Jumat, 29 Maret 2024
Sekolah Menengah Atas

MENINGKATKAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA DOMINO MATRIKS DALAM PEMBELAJARAN MATRIKS

MENINGKATKAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA DOMINO MATRIKS DALAM PEMBELAJARAN MATRIKS

PRAKTIK BAIK (Best Practice)

MENINGKATKAN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN ALAT PERAGA DOMINO MATRIKS DALAM PEMBELAJARAN MATRIKS

DISUSUN OLEH :

ULFI ATIBAHATUL ROHMAH, S.Pd.I 2253B31090

PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG INDONESIA 2023

A.       Lokasi Sekolah

SMA Negeri 1 Kuningan merupakan satuan pendidikan di bawah naungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat. Berlokasi di Jalan Siliwangi 55 Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat.

B.        Lingkup Pendidikan

Pasca diterbitkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang mengatur kewenangan mengelola pendidikan menengah (SMA/SMK) dan pendidikan khusus dari pemerintah kabupaten/kota (pemkab/kota) ke (pemerintahan provinsi (pemprov). Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa kewenangan pemerintah daerah mengelola pendidikan menengah naik level menjadi tanggung jawab pemprov. Dengan demikian, pemkab/kota difokuskan untuk mengelola pendidikan dasar dan menengah pertama.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah tingkatan terakhir pendidikan menengah yang harus ditempuh siswa sebelum memasuki jenjang pendidikan tinggi.

Identitas SMA Negeri 1 Kuningan

Nama SekolahSMA Negeri 1 Kuningan
NPSN20212961
Jenjang PendidikanSMA
Status SekolahNegeri
Alamat SekolahJL. SILIWANGI NO. 55 KUNINGAN
RT / RW4
Kode Pos45511
KelurahanKuningan
KecamatanKec. Kuningan
Kabupaten/KotaKab. Kuningan
ProvinsiProv. Jawa Barat
Kode Pos45511
Telepon(0232) 871594
E-mail[email protected]
Websitehttp://sman1kuningan.sch.id

C.       Tujuan yang ingin dicapai

  1. Meningkatkan keaktifan dan sikap positif belajar matematika peserta didik

Diharapkan pada kegiatan pembelajaran ini dapat meningkatkan keaktifan dan sikap belajar matematika peserta didik di SMA Negeri 1 Kuningan pada materi pembelajaran MATRIKS.

  • Mengoptimalkan pembelajaran inovatif, berdiferensiasi dengan memanfaatkan penggunaan media dan alat peraga pembelajaran.

Diharapkan kegiatan ini dapat mengoptimalkan pembelajaran inovatif dengan memperhatikan learning style peserta didik melalui penggunaan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) kooperatif tipe SAVI, mind mapp dan make a match.

D.       Penulis

Ulfi Atibahatul Rohmah, S.Pd.I sebagai guru mata pelajaran matematika di SMA Negeri 1 Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat.

E.        Tanggal Pelaksanaan

Praktik pembelajaran ini dilaksanakan pada 9 Desember 2023

F.        Situasi

  1. Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran adalah dengan memperhatikan hal-hal apa yang menghambat dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Setelah melakukan observasi, didapat bahwa kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga mengakibatkan terjadinya pembelajaran satu arah, dimana guru lebih berperan aktif dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Keaktifan belajar siswa adalah suatu kondisi, perilaku atau kegiatan yang terjadi pada siswa saat proses belajar yang ditandai dengan keterlibatan siswa seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan guru, bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. keaktifan belajar siswa merupakan unsur terpenting dalam pembelajaran, karna keaktifan akan berpengaruh besar pada keberhasilan proses pembelajaran. Semakin tinggi keaktifan siswa maka keberhasilan proses belajar seharusnya juga menjadi semakin tinggi.

Guru sebagai salah satu faktor yang memperanguhi keaktifan siswa perlu mengdiagnostik kebutuhan belajar peserta didik. Manusia adalah makhluk yang memiliki

perbedaan individu antara satu dengan yang lainnya. Meskipun pada awal penciptaan manusia berasal dari satu DNA yaitu Nabi Adam a.s namun dalam perkembangannya manusia memiliki ciri unik masing-masing baik secara individu maupun secara berkelompok. Pada hakikatnya setiap individu itu unik, dengan segala karakteristiknya masing-masing.

Pembelajaran yang menghargai perbedaan individu akan lebih mengembangkan peserta didik sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya tanpa harus dibandingkan dengan yang lain. Cara pandang inilah yang kita kenal dengan gaya belajar (Ghufron dan Rini, 2012).

Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenagkan. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrasi belajar jika ia merasa terpaksa. Setiap manusia memiliki cara dalam menyerap dan mengolah informasi yang diterimanya dengan cara yang berbeda satu sama lain. Itu sangat tergantung pada gaya belajar. Ketika guru terus belajar tentang keberagaman siswanya, maka pembelajaran yang profesional, efesien, dan efektif akan terwujud.

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Untuk itu dalam menyampaikan materi pelajaran dalam hal ini matematika di perlukan kreatifitas seorang guru agar dapat menciptakan sebuah pengajaran yang menyenangkan bagi seluruh siswanya. Gaya belajar seseorang cukup berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2003), yang mengemukakan bahwa setiap metode mengajar bergantung pada cara atau gaya siswa belajar, pribadinya serta kesanggupannya.

Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki secara umum gaya belajar manusia dibedakan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu gaya belajar visual (menitikberatkan pada ketajaman penglihatan), auditorial (mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya) dan kinestetik (aktivitas belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).

Beranjak dari hal di atas, penulis bermaksud menjabarkan lebih lanjut bagaimana pemenuhan kebutuhan belajar siswa dapat meningkatkan keaktifan belajar mereka.

2.         Praktik baik ini perlu dibagikan

Praktik pembelajaran ini perlu dibagikan, agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan pembelajaran inovatif sesuai implementasi kurikulum 2013 dan kurikulum

merdeka baik dengan model pembelajaran PBL, kooperatif tipe SAVI, mind maap, make match maupun model lainnya sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya serta dapat meningktan kualitas pembelajaran.

3.         Peran dan tanggung jawab penulis

Penulis sekaligus sebagai guru mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas dan mencari solusi dari permasalahan tersebut sehingga proses pembelajaran semakin berkualitas. Setelah meneliti dan menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran.

Sebagai guru yang bertanggung jawab atas pendidikan anak didik. Dimana sebagai pengajar (instruksional), guru bertugas merencanakan program pengajaran, melaksanakan program yang telah disusun dan melaksanakan pemilaian setelah program itu dilaksanakan. Hal ini juga sebagai bentuk pelayanan penulis terhadap peserta didik yaitu memenuhi hak mereka dalam belajar sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik

G.       Tantangan

  1. Tantangan dalam mencapai tujuanPemilihan model pembelajaran yang cocok dengan kondisi peserta didik dan materi yang dipilih.Pembuatan dan pengecekan media dan alat peraga pembelajaran yang lumayan memakan waktu.Membiasakan anak untuk mencari sendiri sumber belajarnya, karna anak terbiasa menjadikan guru sebagai sumber belajarnya

2.         Pihak yang terlibat

  1. Pendidik dan peserta didik : sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran.
    1. Rekan guru yang selinear dan yang sedang melakukan PPG membantu dalam pemecahan masalah yang dihadapi (berkolaborasi) dan mempersiapkan kegiatan baik ini
    1. Wakasek kurikulum, kesiswaan dan sarana membantu turut aktif dalam keberhasilan kegiatan baik ini.
    1. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan.

H.       Aksi

  1. Langkah atau StrategiMelakuakan kordinasi dengan pihak sekolah, meliputi Kepala Sekolah, para wakasek, rekan guru dan sejawat.Mencari solusi dari tantangan atau masalah yang dihadapi.Melakukan kajian literatur dari berbagai sumber belajar terkait solusi atas tantanga atau masalah yang dihadapi.Merumuskan solusi terpilih.Memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan muatan pelajaran serta solusi masalah yang dihadapi.Model pembelajaran yang digunakan adalah PBL (Problem Based Learning), SAVI, mind mapp dan make a matchPemilihan model ini memperhatikan berbagai kelemahan dan kelebihan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Dimana PBL atau pembelajaran berbasih masalah konstektual untuk meorientasi peserta didik pada masalah di sekitar mereka, SAVI yang salah satu kelebihannya adalah cocok untuk semua gaya belajar, mind mapp digunakan untuk membantu peserta didik meringkas materi pembelajaran dan make a match yang membuat siswa mencari teman kelompoknya dengan cara yang berbeda.Menggunakan media pembelajaran yang berbeda (variatif) dan alat peraga untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sesuai dengan gaya belajar mereka.Video guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dengan gaya belajar audio visualBahan ajar dan modul guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dengan gaya belajar visual.Alat peraga domino dan kartu make a match guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dengan gaya belajar kinestetik.Membuat perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam praktik pembelajaran.Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan perangkat yang telah dibuat disesuaikan dengan langkah-langkah (sintak) model yang dipilih yaitu PBL dipadu dengan SAVI, mind mapp dan make a mach, sebagai berikut :

Pendahuluan

  1. Siswa dan guru saling menjawab salam.
    1. Guru mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdo’a terlebih dahulu kemudian di pimpin oleh siswa.
    1. Guru mengabsen.
    1. Guru mengkondisikan siswa siap menerima pembelajaran.
    1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta manfaat pembelajran matriks.

Inti :

Fase 1 : Orientasi peserta didik pada masalah

  1. Siswa diminta mengamati power point yang disiapkan guru berisi tentang masalah kontekstual yang memuat konsep dasar, transpose dan kesamaan matriks, yaitu : Anto adalah seorang petugas kesehatan yang sedang melakukan pendataan berkala penduduk yang terkena COVID-19 di suatu kelurahan. Di minggu pertama bulan Juli, didapat bahwa ada 11 orang yang yang terinfeksi COVID-19 dengan uraian : Balita 2 orang, anak-anak 3 orang, dewasa 1 orang dan lansia 5 orang. Selanjutnya berturut- turut di dapat data di minggu ke 2 hingga minggu ke empat sebagai berikut : Balita : 4, 3, 4 orang. Anak-anak : 2, 5, 1 orang. Dewasa : 1, 4, 3 orang dan terakhir lansia sebanyak 3, 2, 2 orang. Anto di minta oleh atasannya untuk menyajikan data tersebut ke dalam bentuk yang sederhana agar lebih mudah dibaca.
  2. Guru memancing dan memfasilitasi siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami melalui scaffolding terkait dengan masalah kontekstual yang memuat konsep dasar, transpose dan kesamaan matriks.

Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik

Siswa diberi kartu yang berisi tentang konsep jenis-jenis matriks (setelah terlebih dahulu di beri tugas membuat mind mapp)

Fase 3 : Membimbing Penyelidikan Individu dan Kelompok

Siswa menganalisis kartu yang sudah dipilih, setelah itu siswa membentuk kelompoknya dengan mencari teman yang memiliki kartu yang berisi informasi yang sama

Fase 4 : Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

  1. Siswa mnemukan dan membentuk teman kelompoknya sesuai dengan kartu make a match yang mereka ambil
  2. Guru mengecek hasil analisis kartu mereka yang disajikan dalam bentuk kelompok

Fase 5 : Menganalisa dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

  1. Secara berkelompok siswa mencoba mencari solusi dari persoalan kesamaan matriks yang dikemas dalam bentuk ice breaking dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok diminta bermain domino yang telah dimodifikasi sehingga memuat pembelajaran matriks, yang dapat melatih siswa lebih memahami konsep kesamaan matriks.
  2. Kelompok yang terbentuk kemudian dibagi untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru, yaitu tanding domino dan menyusun domino.
  3. Kelompok yang berhasil memenangkan permainan akan diberi reward atas keberhasilannya.
  4. Guru mendorong agar siswa secara aktif terlibat dalam diskusi kelompok serta saling bantu dalam menyelesaikan kegiatan tersebut.
  5. Selama siswa bekerja di dalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng dalam penyelesaiaan kegiatan.
  6. Siswa diminta menyelesaikan pertanyaan yang sudah tersedia di bahan ajar yang dibagikan guru
  7. Diakhir guru melakukan penguatan terhadap hasil evaluasi

Penutup

  1. Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman dan melakukan refleksi materi yang telah dipelajari.
  2. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.

I.          Refleksi Hasil dan Dampak

  1. Dampak dari aksi yang dilakukanPeserta didik bisa memilih belajar dengan cara apa, sesuai dengan kebutuhannya sehingga meningkatkan keaktifan belajar mereka (dilihat dari pengamatan dan penilaian saat pembelajaran).Peserta didik memiliki pengalaman baru dalam belajar.
  • Peserta didik terbiasa untuk mengemukakan pendapat dan tampil persentasi di depan kelas.
    • Saya sebagai guru menjadi tertantang dalam mencari model pembelajaran yang cocok dengan peserta didik dan materi yang akan disajikan.

2.         Respon atas aksi ini :

  1. Peserta didik menemukan hal baru dalam pembelajaran dan menyerap materi, mereka tidak menyangka ternyata permainan sederhana yang bahkan sering dihindari karna image negatif bisa dijadikan alat peraga dalam pembelajaran.
    1. Peserta didik juga semakin terampil dalam diskusi dan presentasi dalam kelompok. Peserta didik juga menyampaikan respon positif berdasarkan kuesioner yang diberikan: peserta didik dapat mengikuti sintak pada model PBL dengan media dan langkah pada LKPD karena lebih rinci.
    1. Respon rekan guru sebagai observer, rekan guru lain menyampaikan praktik baik sudah muncul dalam pelaksanaan aksi dengan beberapa keberhasilan yaitu :
      1. Penerapan model pembelajaran sesuai dengan RPP dan bagian kegiatan mengikuti sintak PBL
      1. Peserta didik sudah aktif dalam diskusi sehingga menemukan solusi dari permasalahan yang disajikan.
      1. Kelompok sudah heterogen
      1. Masalah yang diberikan kontekstual
      1. Peserta didik sudah menerapkan 4C bekerja sama, saling berbagi informasi serta mendengarkan atau menggunakan ide-ide peserta didik yang lain dan lebih mandiri dalam mencari jawaban dari berbagai sumber untuk mencapai tujuan pembelajaran

DOKUMENTASI PRAKTIK BAIK