Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

Riset Dukung Capaian IKU UNM

Riset Dukung Capaian IKU UNM

Riset yang dilakukan dosen diharapkan berperan penting dalam meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas Negeri Makassar (UNM). Karena itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UNM harus mendorong kinerja dosen dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Capaian IKU 5 UNM tahun 2019-2021 menunjukkan peningkatan signifikan, yaitu tahun 2019 sebanyak 20, 2020 sebanyak 381, dan 2021 sebanyak 307.

Hal itu diungkap Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Hasnawi Haris, M.Hum. yang mewakili Rektor UNM, Prof.Dr.Ir. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. 

Ketika membuka sekaligus menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat pada Sabtu, 29 November 2022, di Ballroom Teater Pinisi. 

Tema yang diusung Membangun Negeri dengan Inovasi Tiada Henti Melalui Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Peserta diikuti sekira 250 orang yang selain berasal dari dosen dan mahasiswa UNM, juga berapa perguruan tinggi negeri dan swasta di kawasan Indonesia Timur.

“Beberapa isu strategis untuk peningkatan peran LP2M dalam pencapaian IKU, yaitu memaksimalkan luaran penelitian sesuai kriteria IKU, meningkatkan jumlah kolaborasi penelitian internasional, meningkatkan jumlah perolehan pendanaan nasional dan internasional, merestrukturisasi peran pusat-pusat LP2M dalam perolehan dana penelitian dan kolaborasi riset berskala nasional dan internasional, dan memfasilitasi peningkatan kualitas sumber daya peneliti,” tegas Ketua PGRI Sulawesi Selatan (Sulsel) itu.

Kepala LP2M UNM, Prof. Dr. Ir. Bakhrani Rauf, M.T., IPM. dalam sambutannya melaporkan kegiatan seminar nasional ini merupakan salah satu bentuk luaran atau produk dari penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, yaitu seminar, prosiding, dan publikasi jurnal. Dengan demikian, para peneliti dan pengabdi dapat mendesiminasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam forum ilmiah.

“Kami sengaja mengundang para pembicara yang juga dikenal sebagai tim reviewer nasional Kemendikbud Ristek dan BRIN agar para peneliti dan pengabdi mendapat pencerahan dan pengetahuan tentang berbagai program atau skim penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, para pembicara akan menyampaikan bagaimana trik dan tips dalam menulis proposal agar bisa mendapat pendanaan,” jelas Guru Besar FT UNM.

Seminar nasional ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Prof.Dr. Med. vet. drh. R. Wisnu Nurcahyo dari UGM Yogyakarta menyampaikan materi Program Pengabdian Kepada Masyarakat Monotahun, Prof.Dr. Okid Prama Astivan, M.Si. dari UNS Solo menyampaikan materi Program Pengabdian Kepada Masyarakat Multitahun, dan Prof.Dr. Ir. Muhammad Nurdin, M.Sc., IPU., ASEAN Eng dari Universitas Halu Oleo Kendari menyampaikan materi Strategi Mendapatkan Dana Hibah Penelitian untuk Perguruan Tinggi.

Prof. Wisnu mengemukakan bahwa perlu ada sinergi tridarma PT, yaitu pendidikan berbasis riset dan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset. Menurutnya, kegiatan MBKM dapat diintegrasikan ke sembilan kegiatan MBKM, seperti magang, mengajar di sekolah, proyek kemanusiaan, kewirausahaan mahasiswa, studi/proyek mandiri, membangun desa, dan bela negara.

Sementara itu, Prof. Okid Prama Astivan dalam paparannya menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan implementasi ilmu yang diberikan di kelas untuk kemajuan masyarakat. Menurutnya, pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan secara kolaboratif dari berbagai disiplin ilmu sehingga penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dapat dilakukan dari berbagai perspektif keilmuan.

“Tema program P2M, Kosabangsa, MF, yaitu green economy (sustainability, perubahan iklim, energi, dll.), blue economy (maritim, kelautan, perikanan, dll.), pariwisata (mendorong kebangkitan sektor pariwisata), teknologi dan alat kesehatan (penanganan covid dan mendorong kemandirian bangsa, dan digital economy (pemanfaatan teknologi informasi dan digital),” ungkap asesor BAN PT.

Sedangkan Prof. Nurdin mengemukakan tiga paradigma baru penelitian, yaitu penelitian berorientasi invensi dan inovasi, penelitian berdampak secara akademis dan sosial ekonomi, dan penelitian dalam waktu tertentu sampai ke pengguna. Dia juga menjelaskan beberapa unsur penilaian proposal di Kemendikbudristek dan BRIN.

Menurutnya, pada prinsipnya dalam menyusun proposal agar bisa lolos, dosen haruslah mengikuti format atau petunjuk sehingga dapat menghindari kesalahan.