Jumat, 19 April 2024
Perguruan Tinggi

Mahasiswa PSDKU Teliti Perbaikan Kualitas Air Limbah Budi Daya Udang Melalui Bioremediasi

Mahasiswa PSDKU Teliti Perbaikan Kualitas Air Limbah Budi Daya Udang Melalui Bioremediasi

[Kanal Media Unpad] Tim mahasiswa Program Studi Perikanan PSDKU Universitas Padjadjaran di Pangandaran, Annisa Maysabila dan Rika Heryanti melakukan upaya perbaikan kualitas air limbah budi daya udang melalui proses bioremediasi, yaitu proses biologis yang memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurai limbah pada kolam budidaya menjadi senyawa non-toksik.

Para mahasiswa tersebut dibimbing oleh dosen FPIK Unpad Prof. Dr. Ir. Zahidah, M.S., dan Rega Permana, S.Kel., M.S.

Kabupaten Pangandaran yang terletak di pesisir selatan Jawa Barat memiliki potensi pengembangan perikanan yang tinggi termasuk dalam pengembangan tambak untuk budi daya udang, sehingga pengelolaan manajemen lingkungan yang baik sangat dibutuhkan untuk meminimalisir terjadinya pencemaran ke badan perairan.

Hasil penelitian mereka menunjukan bahwa penggunaan teknik bioremediasi ini mampu menurunkan beban pencemar pada air limbah budi daya udang, yaitu: Biochemical Oxygen Demand (BOD) hingga 37.73% dan amonia hingga 100%. 

Hasil penelitian ini berhasil dipresentasikan oleh tim di “The 5th International Conference of Fisheries and Marine Science” yang diselenggarakan secara online oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu (28/9/2022).

“Penelitian ini merupakan hasil integrasi pembelajaran Project Based Learning (PBL) yang menghubungkan konsep dan teori yang dipelajari di kelas serta praktikum pada mata kuliah teknologi pengolahan air limbah yang ditawarkan di program studi Perikanan PSDKU. Model pembelajaran PBL dengan output seperti ini akan mendorong mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuannya secara aktual dan menambah soft skills mereka dalam melakukan presentasi,” kata Rega dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad.

Permasalahan pencemaran merupakan salah satu isu yang menjadi fokus dalam pengelolaan lingkungan dan termasuk dalam irisan beberapa kategori dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Degradasi lingkungan akibat pencemaran lingkungan dapat menyebabkan berbagai dampak negatif di setiap level organisasi kehidupan mulai dari tingkat spesies hingga ekosistem.

Salah satu aktivitas di sektor perikanan yang berpotensi memberikan beban pencemar yang cukup tinggi pada lingkungan perairan adalah budidaya perikanan atau akuakultur. Akuakultur merupakan pemasok makanan dengan pertumbuhan tercepat, menyediakan hampir 50% ikan, udang, dan kerang yang dibutuhkan untuk konsumsi manusia dan dalam tahun 2030. Akuakultur juga diproyeksikan akan meningkat menjadi 62% dengan jumlah produksi lebih dari 100 juta ton/tahun.

Salah satu sistem akuakultur yang banyak digunakan terutama untuk membudidayakan udang adalah sistem akuakultur semi intensif. Namun, permasalahan budidaya udang dengan sistem semi intensif adalah sisa pakan, bahan organik, dan senyawa toksik menjadi cepat terkumpul.

Dengan demikian, karena tingginya bahan organik, padatan tersuspensi, karbon, nitrogen, dan fosfor yang berasal dari sisa pakan atau sisa metabolisme udang, budi daya dengan sistem semi intensif memiliki potensi yang besar dalam menurunkan kualitas air kolam. (rilis)*