Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Problem Kebangsaan, Pancasila Tak Hadir di Ruang Publik

Problem Kebangsaan, Pancasila  Tak Hadir di Ruang Publik

Saat ini Pancasila hanya hadir sebatas menjadi slogan atau jargon. Tapi nilai-nilai fundamental dari Pancasila, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Kebersamaan dan persatuan, Permusyawaratan yang penuh hikmah serta Keadilan, Pancasila nyaris tak hadir di ranah publik dapat menjadi problem kebangsaan. Pernyataan ini disampaikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) , Dr. Ma’mun Murod, M.Si., saat memberikan Kuliah Umum bertajuk ‘Dinamika Politik Nasional Menjelang Pemilu 2024’, di FISIPOL Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT), (30/09/22).

Dalam acara yang dihadiri Dekan FISIPOL Muhammad Ali dan jajarannya serta beberapa dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi FISIPOL UMMAT, Ma’mun lebih lanjut menegaskan, “Tak usah berkeinginan menghadirkan Negara Islam di Indonesia. Kubur dalam-dalam cita-cita tersebut. Pancasila itu sudah sangat islami, sangat agamis. Pancasila itu moderat (tawasuth). Problemnya hanya satu, karena Pancasila tak serius dihadirkan dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara oleh para elit politik kita.”

Ma’mun yang juga menjabat sebagai Sekretaris Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial (DPP HIPIIS) menambahkan bahwa jika Indonesia hendak maju, damai dan sejahtera, tak ada pilihan kecuali menghadirkan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh. Pancasila sudah cukup untuk menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia.

Lebih jauh Ma’mun menyatakan: “Elit kita lebih nyaman dan suka dengan menghadirkan “ideologi ekstrem” (radikal) daripada Pancasila. Politiknya liberal dan ekonominya kapitalistik. Inikan bertentangan dengan Pancasila. Melanggar dan mengkhianati Pancasila”, tegas Ma’mun yang juga menjabat sebagai salah satu Ketua PP Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Foto bersama jajaran pimpinan dan peserta kuliah umum

Selain memberikan Kuliah Umum, Ma’mun yang menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PP. Muhammadiyah juga bersilaturrahim dengan Ketua PW Muhammadiyah NTB Dr. Falahuddin, Wakil Rektor I UMMAT Dr. Syafril , Dekan FISIPOL UMMAT Dr. Muhammad Ali, Dekan Fakultas Pertanian Budi Wiryono, dan beberapa perwakilan Organisasi Otonom tingkat Wilayah.

Silaturrahim tersebut diagendakan untuk berdiskusi santai tentang politik kebangsaan, Pemilu 2024, soal Muhammadiyah, termasuk soal Muktamar Muhammadiyah yang insya Allah akan berlangsung tanggal 18-20 November 2022 di Surakarta (MMA/KSU)