Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Prodi Bahasa Prancis FBS Unimed Gelar Pembelajaran Lintas Budaya Indonesia – Prancis

Prodi Bahasa Prancis FBS Unimed Gelar Pembelajaran Lintas Budaya Indonesia – Prancis

Program Studi Bahasa Perancis FBS Unimed mengadakan kegiatan pembelajaran lintas budaya Indonesia – Prancis dengan cara menyenangkan pada 23/09 yang berlangsung secara daring. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Univeristas Negeri Semarang yaitu Sri Handayani, S. Pd., M. Pd (Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Prancis Universitas Negeri Semarang) dan turut hadir dalam kegiatan Wakil Dekan I Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum., Wakil Dekan II Dr. Masitowarni, M.Ed., Wakil Dekan III Dr. Marice, M.Hum., Kajur, Sekjur, dan Kaprodi Jurusan Bahasa Perancis.

Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. dalam kata Sambutannya saat membuka kegiatan menyampaikan kami selalu mengsuport dan mengapresiasi apa yang telah di gagas oleh ketua forum dan para dosen di jurusan Bahasa asing ini. Forum kali ini akan membahas pembelajaran bahasa asing berbasis pemahaman lintas budaya yang merupakan tren pengajaran bahasa asing dengan mengedepankan pengembangan kemampuan berbahasa secara komunikatif. Pemahaman lintas budaya menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa karena merupakan jembatan antara budaya dari pembelajar bahasa dengan budaya target dari bahasa yang dipelajari. Hal ini tentunya memberikan tantangan kepada para pengajar bahasa asing, terutama pengajar bahasa Perancis, untuk dapat merancang dan mengaplikasikan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dalam kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sri Handayani, S. Pd., M. Pd dalam materinya menjelaskan mengapa lintas budaya itu penting, karena untuk pembelajaran Bahasa asing itu akan menjadi sangat penting karena akan adanya dampak jika kita mau berbicara kepada mereka tetapi kita tidak tahu budaya mereka seperti apa. Misalnya kita berkenalan dengan orang asing hindari menanyakan beberapa hal yang memang di anggap kurang etis bagi budaya mereka. Langkah-langkah pembelajaran melalui “kata” yaitu kontekstualkan berikan konteks nyata melalui penggunaan dokumen otentik, amati yaitu mengamati kemunculan budaya asli penutur dan budaya asing, tandai dan terima yaitu menandai budaya asing yang sama dan beda dengan budaya asli, menerima bahwa itu identitas budaya suatu negara, asimilasikan yaitu menemukan kemungkinan adanya asimilasi dua budaya sehingga menghasilkan produk budaya baru. Dan langkanh yang dilakukan secara bersama atau cooperative learning.(Humas Unimed/dv)