Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

Pelepasan Peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Pelepasan Peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar pelepasan mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) angkatan kedua tahun 2022 dengan mengusung tema “Indahnya Keragaman Budaya dalam Kebhinekaan”. Sebanyak 243 mahasiswa PMM 2 telah mengikuti program selama empat bulan di UMJ dilepas secara simbolis oleh Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si., di Gedung Aula Pascasarjana lt. 3 FTAN UMJ, pada (19/1).

Pelepasan disaksikan oleh Wakil Rektor I UMJ Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kep., Penanggung Jawab PMM 2 atau Person In Charge (PIC), Prof. Dr. Herwina Bahar., MA., Dekan se-UMJ, Kaprodi  se-UMJ, beserta Dosen Pendamping Lapangan PMM 2. Tarian Daerah Sumatera Barat menjadi tarian persembahan pembuka dan berhasil menarik perhatian seluruh mahasiswa PMM 2 beserta para pimpinan yang turut hadir.

Muhammad Jamaludin Kepala Suku PMM 2 UMJ menyampaikan dengan adanya PMM ini, seluruh mahasiswa nusantara bisa mengenal berbagai macam budaya tanpa harus mengunjungi wilayah-wilayah di Indonesia. Lebih lanjut, Jamal mahasiswa asal Universitas Hamzanwadi Lombok Timur ini mengatakan hanya dengan melihat karakter dari setiap mahasiswa yang memiliki berbagai macam budaya atau suku bahkan kultur, Jamal bisa mengetahui betapa banyak perbedaan suku, budaya, dan kultur di Indonesia.  

“Sangat luar biasa karena dengan PMM, kami bisa mengenal bagaimana budaya luar tanpa harus mengunjungi wilayahnya. Orang-orang berbagai macam budaya mulai dari Aceh sampai Papua semua ada disini.” Ungkap Jamal

Herwina Bahar memberikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa dari 63 perguruan tinggi yang sudah memilih UMJ sebagai kampus tujuan untuk melaksanakan program PMM 2 tahun 2022. Selain itu, ucapan terima kasih pun dihaturkan oleh Herwina kepada para pimpinan beserta jajarannya yang telah memberikan fasilitas yang baik demi mendukung kelancaran program PMM 2 seperti saat melaksanakan kegiatan modul nusantara di UMJ.

“Kita bersyukur khusnya dosen pembimbing saat melaksanakan kegiatan modul nusantara hingga kontribusi sosial yang nyaris tidak terlaksana tetapi karena adanya dukungan dari universitas kegiatan ini akhirnya bisa berjalan dengan lancar.” tutur Herwina

Herwina menutup sambutannta dengan membacakan puisi berjudul  “Kebersamaan yang Kita Miliki” yang berisi tentang kebersamaan yang dijalin oleh seluruh stakeholder program PMM 2 UMJ selama empat bulan. Sementara itu, Ma’mun Murod dalam sambutannya mengatakan bahwa program PMM ini merupakan salah satu bentuk program baru dari Menteri Pendidikan Republik Indonesia yang dimana entah akan berjalan lagi atau tidak mengingat akan ada pergantian masa jabatan keprisedenan atau PEMILU 2024.

Lebih lanjut, Ma’mun juga berpesan kepada seluruh peserta PMM 2 bahwa mereka memiliki tugas berat yang dimana saat itu mereka belum memahami betul tentang kebhinekaan melihat banyak dari mahasiswa PMM 2 hanya memiliki kultur tunggal atau disebut sebagai monokultur. Ma’mun berharap adanya program PMM 2 sebagai perkenalan awal kultur atau budaya kepada mahasiswa peserta PMM bahwa banyak sekali kultur di Indonesia yang harus mereka pahami bukan hanya sekedar pemikiran bahkan sikap dan tindakan yang mencerminkan bahwa mereka paham akan multikulturalisme.

“Mungkin ada mahasiswa yang kuliahnya di universitas kristen, universitas hindu, universitas muhammadiyah atau universitas lainnya. Meskipun pada tingkat universitas sebenarnya multikultur seharusnya sudah tidak asing kita dengar. Maka dari itu adik-adik yang mengikuti program PMM selama emat bulan harus sudah memiliki bekal sendiri untuk hidup bermasyarakat dimana dalam program ini pesertanya adalah penggambaran dari wajah Indonesia sesungguhnya.” Jelas Ma’mun.

Disamping itu, peran mahasiswa sebagai Agent of Change atau agen perubahan yang merupakan sosok penting dalam membantu menyikapi berbagai macam persoalan bermasyarakat terkait banyaknya perbedaan dan menjadi Problem Solver penyelesai masalah di tengah masyarakat .

“Maka ketika sampai di kampung halaman dalam menyikapi suatu persoalan yang terkait keperbedaan itu kalian harus menjadikan empat bulan itu sebagai bekal untuk menjadi Problem Solver di masyarakat atau penyelesai masalah bukan kemudian justru bagian dari masalah. Persoalan-persoaln yang sering muncul seperti persoalan keagamaan konflik yang berdimensi agama, suku, itulah yang paing dominan.” Sambung Ma’mun

Persoalan-persoalan terkait konflik keagaaman masih menjadi isu teratas di Indonesia. Pentingnya peran mahasiswa sebagai pemecah masalah atau pemberi solusi terbaik ini lah yang saat ini sedang dibutuhkan dalam masyarakat. Perlunya kesadaran dan gotong royong dalam membangun toleransi antar umat bergama.

Sesi foto bersama dengan mahasiswa PMM 2 UMJ pada acara Pelepasan Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2, bertempat di Gedung Aula Pascasarjana lt. 3 FTAN UMJ, pada (19/1)

Kesan dan pesan selama mengikuti program juga datang dari Sri Dewi Gusti Ningsih, mahasiswa Universitas Prima Indonesia Medan yang mengaku mendapat banyak sekali pengalaman. Hal terpenting baginya selama empat bulan mengikuti program ini ialah dapat mempelajari berbagai mata kuliah di luar program studi utamanya. Selain itu mendapatkan teman-teman baru serta cara pembelajaran yang baru membuatnya sangat berkesan mengikuti program ini.

“Pertama saya mendapatkan pengalaman, kemudian teman-temannya juga baik, dosennya juga baik dan cara pembelajarannya disini juga mudah dipahami,” ujar Sri. (KH/KSU)