Jumat, 19 April 2024
Perguruan Tinggi

Prof. Dr. Primardiana Hermilia Wijayati, M.Pd. Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Jerman

Prof. Dr. Primardiana Hermilia Wijayati, M.Pd. Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Jerman
image_pdf
Prof. Dr. Primardiana Hermilia Wijayati, M.Pd.

Dosen Departemen Sastra Jerman, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Primardiana Hermilia Wijayati, M.Pd., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa Jerman pada Fakultas Sastra UM, Kamis (19/1) secara luring di Graha Cakrawala dengan dihadiri oleh Pimpinan UM, Para Guru Besar yang dikukuhkan beserta keluarga dan beberapa kolega yang mendapat undangan untuk hadir dalam acara tersebut. 

Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Penerapan Kaizen Dalam Pembelajaran Bahasa Jerman dan Identifikasi Masalah Menuju Perbaikan Berkesinambungan” beliau menyampaikan bahwa Bahasa Jerman menjadi bahasa yang terpenting kedua di Indonesia dengan tujuan dalam penyerapan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya, dan pembinaan hubungan dengan bangsa-bangsa lain. “Daya tarik mempelajari Bahasa Jerman terletak pada terbukanya kesempatan meningkatkan peluang karir di Jerman. Bahasa Jerman menjadi bahasa terpenting kedua di dunia ilmu pengetahuan dan Jerman menempati peringkat ketiga untuk kontribusi di bidang penelitian dan pengembangan, serta menyediakan beasiswa penelitian untuk para ilmuwan asing.” paparnya.

Selain itu, beliau juga menjelaskan keterkaitan kaizen  dalam pembelajaran Bahasa Jerman dikarenakan makna filosofi yang terkandung didalamnya. “Saya tertarik mengaitkan kaizen di dalam pembelajaran Bahasa Jerman karena filosofi yang terkandung di dalamnya. Salah satu kunci keunggulan Jepang adalah penerapan kaizen. Kaizen sebenarnya merupakan sebuah konsep atau mindset agar orang selalu berpikir dan berusaha berbuat lebih baik dari yang sebelumnya dengan melakukan pengamatan di tempat kerja. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kaizen adalah semangat yang menggebu-gebu untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin, menghindari kesalahan, dan apabila masih terdapat kekurangan sekecil apapun segera dilakukan perbaikan,” ujar Prof. Primardiana.

Menurutnya titik awal untuk perbaikan adalah mengenali kebutuhan. Hal ini muncul dari sebuah pengenalan masalah. “Jika tidak ada masalah yang diketahui, maka tidak ada pengakuan tentang perlunya melakukan perbaikan. Mengenali masalah dalam proses pembelajaran itu pun tidak mudah dikarenakan pengajar bekerja di dalam kelas bersama siswa tanpa ada pengajar yang lain yang melihat, mengamati secara langsung, atau memberi umpan balik,” lanjut Guru Besar Ilmu Pembelajaran Bahasa Jerman.

Hal tersebut terbukti pada hasil pengumpulan data mahasiswa yang dilakukan oleh beliau bahwa mahasiswa mengharapkan umpan balik dari dosen yang diberikan baik secara langsung, tidak langsung, terbuka di kelas, atau secara pribadi. Disampaikan baik secara lisan maupun tertulis dan pengajar memberikan contoh perbaikan atau solusi terhadap kesulitan yang mereka alami. “Dari hasil penelitian tersebut, teridentifikasi ada empat strategi pemberian umpan balik yang dilakukan oleh dosen di dalam pembelajaran Bahasa Jerman, yaitu: 1) memberikan pertanyaan, 2) memberikan pujian, 3) memberikan komentar, 4) memberikan umpan balik korektif. Dengan memberikan pertanyaan, pengajar bisa mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa di dalam kelas. Lalu, pengajar juga memberikan pujian agar dapat dijadikan sebagai motivasi yang dapat meningkatkan pembelajaran siswa di dalam kelas,” pungkas Prof. Primardiana.

Pewarta: Zalfa Awwala Q.A – Internship Humas UM

Editor: Luthfi Maulida Rochmah