Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

Untan dan MMC Dirikan Pusat Layanan Jasa Terpadu Restorasi Mangrove dan Rehabilitasi Pesisir di Bumi Galaherang 

Untan dan MMC Dirikan Pusat Layanan Jasa Terpadu Restorasi Mangrove dan Rehabilitasi Pesisir di Bumi Galaherang 

Rangkaian kegiatan dalam rangka kegiatan matching fund (MF) tahun 2022 dengan program Pusat Layanan Jasa Terpadu Restorasi Mangrove dan Rehabilitasi Pesisir akan berlangsung September-November tahun 2022, memicu semangat luar biasa kawan-kawan Mempawah Manggrove Conservation (MMC) untuk segera melakukan penataan dan memaksimalkan persiapan lokasi kegiatan yang dipusatkan di MMC, Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah.

Sebelum agenda Sosialisasi kegiatan dimulai, Raja Fajar Azansyah, SE, M.AP tak henti-hentinya mengucapkan  “Alhamdulillah, atas Kerjasama dan kerja tim MF UPT Laboratorium Terpadu Untan dan MMC yang berjuang kurang lebih 2-3 bulan untuk mengikuti kompetisi pendanaan kedaireka yang bersifat nasional. Akhirnya proposal tim terkait Pusat Layanan Jasa Terpadu dipilih dari ribuan proposal yang diajukan. Mulai dari persiapan lokasi kegiatan, pengurus hingga anggota laki-laki dan perempuan dari berbagai generasi, oleh karena itu pihak untan melihat keseriusan MMC sebagai tanda kegiatan sudah siap dilaksanakan,” kata salah satu anggota tim MF, Cico John Simamora, SP, M.Si, Sabtu (10/9) pagi.

Kegiatan sosialisasi ini dibuka oleh MC dengan rundown acara yang disusun sedemikian rupa, supaya beberapa point penting kegiatan ini dapat tersampaikan dan memacu semangat kawan-kawan di MMC menjadi tempat kumpulan ahli mangrove untuk bertanya dan memperoleh solusi berbasis pengalaman. Dr. Nelly Wahyuni, S.Si, M.Si dalam sambutannya pada kegiatan sosialisasi yang dihadiri kurang lebih 25 orang perwakilan dari MMC, Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, kegiatan ini merupakan kegiatan bersama untuk menggali potensi local dan memperkuat kapasitas MMC agar dapat menjadi pusat pembelajaran mangrove sehingga memberikan dampak jangka panjang untuk MMC mampu berbicara dalam rangka inovasi di Kalimantan Barat bahkan Indonesia.

Perlu pemahaman dan ilustrasi kepada seluruh pengurus dan anggota MMC mengenai jalan berliku mencari pendanaan dari Kedaireka, dalam rangka mewujudkan Pusat Layanan Jasa Terpadu Restorasi Mangrove dan Rehabilitasi Pesisir yang akan diuji pada tahun 2023, kearah mana pusat ini akan berjalan, kata Raja Fajar Azansyah, SE, M.AP. keterlibatan warga Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir juga didukung oleh beberapa staf dari tata ruang dengan beragam profesi seperti sarjana Teknik sipil, perencanaan wilayah serta arsitek. Bahkan hasil karya dari kolaborasi MMC dan UPT laboratorium terpadu untan berupa Organic Coastal Defence (OCD) dikenalkan dan menarik minat orang untuk menduplikasi agar bibit mangrove yang ditanam survival rate nya meningkat kata ian staf di PUPR pada saat kunjungan ke industry di Kecamatan Sui Kunyit. Jumta (9/9) pagi.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan oleh Jumiati mengenai program-program yang akan dilaksanakan selama 3 bulan ini, ada 5 point inovasi yaitu konstruksi Organic Coastal Defense yang mendukung survival rate bibit mangrove, Bibit mangrove berstandar SNI melalui aplikasi Mikroba Endofit Bakau Unggul, media tanam berbasis limbah sabut kelapa atau biasa disebut cocopot dengan anti mikroba murah (kitosan), madu kelulut terstandar SNI dan yang terakhir Produk olahan mangrove berupa teh diet terstandar dan kue lapis rendah kalori. Produk-produk ini akan menjadi modal sebagai salah satu oleh-oleh lokal unggul dari Pusat Jasa Layanan Terpadu, kata jumiati, yang merupakan dosen yang pernah mengikuti Peat Ranger Training and deployment preparation in Ho Chi Minh City Vietnam terkait pengelolaan keuangan. Setelah materi selesai disampaikan, antusias peserta terkait dengan keingintahuan terkait program-program tersebut, memunculkan beberapa pertanyaan dan pernyataan yang mengarah kepada inovasi-inovasi yang lahir dari kolaborasi berbagai pihak, kata bang Roni staf dari dinas PUPR Kabupaten Mempawah

Harapannya kedepannya MMC nantinya tidak hanya menjadi Pusat Layanan Jasa Terpadu Restorasi Mangrove dan Rehabilitasi Pesisir yang bergantung kepada program yang terbatas. Namun potensi pengurus dan anggota MMC sebagai ahli melalui pengalaman melalui pengamatan dan “penelitian” dilapangan justru menghasilkan solusi yang bisa diterapkan didaerah lain. Kedepannya MMC menjadi pusat kegiatan yang berbasiskan SNI, agar bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh warga Kalimantan, namun juga Indonesia, ucap bang Syawal selaku koordinator pembibitan mangrove di MMC