pada pagi ini saya dikirimi caption yang luar biasa menggugah nurani setiap insan yang memahami arti kehidupan dan memaknainya. caption di atas adalah suatu perambahan nurani yang menggugah rasa kita sebagai manusia. selama beberapa dekade dan bahkan hingga saat ini, kita begitu bangga dengan apa yang kita imani di bawah payung agama. apapun nama agama kita, sadar ataupun tidak telah menempatkan cangkang primordialisme agama dan memagari rasa kita sebagai manusia. betapa tidak, demi nama agama kita rela menjadikan manusia menjadi obyek yang dapat dipertukarkan dengan harga yang kita sandingkan. Agama telah lama merasa nyaman dengan berbagai embel-embelnya dengan kealpaan massal akan nilai kemanusiaan. Dalam capsion di atas saya mengajak para penikmat literasi yang budiman untuk sekedar masuk ke dalam ruang kesadaran kita. caption ini adalah undangan sekaligus tantangan untuk kita menyingsingkan lengan peradaban kemanusiaan. agama dari namanya dalam term sangsekerta menggarisbawahi kenyataan bahwasannya para penikutnya adalah orang-orang yang tidak sesat, a=tidak gama=sesat. kesesatan kita dalam beragama telah nyata dalam caranya kita mempraktekkan hidup kita. Dalam caption di atas terungkap bahwa kepedulian kita pada topeng yang dipreteli agama tanpa berani membukanya dan menunjukkanya siapa kita tanpa topeng kita.
narasi dari caption ini adalah sebagai berikut: seseorang bertanya kepada seorang gadis: Apakah engkau beragama Hindu, Kristen atau Muslim? orang yang ditanyakan itu menjawab: saya lapar.
Para sahabat yang budiman, refleksi kita pada akhirnya harus berbenturan dengan keasyikan kita menjadikan agama di atas segala-galanya dan menutup mata terhadap apa yang terjadi di sekitar kita saat ini di tempat ini. Agama kemanusiaan yang dipertontonkan melalui caption di atas adalah undangan akbar supaya Allah yang kita sembah dalam peribadatan agama menjadikan kita akrab dengan semua manusia tanpa terkapling oleh identitas kita. Mari jadikan agama kemansiaan beruratakar dalam bilik sanubari kita kaum beragama.
Kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada kepala SMAN 3 BORONG yang berani memuka tubir manusia beragama dengan ajakan yang menyayat hati melalui capton di atas. rasa kemanusiaan kita sudah terkikis ketika topeng identitas kita terlalu melampaui harapan palsu. kengganan meniti terjal kemanusiaan karena tersandera topeng agama adalah awal kegagalan kita dalam menjadikan sesama kita sebagaimana kita sendiri. apa yang ingin orang lain lakukan untukmu, lakukan hal yang sama kepada orang lain.
GRAND FINAL LOMBA KUIS KITAB SUCI TINGKAT SMAN 3 BORONG
semua hal yang terjadi pada hari ini adalah salah satu dari sekian usaha kami di lembaga ini untuk menggetarkan nadi spiritual anak-anak dan dengannya dapat menjadi terang dalam hidup mereka setiap hari. bravo SMAN 3 BORONG dan harapan besar dari pimpinan lembaga untuk terus mengupayakan hal-hal seperti ini sehingga terus membekas dalam kehidupan peserta didik
pada hari ini 22 September 2022, dalam laga final perlombaan akademik kuis Kitab Suci, dipertemukan 3 grup perwakilan dari kelas X dan kelas Xiii. kelas XB bertarung dalam laga cerdas cermat dengan kakak-kakak seniornya. bervariasinya pertanyaan dalam sesi wajib dan rebutan membuat terpukau semua hadirin yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Dalam ketangkasan merenung berbagai persoalan spiritual seperti ini terungkap daya upaya untuk mengetahui ajaran yang benar dari apa yang selama ini menjadi pertanyaan yang mungkin agak sulit terpecahkan. Ketua Panitia Ibu Yuliana Sinarni dalam epilog rangkaian acara menyampaikan bahwa siapapun yang menduduki tingkat teratas hari ini adalah bonus. kelas XIIIBB berhasil menjadi juara pertama dan diikuti kelas XIIiis dan kelas X. proficiat dan teruslah bertumbuh dalam iman, harap dan kasih.
