Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Mahasiswa Farmasi Edukasi Masyarakat tentang Pencegahan Penyakit TBC

Mahasiswa Farmasi Edukasi Masyarakat tentang Pencegahan Penyakit TBC

Mahasiswa Prodi Farmasi UAD edukasi masyarakat tentang pencegahan penyakit TBC di Piyaman, Wonosari, Gunungkidul (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di bawah bimbingan Dr. apt. Woro Supadmi, M.Sc. mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan mengenai penyakit tuberkulosis (TBC) kepada warga Desa Piyaman, Wonosari, Gunungkidul. Kegiatan tersebut dilakukan dengan basis video edukasi dan disambut baik oleh Kepala Desa Piyaman.

TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari percikan dahak pasien dan menyebar melalui udara. Hingga kini, penularan dan perkembangan kasus ini makin tinggi dan meluas. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat terkait hal itu, maka tim pengabdian masyarakat UAD menginisiasi kegiatan penyuluhan.

Upaya sosialisasi kegiatan dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada 20 Juli 2022 di Balai Desa Piyaman. Sebagai langkah awal, peserta diminta mengisi kuesioner tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku mereka terhadap TBC. Woro Supadmi hadir sebagai pengisi materi dan menyampaikan terkait pencegahan penyakit menular dan tidak menular.

Tahap kedua dihelat pada 7 Agustus 2022 dan peserta melakukan pengukuran berat badan serta tekanan darah. Pada kesempatan ini, materi disampaikan oleh apt. Adnan, M.Sc. dengan judul “Pencegahan Penyakit Tuberkulosis”. Ia menjelaskan bahwa pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin BCG, menutup mulut dan hidung ketika bersin, serta tidak membuang dahak sembarangan. “Peran kader sebagai perantara dalam pemberian informasi kepada masyarakat sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit TBC,” imbuh Adnan.

Tahap ketiga dilakukan pada 8 Januari 2023 di Balai Dusun Kemorosari I dan ditujukan sebagai evaluasi pada masyarakat terhadap penyakit TBC. Materi kembali disampaikan oleh Woro Supadmi tentang penyakit tuberkulosis. Ia menjelaskan bahwa TBC dapat menyerang anak seperti kasus yang terjadi di Bantul. Salah satu faktor pemicunya adalah anak sering digendong dan dicium orang sekitar sedangkan mereka tidak tahu bahwa dirinya dapat menularkan TBC.

Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar dan sangat bermanfaat bagi perangkat desa, kader, serta masyarakat setempat. Dengan adanya kegiatan tersebut, diharapkan dapat menekan penyebaran dan penularan penyakit TBC di Gunungkidul. (tsa)

uad.ac.id