Dua paper karya Pustakawan UPT Perpustakaan Brawijaya berhasil lolos dalam Call for Paper The Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL) XVIII yang akan diadakan pada tanggal 29-30 November 2022. Negara penyelenggara CONSAL XVIII adalah Kamboja namun karena terakait situasi yang masih endemi COVID-9 maka acara diadakan secara online.
Adapun judul paper karya para pustakawan UB yang lolos adalah The Effectiveness of Library Promotion through Instagram during a Pandemic for Z Generation oleh Ihwan Hariyanto SAP, Dra. Widia Permana, S.Sos., M.ABMaria Desi Swista Dewi, S.Pd., S.Hum dan The Benefits of the Virtual Sharing as the Regular Program in Preparing Youth to Get Ready to Work and Face Global Competition oleh Christinia Minarso, S.Sos, M.Hum dan Dra. Widia Permana, S.Sos., M.AB
Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL) merupakan kongres pustakawan se-Asia Tenggara yang diadakan setiap 3 tahun sekali dan diselenggarakan secara bergilir di masing-masing negara anggota, khususnya negara- negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanma rdan Brunei Darussalam. Dalam setiap kongres yang di adakan di masing-masing negara anggota yang menjadi tuan rumah/panitia adalah Perpustakaan Nasional dan Ikatan/Asosiasi Profesi Pustakawan pada masing-masing negara anggota. Di Indonesia sendiri kegiatan ini ditangani oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI).
CONSAL sebagai ajang pertemuan para pustakawan di Asia Tenggara merupakan sarana yang tepat untuk mengadakan tukar pengalaman dan tukar pikiran dalam mengembangkan pengetahuan tentang perpustakaan dan profesi pustakawan serta mengantisipasi perkembangan dunia perpustakaan dan kepustakawanan di masa depan. Selain bermanfaat bagi perkembangan dunia perpustakaan dan profesi pustakawan, kongres ini dapat mempererat hubungan antara bangsa di kawasan Asian Tenggara.
Tema utama Call fo Paper CONSAL XVIII kali ini adalah menjawab tantangan yang dihadapi oleh perpustakaan dan pustakawan pada era new normal. Termasuk bagaimana peran dan metode yang digunakan oleh perpustakaan, khususnya selama masa pandemi. (IWN/Humas UB).
