Sabtu, 20 April 2024
Perguruan Tinggi

FIK UI Ciptakan Aplikasi “Menu Stop TB” Guna Kendalikan Penyebaran TBC dan Beri Pelatihan Penggunaannya di NTT

Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban Tuberkulosis (sering disebut dengan TBC atau TB) di dunia, dengan perkiraan jumlah penderitanya mencapai 845.000 orang dan angka kematian setara dengan 11 kematian/jam ( berdasarkan WHO Global TB Report tahun 2020). Hal ini tentu membawa dampak cukup serius bagi penderita TBC,  juga keluarga dan orang di sekitarnya.

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis, penularannya dapat melalui percikan ludah atau dahak yang dikeluarkan ketika penderita TBC batuk atau bersin. Sampai saat ini, TBC masih membutuhkan penanganan serius yang perlu dilakukan bersama guna mengendalikan penyebarannya.

Perawat memiliki peran preventif, kuratif, dan promotif dalam menangani kasus TBC. Untuk penanganannya, perlu dideteksi sejak dini agar bisa segera dilakukan secara akurat. Perawat juga dapat menjadi edukator guna meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat, sehingga mereka mampu meningkatkan derajat kesehatannya.

Terpicu dari latar belakang tersebut, mahasiswa Spesialis Keperawatan Komunitas Fakutas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI), Syamikar Baridwan Syamsir, menciptakan Aplikasi Web “Menu STOP TB”. Aplikasi ini dikembangkan sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran TBC di masyarakat melalui upaya pendidikan kesehatan berbasis teknologi, penemuan kasus TBC, pengobatan TBC secara tepat dan cepat, serta mempertahankan pengobatan sampai sembuh.

Fitur yang ada di dalamnya antara lain adalah Edukasi Kesehatan TB, Menu Screening TB, dan Hot Line Konsultasi TB. Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi inovasi yang membantu peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia.

Aplikasi ini mulai diperkenalkan dan disosialisasikan kepada masyarakat melalui kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas), seperti yang dilakukan oleh Tim Pengmas Departemen Keperawatan Komunitas FIK UI diketuai oleh Agus Setiawan, S.Kp., M.N., D.N (Dekan FIK UI), yang melibatkan beberapa mahasiswa spesialis komunitas dan magister keperawatan, pada pengmas berjudul “Peningkatan Kapasitas Kader melalui Pemanfaatan Teknologi Digital “Aplikasi Menu STOP TB” dalam Meningkatkan Penemuan Kasus Tuberkulosis di Puskesmas Pacar, Kab. Manggarai Barat, NTT”.

Kegiatan yang dilaksanakan pada pertengahan bulan lalu di Aula Puskesmas Pacar bertujuan untuk meningkatkan literasi teknologi dan melatih para kader untuk bisa melakukan pencegahan TBC dengan memanfaatkan teknologi. Selain itu, ada sesi curah pendapat untuk mendengarkan tantangan yang dihadapi oleh kader kesehatan dan tokoh masyarakat terhadap pelaksanaan program TBC di komunitas; edukasi mengenai konsep dasar TB serta pencegahan dan pengobatannya, stigma dan diskriminasi yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program TB di komunitas; serta pentingnya investigasi kontak pada kasus TB.

Selanjutnya, Tim Pengabdi FIK UI juga mendemonstrasikan penggunaan Aplikasi Web TB berbasis web “Menu STOP TB” untuk membantu dan memudahkan kader dan tokoh masyarakat dalam mengidentifikasi masyarakat terduga TBC. Pemanfaatan teknologi dalam mencegah TB sangat dibutuhkan di era saat ini.

Desa Pacar dipilih sebagai tempat pengabdian karena Puskesmas Pacar merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Manggarai Barat yang sudah memiliki alat pemeriksaan tes cepat molekuler (tcm) yang dijadikan standar pemeriksaan diagnostic TBC.

Kegiatan ini melibatkan 30 peserta dari berbagai elemen atau tokoh kunci yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pacar, yakni kader kesehatan, tim penggerak PKK, kepala desa, dan tokoh masyarakat. “Para peserta kegiatan pengmas sangat antusias mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh FIK UI. Harapannya, kegiatan ini tidak berakhir sampai disini tetapi akan terus berlanjut dan sinergitas antara FIK UI dan Kabupaten Manggarai Barat tetap terjaga. Edukasi dan pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader dan tokoh masyarakat secara kognitif dan psikomotor untuk mengoptimalisasi pencegahan penularan TBC dan juga meningkatkan angka penemuan kasus  di Desa Pacar,” ujar Agus Setiawan.