Rabu, 24 April 2024
Perguruan Tinggi

Disertasi Safriyanto Dako, S.Pt.,M.Si. : Peningkatan Mutu Genetik Sapi Lokal Gorontalo untuk Persiapkan Ketahanan Pangan Lokal

Disertasi Safriyanto Dako, S.Pt.,M.Si. : Peningkatan Mutu Genetik Sapi Lokal Gorontalo untuk Persiapkan Ketahanan Pangan Lokal
Safriyanto Dako, S.Pt.,M.Si.

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Safriyanto Dako, S.Pt.,M.Si menempuh ujian disertasi terbuka, Senin (9/1/2023). Pria yang berstatus Dosen Universitas Negeri Gorontalo itu mengangkat penelitian berjudul “Analisis Keragaman Fenotipe dan Genetik Sapi Lokal Gorontalo”. Riset tersebut ditulis bersama promotor yang terdiri dari Prof. Suyadi, Prof. V.M. Ani Nurgiartiningsih, dan Prof. Gatot Ciptadi. 

Safriyanto mengatakan adanya kenaikan permintaan produk peternakan sebagai pemenuhan bahan pangan tiap tahun. Kondisi itu menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi produk hewani untuk kebutuhan gizi. Namun disisi lain dapat mengancam ketersediaan genetik ternak. Maka dalam rangka mendukung ketersediaan pangan dan ragam budaya diperlukan pelestarian ternak lokal sebagai penyedia sumber daya genetik. Sebab ternak lokal memiliki kemampuan beradaptasi dengan mudah terhadap lingkungannya, salah satunya ternak sapi Gorontalo (hasil persilangan sapi Bali dan sapi PO). 

“Untuk mendapat jawaban permasalahan sumber daya genetik lokal saya melakukan penelitian yang mengkaji keragaman fenotipe sapi lokal Gorontalo berdasarkan sifat kualitatif, kuantitatif, dan DNA mikrosatelit.” kata Safri

 Pengambilan sampel fenotipe (kualitatif dan kuantitatif) dan sampel darah dilaksanakan di tiga wilayah, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bonebolango, dan Kabupaten Gorontalo Utara  sebanyak 496 data fenotipe. Terdiri atas 366 ekor sapi lokal betina dan 130 ekor jantan. 

Berdasarkan hasil penelitian keragaman fenotipe dan genetik sapi lokal gorontalo disimpulkan bahwa sapi lokal Gorontalo memiliki warna tubuh yang beragam dan tidak terdapat warna yang dominan antar jantan dan betina. Sementara penanda fenotipe menggambarkan adanya keragaman fenotipe sapi lokal gorontalo membentuk dua klaster. Serta terdapat perbedaan sifat ukuran tubuh antara jantan dan betina terutama pada panjang badan, Tinggi badan, Tinggi pinggul, panjang gelambir, lebar pinggul dan bobot badan. 

Lalu penanda mikrosatelit memberikan informasi adanya polimorfik yang menggambarkan keragaman genetik pada sapi lokal Gorontalo dan membentuk tiga klaster. Diantaranya sapi bali berbeda dari semua populasi sapi lainnya, populasi PO sebagai klaster kedua, dan klaster suppopulasi Gorontalo Utara, Bonebolango dan Gorontalo. Hubungan Kekerabatan terdekat sapi lokal Gorontalo adalah Sapi PO dan sapi bali. (dta/Humas UB)