Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

UIN Sunan Gunung Djati Bandung Benchmarking ke UB

UIN Sunan Gunung Djati Bandung Benchmarking ke UB

Sebanyak 22 rombongan dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan Benchmarking ke Universitas Brawijaya (UB). 22 rombongan yang terdiri dari tujuh staff humas, 15 staff Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD), dan enam staff Tata Kelola dan Layanan Keterbukaan Informasi Publik Pusat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Rombongan tersebut diterima oleh Kepala Direktorat Informasi Dokumentasi dan Keluhan (DIDK) Zulfaidah Penata Gama, S.Si., M.Si., Ph.D di ruang senat.

Ketua PPID Pelaksana Dr. Iu Rusliana menjelaskan kegiatan Benchmarking ke UB dilakukan untuk belajar bagaimana mulai mengelola informasi dan Keluhan yang masuk.

“Untuk membenahi manajemen informasi di kantor kamu mulai melakukan Benchmarking ke berbagai universitas. Di tahun 2021 kami masih belum masuk perguruan tinggi informatif. Akhirnya kami mengajukan surat permohonan pendampingan ke komisi informasi. Kami belajar dan mempersiapkan Monev. Allhamdullillah kita masuk nomer 2 diantara perguruan tinggi keagamaan islam. Tapi ternyata itu belum apa apa. Staff saya masih terbatas,”kata Iu.

Dia menambahkan, saat ini di PPID Sunan Gunung Djati ada dua staff yang tiap hari menerima telepon dan terima WA.

“Saya tidak selalu berada disitu karena saya juga mengajar di Fakultas di usuludin. Ketika kami berdiskusi ternyata kami harus belajar lagi meningkatkan layanan. Kami harus belajar banyak dari UB. Sangat tepat memilih UB yang sangat berpengalaman,”katanya.

Sekretaris Universitas Dr. Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, M.S. menjelaskan saat ini dirinya membawahi Divisi Hukum dan Tata Laksana; Divisi Umum; Divisi Informasi, Dokumentasi, dan Keluhan; UPT Sistem dan Teknologi Informasi; serta UPT Kantor Layanan Hukum.

Sementara dalam kesempatan tersebut, Zulfaidah menjelaskan tentang struktur dan peran DIDK di UB serta alur penyampaian keluhan melalui UB-Care.

“Semoga kegiatan ini bisa menambah wawasan kami dan tahun ini kami bisa mempertahankan sebagai badan publik informatif,” kata wanita yang akrab dipanggil Ida tersebut. (OKY/Humas UB).