Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

FPIK UB Gelar Seminar Internasional ICoFMR (Integrated Fisheries Management and Technology to Achieve Blue Economy)

FPIK UB Gelar Seminar Internasional ICoFMR (Integrated Fisheries Management and Technology to Achieve Blue Economy)

Kegiatan seminar internasional Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya yang diselenggarakan setiap tahun pada Rabu (05/10/2022) merupakan tahun ketiga dengan mengangkat permasalahan lingkungan yang berkembang di dunia saat ini yaitu polusi yang berasal dari bahan kimia dan sampah. Eksploitasi sumber daya perikanan yang berlebihan akan menyebabkan overfishing, akan tetapi di sektor lain yaitu budidaya perikanan mempunyai potensi besar untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mata pencaharian. Namun, hal tersebut dapat menimbulkan konsekuensi mengkhawatirkan bagi lingkungan, termasuk pencemaran kimia dan biologi, wabah penyakit, pakan yang tidak berkelanjutan, dan persaingan untuk ruang pesisir. Untuk mencegah konsekuensi bencana dari laut kita, diperlukan tindakan komprehensif untuk mencapai blue economy.

Jeny Ernawati Tambunan, S.PI., M.Si. selaku Ketua Pelaksana menyampaikan bahwa ICoFMR pada tahun ke-3 mengangkat tema “Integrated Fisheries Management and Technology to Achieve Blue Economy” yang dilaksanakan 05 – 06 Oktober 2022. Konferensi ini dikhususkan untuk penelitian, teori, dan perspektif terhadap ilmu serta teknologi yang berkaitan dengan ilmu perikanan dan kelautan. Panitia penyelenggara bekerja sama dengan dewan ilmiah nasional dan internasional, untuk merangsang kemajuan IPTEK dibidang perikanan dan kelautan untuk mencapai blue economy.

Dalam sambutan Dekan FPIK UB, Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si menyampaikan bahwa ICoFMR merupakan wadah berkumpulnya akademisi dan praktisi perikanan untuk berbagi kegiatan dan kajiannya di bidang Perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap, Bioteknologi Perikanan, Ilmu Kelautan, serta Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Konferensi online ini diadakan untuk menciptakan ruang bagi hasil karya ilmiah terkini di bidang penelitian perikanan dan kelautan untuk mendukung tujuan blue economy.

Bank Dunia mendefinisikan blue economy sebagai “pemanfaatan sumber daya laut yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan mata pencaharian sekaligus pelestarian ekosistem laut”. Ini mencakup banyak kegiatan seperti perikanan, energi terbarukan, industri makanan laut yang berkelanjutan, pariwisata, transportasi laut, pengelolaan limbah, dan mitigasi perubahan iklim. Dengan menggandeng pakar dari seluruh dunia, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ingin menggali potensi pengelolaan dan teknologi sumber daya perairan dan produk sampingan untuk masa depan yang lebih baik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pembukaan ICoFMR 2022 menyampaikan bahwa sektor kelautan mempunyai peran penting untuk upaya pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ketahanan pangan, namun manfaat yang disediakan laut semakin rusak salah satunya emisi CO2 yang menyebabkan pengasaman, deoksigenisasi yang mengancam ekosistem laut serta manusia yang terkait. Penangkapan ikan yang berlebihan dan polutan berbasis lahan berdampak buruk terhadap habitat dan masyarakat pesisir. Perubahan ini mempunyai dampak jangka panjang yang memerlukan peningkatan perlindungan laut dan investasi dalam ilmu dan teknologi kelautan, dukungan untuk komunitas nelayan skala kecil serta pengelolaan laut yang berkelanjutan. Presiden Joko Widodo telah menegaskan kembali komitmen usia untuk melestarikan hingga 32,5 juta hektar wilayah laut nasional pada tahun 2030. Saat ini Indonesia memiliki 28,4 Ha wilayah laut yang dilindungi (Marine Protected Area).

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya pada kegiatan seminar internasional ICoFMR

 

“Bersama ini saya menyampaikan selamat pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya yang telah mengadakan International Coference of Fisheries and Marine Research. Dan saya berharap agar semua berkolaborasi dan kompak untuk bekerja untuk membuat yang terbaik untuk negeri kita yang tercinta dan hasil koferensi dapat diimplementasikan”, imbuhnya.

ICoFMR 2022 mengundang empat keynote speakers yang mendukung tema seminar, antara lain: 1) Dr. Marc Verdegem dari Aquaculture Wageningen University, The Netherland, 2) Prof. DAM De Silva dari Fishery Agribusiness Sabaragamuwa University Galle District Southern Province, Sri Lanka, 3) Prof. Rajeev Bhat dari Fishery Product Technology Estonian University of Life Sciences, Estonia dan 4) Prof. Matsuishi Takashi Fritz dari Faculty of Fisheries Sciences Hokkaido University, Japan.

Kiri: Dr. Marc Verdegem, Tengah: Dr. Dewa Gede Raka Wiadnya, Kanan: Prof. DAM De Silva
Kiri: Dr. Marc Verdegem, Tengah: Dr. Dewa Gede Raka Wiadnya, Kanan: Prof. DAM De Silva pada sesi diskusi kegiatan seminar internasional ICoFMR