Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Short Course Implementasi PKKM, Prodi Ekonomi Pembangunan Hadirkan Profesor Yonsei University

Short Course Implementasi PKKM, Prodi Ekonomi Pembangunan Hadirkan Profesor Yonsei University

[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”56246″ img_size=”large” add_caption=”yes” alignment=”center”][vc_column_text]BANDUNG, unpas.ac.id – Program studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan menggelar Short Course “Global Trade Governance” bersama Prof. Chae Wook dari Yonsei University Korea.

Short Course yang dijadwalkan sebanyak 10 pertemuan ini merupakan implementasi hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) untuk meningkatkan pengajaran bertaraf internasional.

Setiap Jumat-Sabtu, terhitung mulai 16 September-15 Oktober 2022, Prof. Chae akan mengisi kursus secara daring dengan pembahasan yang berbeda-beda selama kurang lebih 60 menit.

Short Course ini diikuti pimpinan dan dosen FEB Unpas, dan beberapa dosen tamu dari Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Universitas Ahmad Dahlan, UPN Veteran Yogyakarta, Universitas PGRI, dan Universitas Islam Indonesia.

Online short course “Global Trade Governance”.

Awal 2020 lalu, Prof. Chae mewakili Kyung Hee University juga pernah memberikan studium generale (kuliah umum) tentang global value chain kepada mahasiswa kelas internasional FEB Unpas yang tergabung dalam program e-School.

Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan Prof. Dr. Horas Djulius, SE. mengatakan, Short Course yang diberikan Prof. Chae berbeda dengan kursus lain yang cenderung memberi pengetahuan praktis.

Menurutnya, kursus ini justru menghadirkan perspektif dan aspek-aspek yang lebih konseptual.

“Prof. Chae mengajak kita untuk mengetahui what behind the negotiation, sehingga kita memahami alasan yang ada di masa lalu hingga terjadi pola peregangan seperti sekarang,” katanya.

Pada pertemuan pertama dan kedua, Prof. Chae membahas topik sejarah, fungsi, dan prinsip global trade governance.

Di pertemuan berikutnya, secara berurutan akan dibahas tentang struktur hukum dan organisasi, mekanisme pengambilan keputusan, integrasi ekonomi, dasar hukum RTA, trade creation and trade diversion, efek Spaghetti-Bowl, conflicting and complementary relationship, serta harmonisasi multilateralisme dan regionalisme.

“Karena kursus disampaikan dalam bahasa Inggris, peserta harus sabar untuk menangkap dan memahami isinya. Itu jadi tantangan buat kita, tapi kalau ditekuni pasti banyak benefit yang bisa diperoleh,” tuturnya. (Reta)**



[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]