantom Indonesia, Nadia Andayani, M.A., sebagai narasumber untuk mengupas tuntas seputar Integrated Marketing Communication (IMC) dengan dipandu oleh dosen program studi Produksi Media Vokasi UI, Margareta Manalu, M.Si., selaku moderator.

Penyampaian pesan oleh sebuah perusahaan atau jenama (brand), seringkali mendapatkan berbagai respon dari masyarakat, baik dalam pemasaran produk komersil, maupun nonkomersil. Melalui strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan sebuah jenama, akan tercipta awareness dari masyarakat pada eksistensi produk dari jenama tersebut.

Nadia membagikan pengalamannya dalam menggunakan strategi IMC di Phantom Indonesia. “Kami menggunakan framework dalam perencanaan IMC melalui enam tahap, yaitu pertama situation analysis; kedua objectives; ketiga strategy; keempat tactics; kelima actions; dan keenam control. Untuk memasarkan suatu produk, keenam tahapan tersebut sebaiknya dilakukan agar penyampaian pesan kepada masyarakat tepat dan sesuai,” ujar Nadia dalam paparannya.

Pada tahap situation analysis, Nadia mengatakan perlu adanya tiga hal yang dianalisis. Pertama analisis makro yang meliputi berbagai faktor yang relevan dan tidak dapat dipengaruhi oleh perusahaan, seperti ekonomi, sosial, tren pasar, dan lainnya. Kemudian hal kedua adalah analisis mikro mencakup faktor yang relevan dan dapat dipengaruhi oleh perusahaan, seperti analisis kompetitor, customer insights, dan sebaginya. “Yang ketiga adalah analisis internal. Misalnya, yang terkait produk, performa saat ini, sumber daya, dan kapabilitas internal. Ketiganya dirangkum dalam bentuk analisis SWOT dan akan menciptakan analisis situasi yang sesuai dengan kebutuhan jenama tersebut,” ujar Nadia lagi.

Lebih lanjut Nadia menjelaskan tahap selanjutnya, yaitu objectives. Pada tahap kedua IMC ini merupakan tahap dimana perusahaan yang akan memasarkan produk harus menetapkan target dan objektivitas sebuah jenama secara bulanan/triwulan/tahunan. “Konsep Objectives and Key Results (OKR) atau Key Performance Indicator (KPI) dapat dilakukan untuk mengukur dan menghasilkan pemasaran yang tepat berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan. Setelahnya, melalui tahap strategy, kita perlu mengonsepkan strategi apa yang sesuai dan cocok dilakukan agar pemasaran produk dapat efektif, seperti message strategy, segmentasi, target, positioning, IMC tools yang digunakan, creative strategy, sampai dengan media strategy yang dilakukan,” kata Nadia.

Pada tahap tactics, eksekusi kreatif, jadwal dan penentuan media yang digunakan, anggaran, serta linimasa proyek harus dilakukan bersama-sama agar tujuan dari pemasaran dapat tercapai dengan baik. Setelah melalui tahap tersebut, actions atau proyek tersebut dapat dijalankan sesuai perencanaan. Pada proses ini, dapat terjadi berbagai macam perubahan yang dinamis. Keterlibatan pihak ketiga juga dapat dilakukan agensi untuk membantu jalannya proyek tersebut. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi yang baik antara agensi dengan perusahaan atau jenama.

“Selain itu, kami juga melakukan kontrol terhadap pemasaran. Kontrol ini meliputi pre-test diantaranya melakukai survei, FGD, wawancara; monitoring terhadap KPI, OKR, web analytics, dan social media listening; serta post-test yang melingkupi user experience review, perubahan sudut pandang target dan lainnya,” ungkap Nadia menambahkan pada Senin (30/05/2022).

Terakhir, Nadia juga menjelaskan tentang pentingnya peran IMC saat ini. “Peran IMC sangat penting dalam pemasaran. Banyaknya informasi dari berbagai media, baik media sosial, media massa, dan lainnya, perlu melalui pendekatan IMC agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Kemudian, dalam setiap kegiatan IMC, perlu ditopang dengan analisis data dan analisis situasi yang kuat agar hasilnya efektif dan objektif. Terakhir, kegiatan IMC harus logis dan konsisten dari awal sampai akhir, serta menjawab permasalahan produk yang dialami oleh perusahaan atau jenama yang ingin dikomunikasikan,” kata Nadia menutup pemaparannya.

Penulis: Humas Vokasi | Editor: Mariana S