Jumat, 29 Maret 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Bukan Perintah, Namun Saran

Guru yang memberdayakan potensi anak didik adalah guru yang mau dan mampu menjadi coach. Hal penting yang perlu dihindari ketika berdialog adalah menyuruh atau memerintah. Mengapa hal itu perlu dihindari, karena sejatinya siswa bukan objek pembelajaran namun sebagai partner atau teman untuk belajar bersama guru. Kita sendiri ketika disuruh-suruh orang, kadang kala tidak suka.  Ketika guru memerintah atau menyuruh, seakan-akan menjadi bos yang memiliki kewenangan super power, sedangkan siswa nenjadi bawahannya yang harus nurut apa yang diperintahkan guru. Cara inilah yang membuat jurang pemisah kedekatan guru dan siswa.

Ketika menerapkan prinsip coaching, maka memerintah atau menyuruh siswa harus dihindari. Sebagai penggantinya adalah memberi saran. Untuk memberi saranpun, guru harus ijin kepada siswa. Sekali lagi, mereka adalah subjek dan partner belajar.

Kali ini saya akan membagikan praktik dari sebagian kecil penerapan coaching dalam menghindari perintah. Dua hari yang lalu, Devan mengirim karya animasi meskipun di hari libur. Seketika saya memberikan respon positif. Untuk menggali kesadaran diri dan melejitkan potensinya, saya lakukan dialog meskipun itu melalui whatsapp.

Saya: Apa yang membuat kamu tetap membuat karya animasi. Meskipun ini libur?

Devan: yang membuat saya tetap membuat karya animasi ketika libur adalah karena saya jujur merasa bosan ketika di rumah saat sedang libur, sehingga saya pun memiliki ide untuk membuat animasi untuk mengisi waktu luang saya, ya itung- itung biar bisa improve juga pak.
Saya: Boleh saya memberi saran?
Devan: boleh sekali pak
Saya: Buat chanel youtube. Isinya animasi-animasi, meski pendek tapi enak dilihat. Sambil menantang diri untuk mengasah skill. Nanti saya bantu share untuk menambah subcribe
Devan: Aaaaa baik pak, akan saya coba. Kebetulan saya juga ada satu akun youtube nganggur.
Saya: Untuk saat ini, stikman dikuati gerakannya,  ditambah senjata dan sebagainya. Sekaligus untuk karya bebasmu.  Jadi ngirimnya ke group pakai link youtubemu.
Devan: baik pak, siap laksanakan.

Hari berikutnya di luar dugaan dan ekspectasi. Apa yang isi dialog antara saya dan Devan langsung diwujudkan. Tadi malam, Devan mengirim karya animasi stikman bersenjata dan masuk di youtubenya. Sangat menarik, meskipun durasi pendek, didukung dengan sound effect yang mampu membawa suasana bahwa stikman tersebut berkelahi.

Berdasarkan kiriman karya tersebut, secepatnya saya memberikan respon “vgkl” yang artinya very good kirim link. Mereka di group sudah tahu, sebuah respon dengan tingkatan paling tinggi. Saya juga mengajak anggota group untuk subcribe sebagai bentuk penghargaan. Tidak lupa karya tersebut saya kirim ke group orang tua untuk mendapat dukungan subcribe.

Dialogpun saya lanjutkan untuk olahrasa.  “Apa yang kamu rasakan dari perdana membuat konten animasi di youtube sendiri?”, tabya saya ke Devan. “Saya merasa senang sih pak, karena saya sebenarnya juga sudah memiliki niatan untuk membuat channel youtube sejak lama, cuma saya masih bingung ingin mengisi apa. Namun setelah mendengar saran dari Pak Di untuk mengisi channel saya dengan animasi, saya pun merealisasikannya dan ternyata itu memberi kesenangan dan kebanggaan tersendiri untuk saya”.

Pertanyaan yang perlu diberikan lebih lanjut adalah tentang rencana yang akan dilakukan agar ia terus konsisten. Inilah bagian penting dari coaching, dengan harapan akan tumbuh kesadaran diri. Ia menjadi yakin bahwa apa yang direncanakan dan tentunya direalisasikan sehingga berdampak pada kemajuan dirinya. “Apa rencana selanjutnya untuk meningkatkan rating like, jumlah subcriber dan jam tayangnya?”, tanya saya selsnjutnya. “Saya akan tentunya lebih memahirkan skill saya dalam membuat animasi stikman supaya menjadi lebih smooth dan enak untuk dilihat. Tentunya belajar dari tutorial tutorial di youtube juga akan membantu saya meng improve skill saya dalam animasi stikman. Saya juga akan share hasil karya saya ke teman teman saya, media sosial agar konten bisa mudah di notice oleh orang”, ungkap Devan menanggapi pertanyaan saya. “Akan saya bantu menyebarkan youtubemu. Selamat berjuang supaya bisa kontinyu”, ungkap saya untuk mengakhiri percakapan di whatsap. “Siap pak, terima kasih banyak”, respon Devan.

Dialog yang sederhana tersebut bagian dari proses coaching yang sederhana, sekali lagi bukan menerintah namun memberi saran. Lebih baik lagi dengan pertanyaan yang power full akan lebih melejitkan lagi. Selamat mencoba. Salam GSM, berubah, berbagi, berkolaborasi.