Sabtu, 20 April 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

KEEP SECRET

KEEP SECRET

Seperti biasa, Dinda dibangunkan oleh suara bising yang memasuki rungunya. Matanya mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina. Gadis itu menghela napas saat menyadari suara bising tersebut berasal dari sekitarnya. Lantas ia bangkit dari kasurnya, berjalan keluar dari kamar seraya mengusap pelan mata kirinya. Bergerak menuju kamar mandi guna membersihkan diri.

 

Dinda berjalan menuju ruang makan di mana bapak dan ibunya tengah beradu argumen, suasananya panas namun Dinda hanya berdecak pelan, sudah terlampau biasa dengan pemandangan itu. Ia dalam diam menyiapkan bekal untuk dimakan di sekolah nanti, hanya dua lembar roti tawar tidak lupa mengolesi selai kacang yang hampir habis di atasnya.

 

”Bu, Pak, Dinda berangkat sekolah dulu.” Ucap Dinda yang tak dihiraukan oleh kedua orang tuanya. Mereka masih asik dengan argumen masing-masing, saling memaki tanpa ada yang mau mengalah.

 

Tidak ingin berlama-lama di dalam rumah Dinda bergegas menuju ke sekolah. Jarak rumah dan sekolahnya hanya sekitar 200 meter, Dinda dengan santainya berjalan kaki seraya menikmati udara pagi yang masih terasa cukup sejuk walau sudah tercampur dengan polusi yang disebabkan oleh knalpot motor milik orang-orang yang sejak tadi berlalu lalang.

 

Beberapa menit setelahnya ia sampai di sekolah. Dinda menoleh terkejut saat telinganya mendengar percakapan dari arah pos satpam.

 

”Iya katanya udah 4 hari juga gak pulang ke rumah.”

 

”Siapa yang sudah 4 hari tidak pulang ke rumah?” Batin Dinda bertanya penasaran.

 

Semakin berjalan masuk Dinda semakin banyak mendengar orang-orang membicarakan tentang seseorang yang sudah 4 hari menghilang yang membuatnya dilanda kebingungan, siapa orang yang dimaksud?

 

Saat menaiki tangga Dinda tak sengaja kembali mendengar percakapan antara dua orang di depannya, topiknya masih sama, seseorang telah menghilang 4 hari lamanya dan dari percakapan itu Dinda semakin dibuat penasaran dengan apa yang sebenarnya telah terjadi.

”Aneh gak sih, masa ada orang yang hilang gitu aja secara tiba-tiba? Udah 4 hari lagi, emang pihak sekolah gak ada yang nyadar apa ya?”

 

Dinda memasuki kelas di mana seluruh teman sekelasnya saling membentuk kelompok, menggosipkan hal yang sepertinya memang sedang hangat-hangatnya. Ia duduk di bangkunya, tak lama dua orang laki-laki masuk dan berdiri di depan kelasnya. Dinda mengenal dua orang itu, mereka adalah Ketua dan Wakil Ketua OSIS.

 

“Tolong perhatiannya!” Ucap salah satu dari mereka, sang Wakil Ketua OSIS.

 

Seluruh teman sekelas Dinda seketika diam, memusatkan atensi pada dua orang lelaki di depan.

 

”Saya yakin sebagian besar dari kalian sudah mendengar kabar yang beredar. Penjaga sekolah kita, Pak Slamet dinyatakan hilang sudah 4 hari lamanya, gak ada yang tahu kemana beliau.”

 

Dinda terdiam seketika, tubuhnya terasa membeku. Otaknya mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar.

“Pak Slamet?” Ucap batinnya terkejut karena mendengar satu nama yang sangat familier di telinganya.

 

”Jadi kami di sini ingin memberitahu, kalau di antara kalian melihat Pak Slamet tolong segera hubungi pihak sekolah. Baik itu saja yang dapat kami sampaikan, semoga kalian semua mengerti dan dapat membantu pencarian Pak Slamet.” Ketua OSIS menutup ucapannya dengan anggukan pelan. Lalu ia dan rekannya berlalu keluar dari kelas Dinda. Seketika suasana kelas kembali ricuh.

 

”Aku kaget banget loh pas denger Pak Slamet hilang secara tiba-tiba, pantesan beberapa hari ini gak keliatan. Kasian ya keluarganya.”

 

Dinda merasa bulu kuduknya berdiri seketika, bukan, bukan karena ucapan yang baru saja ia dengar tapi karena ingatan yang secara tiba-tiba menyeruak. Ingatan 2 hari lalu di mana dirinya baru saja berbincang dengan seseorang saat tengah menunggu jam pulang sekolah. Obrolan yang santai dan menyenangkan dengan sosok yang di kabarkan hilang sudah 4 hari lamanya.

 

Tunggu jika Pak Slamet dikabarkan menghilang sudah sejak 4 hari yang lalu, lantas siapa sosok yang 2 hari lalu mengobrol dengannya?