Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Training of Trainer Musyrif dan Musyrifah Persada UAD

Training of Trainer Musyrif dan Musyrifah Persada UAD

Ustaz Dwi Setiyawan, S.Pd., M.Pd., B.I , narasumber pada acara Training of Trainer Musyrif dan Musyrifah Persada UAD (Foto: Farida)

Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar acara Training of Trainer Musyrif dan Musyrifah Persada UAD pada Kamis, 15 September 2022. Acara bertempat di Ruang Sidang Kampus 1 UAD dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube PERSADA UAD TV. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan bekal bagi pengurus Persada UAD ke depannya dalam membina santri.

Penjelasan tentang kepersadaan, menjadi musyrif dan musyrifah ideal, dan mudah belajar bahasa asing, dikupas tuntas oleh narasumber. Selama kurang lebih empat jam, Ustaz. Dr. Muhammad Samsudin, S.Ag., M.Pd., Ustaz Dwi Setiyawan, S.Pd., M.Pd., B.I. dan Ustaz. H. Thonthowi, S.Ag., M.Hum., membahas masing-masing poin secara komprehensif.

Sebagai contoh, Ustaz Samsudin selaku Wakil Sekretaris Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan detail mengenai menjadi musyrif dan musyrifah yang ideal. Musyrif dapat dijabarkan sebagai kepanjangan menjadi materi dikuasai, ucapan dapat dipercaya, silaturahmi diutamakan, yakin tugas yang dilakukan benar, religius dalam tindakan, intelektualitas membanggakan, dan fisik sehat serta kuat. Seorang musyrif hendaknya banyak membaca, memperbarui pengetahuan, memahami materi pokok, mengikuti perkembangan dan informasi, serta luas wawasan.

“Kalau kita banyak membaca, maka pikiran kita sama seperti Facebook ‘Apa yang Anda pikirkan?’. Oleh karena itu, setiap hari Anda juga harus berpikir apa yang akan disampaikan hari ini. Banyak membaca itu penting, karena bagian dari kita memperluas wawasan. Luas wawasan bermakna kita harus mengetahui perkembangan-perkembangan yang terjadi,” jelas Ustaz Samsudin.

Lebih lanjut, ia menyampaikan seorang musyrif hendaknya ketika berbicara jelas dan dimengerti, tumbuh dari hati, tidak dibuat buat, dan menyenangkan atau menggembirakan. Selain itu, seorang musyrif juga harus memperluas jaringan, memperbanyak pengikut, menjalin persahabatan dengan baik, membawa kabar baik dan memotivasi, juga saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

Antusiasme audiens terhadap kegiatan ini sangat tinggi terlihat dari keaktifan mereka dalam sesi tanya jawab dengan narasumber. Acara kemudian ditutup dengan pembacaan doa. (frd)

uad.ac.id