Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Tim DM Kembangan Perangkat Pembelajaran Konservasi Sekolah Pesisir

Tim DM Kembangan Perangkat Pembelajaran Konservasi Sekolah Pesisir
Pelatihan pengoperasian portabel server kepada kelompok konservasi CMC

Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (DM UB) mengembangkan perangkat edukatif untuk pembelajaran konservasi, berbasis konten lokal bagi sekolah alam yang ada di pesisir Kabupaten Malang, yaitu Bajulmati Sea Turtle Conservation (BSTC) di pesisir Gajahrejo, Kecamatan Gedangan dan Clungup Mangrove Conservation (CMC) yang berada di pesisir Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Perangkat edukatif tersebut dikembangkan karena pada dua sekolah alam tersebut saat ini tidak tersedia media pembelajaran dan modul sehingga banyak materi yang tidak tersampaikan.

Pada saat ini, kegiatan pembelajaran konservasi dan potensi pesisir disampaikan secara insidental melalui tatap muka/diskusi langsung.

“Perangkat ini cukup fleksibel karena ukurannya yang kecil, tidak memerlukan akses internet, dan berisi materi audio visual yang menarik sehingga memudahkan pengelola dalam memberikan materi,”kata Achmad Basuki, Ph.D selaku ketua tim.

Perangkat ini merupakan konfigurasi dari Moodle server dengan Raspberry Pi 4, yang di dalamnya berisi konten-konten edukasi konservasi bertema penyu di BSTC, serta mangrove dan ekowisata di CMC. Selain itu, terdapat pula materi tentang konservasi dan pencemaran laut dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Perangkat edukatif tersebut dilengkapi dengan tour virtual melalui visualisasi cam 360 pada BSTC dan CMC, sehingga menjadikan tampilan menjadi lebih atraktif.

“Modul telah terupload dalam server Moodle Box juga dapat diakses secara terbuka oleh siapapun melalui laman yang disediakan, sehingga dapat memperkenalkan kegiatan konservasi di pesisir Malang ke tempat-tempat lain di Indonesia, terutama pulau-pulau kecil yang jauh dari jangkauan internet,”kata Achmad Basuki.

Di sisi lain, perangkat ini dapat melengkapi paket ekowisata yang telah ada pada CMC dan BSTC, sehingga pengunjung tidak hanya datang dan menikmati panorama, tetapi juga mendapatkan edukasi mengenai kekayaan hayati dan aktivitas konservasi yang berada pada lokasi tersebut.

Pemilihan lokasi Dokter Mengabdi BSTC dab CMC didasarkan pada kedekatan dengan area dengan keberadaan potensi habitat penting (mangrove, terumbu karang, area peneluran penyu dan lokasi pemijahan ikan komersial), yang dapat didayagunakan lebih lanjut menjadi kawasan lindung sekaligus sumber ekonomi biru bagi masyarakat.

“Kawasan-kawasan ini telah dikelola oleh kelompok masyarakat, dengan berbagai aktivitas pendukung kegiatan konservasi termasuk keberadaan sekolah alam sebagai sarana edukasi konservasi kepada anak-anak setempat,”kata salah satu anggota tim DM Dhira Saputra.

Dia menambahkan keterbatasan kualitas sumberdaya manusia dan media pembelajaran yang masih konvensional, ditambah dengan keterbatasan akses internet menjadi permasalahan bagi penyelenggara sekolah alam untuk memberikan edukasi konservasi yang komprehensif pada sekolah alam. [*/Humas UB].