Jumat, 29 Maret 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Workshop Anti Perundungan dan P5 : Upaya Sekolah Proteksi Siswa dan Guru dari Bullying dan Penanaman Karakter Pancasila

Foto bersama para peserta dengan pemateri Roni Giandono di Aula Technopark (30/09/2022)

Jakarta, smkperguruancikini.sch.id SMK 1 Perguruan “Cikini” melaksanakan Workshop Penyusunan Program Anti Perundungan dan Workshop Aktualisasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada Jumat-Sabtu, 30 September – 1 Oktober 2022. Acara yang merupakan rangakaian program kegiatan non fisik SMK Pusat Keungguan ini berlokasi di Aula Technopark SMK 1 Peguruan “Cikini”. Pada hari pertama diisi oleh seorang pemateri bernama Roni Giandono penyuluh madya Komnasham RI, dan hari kedua diisi oleh Tri Handito salah satu guru PPKn di SMK 1 Perguruan “Cikini”.

Pada hari pertama acara dibuka oleh pembawa acara Rizqiyati guru Bahasa Indonesia, dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala SMK 1 Perguruan ”Cikini” Rifat. M.Pd, dalam sambutan pihaknya memaparkan pentingnya upaya proteksi kepada siswa terhadap praktik-praktik bullying di sekolah.

Selanjutnya acara materi inti dimoderatori oleh Tri Handito, yang kemudian dilanjutkan dengan sebuah paparan materi oleh Roni Giandono. Beberapa topik yang disampaikan diantaranya adalah, konsep dasar HAM, kewajiban negara dalam pendidikan, contoh-contoh praktik pelanggaran HAM, relasi Pancasila, konstitusi dan HAM, dan penerapan sekolah ramah HAM.

Sugeng Ependi selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum mengatakan bahwa workshop program anti perundungan ini adalah salah satu program yang diupayakan sekolah dalam bentuk sosialisasi dan himbauan-himbauan pada spanduk dilingkungan sekolah dan tentunya juga sosialisasi oleh para guru pada proses pembelajaran.

Pada hari kedua sebuah pemaparan materi Aktualisasi Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) oleh Tri Handito, pihaknya menyampaikan beberapa topik materi P5 diantaranya, aspek-aspek implementasi profil pelajar Pancasila, teori radiasi budaya, urgensi penerapan karakter profil pelajar Pancasila, dan strategi pelaksanaan pendidikan karakter.

“Dalam praktiknya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) guru menerapkan dikelas dikaitkan dengan topik pembelajaran yang kemudian didukung dengan adanya penguatan P5 dalam bentuk proyek,  kemudian proyek itu dilaksanakan oleh setiap siswa baik individu maupun kelompok. Proyek tersebut didampingi oleh guru mata pelajaran umum seperti guru PAI, PPKn, Informatika dan yang lainnya”, Sugeng Ependi menuturkan.

Dalam kurikulum merdeka ada tiga target proyek yang harus direalisasikan dalam satu tahun kalender akademik. Proyek yang dibuat bisa dalam bentuk produk ataupun dalam bentuk kegiatan, seperti kegiatan kebersihan, pengolahan limbah sampah, dan kegiatan lainnya.

Sugeng Ependi berharap program ini dapat meminimalisir praktik-praktik perundungan (bullying) yang kerap terjadi pada siswa, yang tentunya ini adalah salah satu praktik pelanggaran HAM. Kedua, dia berharap siswa bisa mengamalkan sila-sila pada Pancasila, yang kemudian ketika  siswa lulus dan terjun kemasyarakat mereka dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Penulis : Asghor