Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Transformasi Penerimaan Mahasiswa Baru PTN 2023, Ini Hal yang Wajib Diketahui Jika Ingin Mendaftarkan Diri

Transformasi Penerimaan Mahasiswa Baru PTN 2023, Ini Hal yang Wajib Diketahui Jika Ingin Mendaftarkan Diri

Bandung – Tim Sosialisasi dan Promosi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menjadi salah satu dari 12 perguruan tinggi penyelenggara yang menghadiri Sosialisasi Transformasi Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Tim Persiapan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) di Auditorium JICA FPMIPA Pendidikan Indonesia (UPI) pada Kamis, (8/12/2022).

Sekretaris Eksekutif Tim Persiapan SNPMB, Bekti Cahyo Hifayanto menyampaikan bahwa terdapat perubahan istilah pada dua jalur seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru, yakni SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) menjadi SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi) dengan kuota minimum 20% dan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) menjadi SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) dengan kuota minimum 40% (30% untuk PTN berbadan hukum). Sementara itu, jalur seleksi Mandiri dengan alokasi kuota maksimum 30% (50% untuk PTN berbadan hukum) tidak mengalami perubahan istilah.

SNBP, SNBT, dan Mandiri dapat diikuti oleh seluruh siswa lulusan tahun 2021, 2022, dan 2023 dengan terlebih dahulu melakukan registrasi akun baru di portal SNPMB, yakni https://portal-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id pada 16 Januari-15 Februari 2023 untuk PDSS dan SNBP dan 16 Februari-3 Maret 2023 untuk UTBK-SNBT. Namun, siswa lulusan tahun 2021 dan 2022 yang sudah pernah dinyatakan lolos jalur SNMPTN tidak diperkenankan mengikuti SNBT. Aturan yang sama berlaku bagi siswa lulusan tahun 2023 yang telah dinyatakan lolos pada jalur SNBP. Oleh karena itu, Bekti menyarankan para siswa yang telah mendaftarkan diri pada jalur SNBP untuk tidak terburu-buru mendaftar pada jalur SNBT sebelum pengumuman dirilis. “Kalau anak daftar SNBP, nggak usah daftar SNBT dulu karena anak yang sudah diterima di SNBP sudah tertutup (kesempatannya) untuk daftar di UTBK-SNBT,” ujarnya.

Pada jalur SNBP, setiap siswa baik dari jurusan IPA, IPS, maupun Bahasa boleh memilih program studi (prodi) apa saja di perguruan tinggi, sehingga tidak ada batasan bagi siswa untuk memilih prodi yang tidak linier dengan jurusannya di SMA/SMK. Meskipun demikian, perguruan tinggi tetap diberikan hak untuk menentukan kriteria dan persyaratan kelulusan bagi tiap-tiap prodi, sehingga bukan tidak mungkin prodi tertentu hanya dapat dipilih oleh siswa dengan latar belakang pendidikan yang sejalan. “Rektor bersama wakil rektor akan meng-entri prodi apa saja, kuota berapa, dan syaratnya apa saja. Bisa saja PTN mensyaratkan hal tertentu. Terserah PTN-nya. Oleh karena itu, siswa dimohon sering-sering lihat (persyaratan) di PTN tujuannya, harus apa,” terang Bekti.

Setiap siswa yang mendaftarkan diri pada jalur SNBP dapat memilih 2 (dua) prodi dari 1 PTN atau 2 PTN yang berbeda dengan syarat salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan domisili sekolah. Sementara itu, pada jalur SNBT, siswa diperkenankan memilih prodi di PTN manapun tanpa ada persyaratan khusus tentang provinsi.

Menyoal proses pendaftaran SNBT, Bekti mengungkapkan dua persoalan yang sering terjadi dari tahun ke tahun dan diharapkan tidak terulang kembali pada SNPMB tahun 2023. Yang pertama ialah proses unggah pas foto yang tidak sesuai dengan ketentuan. “Saya ingin menekankan tentang unggah pas foto terbaru. Kejadian setiap tahun ribuan orang didiskualifikasi hanya gara-gara foto. Yang diupload kartun lah, foto bersama keluarga, foto bersama hewan peliharaan lah, menghadap ke belakang lah,” keluhnya. Oleh karena itu, ia mengimbau siswa dan pihak sekolah untuk lebih jeli membaca ketentuan dan mengikuti prosedur yang ditetapkan.

Yang kedua ialah pernyataan bohong mengenai kondisi peserta yang tuna netra atau kehilangan penglihatan. “Setiap tahun yang daftar dan menyatakan tuna netra (jumlahnya) ratusan. Ngaku-ngaku tuna netra padahal nggak. Mungkin dipikirnya kalau tuna netra soalnya gampang. Padahal, untuk mereka yang tuna netra ini kita memberikan fasilitas, aplikasi, dan alat (untuk mengerjakan soal),” ungkap Bekti. Ia menyayangkan aplikasi dan alat khusus yang telah dipersiapkan untuk memfasilitasi para penyandang tuna netra berujung tidak terpakai karena realitanya jumlah peserta yang benar-benar mengalami kehilangan penglihatan tidak sesuai dengan data awal.

Seluruh informasi valid mengenai SNPMB tahun 2023 dapat diakses melalui laman web resmi www.snpmb.bppp.kemdikbud.go.id atau menghubungi call center (0804-1-450-450) dan help desk (https://halo-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id). “Ada call center dan help desk. Kalau call center itu nelfon. Kalau memang tidak bisa call center, pakai help desk. Ambil tiket, isi masalahnya apa. Tapi di situ ada FAQ (Frequently Asked Question, pertanyaan yang sering ditanyakan-red). Ada banyak sekali hal yang orang pernah nanyakan. Kalau sudah ada yang sama, tidak usah ditanyakan.” Pungkas Bekti.  (SAC/ AAP/ VDF)