Jumat, 26 April 2024
Perguruan Tinggi

Pakar Unpad: Ekonomi Berkelanjutan Antisipasi Dampak Pertumbuhan Ekonomi

Pakar Unpad: Ekonomi Berkelanjutan Antisipasi Dampak Pertumbuhan Ekonomi

[Kanal Media Unpad] Dosen Departemen Manajemen dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran Dr. Sulaeman Rahman Nidar, MBA, mengatakan, model pembangunan ekonomi berkelanjutan menjadi solusi untuk mengantisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan akibat pertumbuhan ekonomi.

“Model pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah suatu model pembangunan yang tidak hanya mengejar pada pertumbuhan,” kata Sulaeman saat menjadi pembicara pada “Lecture Session : Perkembangan Praktik Keuangan Berkelanjutan di Indonesia dan Peran Nasabah” yang digelar FEB Unpad secara hybrid, Selasa (27/9/2022).

Sulaeman memaparkan, ada tiga dampak yang menghantui di balik pertumbuhan ekonomi. Dampak pertama adalah berkaitan dengan penurunan kualitas lingkungan hidup. Maraknya bencana alam secara global salah satunya diakibatkan aktivitas industri dan perekonomian yang masif.

Dampak kedua berkaitan dengan tingkat kesenjangan sosial yang makin lebar. Hal ini disebabkan, pemerataan ekonomi akan sulit berdampingan dengan pertumbuhan ekonomi.

“Kalau kita mengejar pemerataan ekonomi, biasanya pertumbuhan kecil. Dan ini tidak baik bagi suatu negara,” terangnya.

Dampak ketiga berkaitan dengan perubahan iklim dengan segala implikasinya. Salah satu contohnya adalah pembukaan area hutan untuk dijadikan kawasan permukiman atau bisnis yang akan berpengaruh pada perubahan iklim di suatu wilayah.

“Ini mungkin saja bisa jadi dampak dari pertumbuhan yang inginnya naik tetapi tidak memperhatikan lingkungan,” kata Sulaeman.

Untuk itu, model pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah model pertumbuhan yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan hidup dan keadilan sosial. “Jadi pertumbuhan ekonomi itu jangan sampai memperlebar (kesenjangan sosial), tetapi seperti Sila Kelima Pancasila, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” imbuhnya.

Salah satu aktivitas dari pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah keuangan berkelanjutan. Sulaeman mengatakan, pada intinya prinsip keuangan berkelanjutan adalah “3P”, atau mencakup profit (keuntungan ekonomi), people (orang), dan planet (lingkungan hidup).

“Ini yang menjadi standar yang harus dimiliki oleh lembaga jasa keuangan,” ujarnya. Kuliah umum ini juga menghadirkan dua narasumber lain, yaitu: Ekonom Bank Indonesia Vidi Adyatama Nugraha dan Sustainable Program Lead WWF Indonesia/Focal Point, Sekretariat Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) Rizkiasari Yudawinata dengan moderator Dosen FEB Unpad Fitri Hastuti, M.Si., PhD.*