Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Menilik Kisah Sang Mawapres

Fiqey Indriati Eka Sari dan Ivan Taufiq Nugraha membagikan kisah juangnya dalam webinar Sharing Session Mawapres 3.0 Sabtu (19/11) lalu

Kampus ITS, ITS News – Menyandang predikat Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) bukanlah hal mudah. Di balik keemasannya, berbagai kisah manis maupun pahit turut mengiringi langkah-langkah mereka. Begitulah yang dirasakan oleh para peraih gelar Mawapres tingkat nasional, Fiqey Indriati Eka Sari dan Ivan Taufiq Nugraha.

Kisah Juang Sang Juara, Penuh Lika-liku dan Haru

Pada setiap episode kehidupan manusia, bukankah perjuangan menjadi salah satu bumbu khas di dalamnya? Baik tantangan maupun kesulitan, orang hebat sekalipun akan tetap melalui titik nol. “Itulah yang saya alami selama menjajaki dunia perkuliahan,” kenang Fiqey.

Fiqey memang tak serta merta tampil dengan segudang prestasinya. Saat menjalani status sebagai mahasiswa baru, Fiqey mengaku mengajukan beasiswa pada dua program. Sayangnya, perempuan asal Pasuruan ini belum berhasil mendapatkan kesempatan emas tersebut. “Saya gagal mendapatkan keduanya di tahap wawancara,” ungkap peraih Juara II ajang Pemilihan Mawapres Nasional 2022 itu.

Meski angan-angan yang telah dirancangnya buyar di tengah jalan, Fiqey tak langsung menyerah. Kali ini, ia mulai terjun di bidang keilmiahan dengan mengikuti lomba karya tulis perdananya. Namun, lagi-lagi karya tersebut tak berhasil lolos. “Saat itu, saya sempat merasa ‘kecil’ dan mempertanyakan cita-cita saya sendiri,” tuturnya.

Hingga akhirnya, titik balik Fiqey terjadi saat ia mulai fokus tak hanya pada tujuan, melainkan juga proses di baliknya. Dari situ, mahasiswi Departemen Teknik Informatika ITS tersebut mulai memanfaatkan semua kesempatan yang ada dan melakukan usaha terbaiknya. “Prinsip itu membuat saya lebih fleksibel dan open-minded. Intinya, follow the process saja,” pesannya.

Lain halnya dengan Ivan. Dibesarkan di tengah keluarga yang kurang mapan, peraih Juara I ajang Pemilihan Mawapres Nasional 2022 Kategori Program Diploma itu dituntut untuk tahan akan segala benturan. Pernah di satu waktu, mahasiswa Institut Pertanian Bogor ini tak memiliki dana untuk biaya perkuliahannya. Alhasil, ia harus banting tulang mengumpulkan uang sekaligus mencari kesempatan bidikmisi. “Saya bersyukur karena akhirnya berhasil mendapatkan beasiswa tersebut,” tukasnya.

Kembali merajut asa, di semester kedua hingga kelima perkuliahan, Ivan mulai bekerja paruh waktu guna menambah biaya hidupnya. Di tahun 2021, ia pun mulai bertekad menekuni dunia keilmiahan dan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Inovasi yang digagasnya itu rupanya berhasil membawa Ivan melangkah lebih jauh dan mendirikan PT. Sutan Vet Medika, sebuah perusahaan yang menjual suplemen bagi kucing dan anjing. “Sejak itu, saya mulai tampil lebih percaya diri dan mengikuti berbagai kompetisi,” ujarnya.

Ivan Taufiq Nugraha saat memaparkan pentingnya memiliki mentor dan tujuan hidup yang konkret

Secarik Tips Menjadi Mawapres

Dalam webinar Sharing Session Mawapres 3.0 Sabtu (19/11) lalu, Fiqey dan Ivan membagikan tips untuk mengikuti jejaknya sebagai Mawapres. Ivan menerangkan bahwa penting bagi mahasiswa untuk memiliki seorang role model.  Bagaimana tidak, role model atau mentor dapat memotivasi kita dalam meraih kesuksesan. “Kita juga bisa belajar dari pengalaman yang sudah mereka lalui. Hal ini nantinya dapat menjadi dorongan bagi kita untuk berprestasi,” bebernya.

Di sisi lain, Fiqey menjelaskan bahwa poin pertama yang perlu menjadi perhatian adalah keberanian untuk mencoba hal baru. “Bergabunglah di berbagai kegiatan pengembangan diri, baik kompetisi, organisasi, kepanitiaan, atau yang lainnya,” ujarnya.

Kendati demikian, bukan berarti mahasiswa harus mengambil seluruh kesempatan yang ada. “Oleh karena itu, tentukan tujuan dan pilih kegiatan yang memang kamu inginkan, lalu maksimalkan kesempatan tersebut,” tandasnya.

Menentukan tujuan bagi seorang mahasiswa dapat menjadi suatu hal yang sulit. Untuk itu, Fiqey menyarankan untuk merancang sebuah dokumen Individual Development Plan (IDP). Pada dasarnya, IDP berisi rincian tujuan yang ingin dicapai dalam waktu tertentu. Berdasarkan tujuan tersebut, sebuah action plan atau target dapat ditentukan.

Menimpali pernyataan Fiqey, Ivan membeberkan beberapa kriteria yang harus diperhatikan ketika hendak menyusun sebuah target. Kriteria itu sendiri dikenal dengan sebutan SMART, yang terdiri dari Specific (spesifik), Measurable (terukur), Attainable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Time-bound (terbatasi waktu).

Bak level dalam sebuah game, perjalanan menjadi Mawapres tak bisa diraih secara instan ataupun dengan membalikkan telapak tangan. Semua yang dilakukan memerlukan proses panjang yang penuh lika-liku. Yang terpenting, timpal Ivan, adalah ketekunan dalam menjalani setiap tahapannya. “Lewati saja setiap proses itu dengan mandiri, jangan coba-coba mengambil jalan pintas,” pinta mahasiswa Jurusan Paramedik Veteriner IPB tersebut.

Fiqey Indriati Eka Sari tengah menyampaikan tips sukses menjadi seorang Mawapres

Di akhir, Fiqey berpesan kepada mahasiswa untuk berani mencoba dan memulai sesuatu. Tanpa adanya keinginan untuk memulai, maka tak akan ada kemajuan maupun hasil yang didapatkan. “Mulailah melakukan perubahan, lalu cari seorang mentor dan sebuah ekosistem yang mampu membawa kalian  berkembang di suatu bidang,” pungkasnya mengakhiri. (*)

 

Reporter: Kevin Bahari Pratama
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya