Selasa, 23 April 2024
Perguruan Tinggi

Unram Kerjasama dengan ITI Dukung Program Pencegahan Keracunan Ikan Ciguatera di Wilayah Pesisir NTB

Unram Kerjasama dengan ITI Dukung Program Pencegahan Keracunan Ikan Ciguatera di Wilayah Pesisir NTB

Mataram, Universitas Mataram – Universitas Mataram (Unram) bekerjasama dengan Institut Teknologi Indonesia (ITI) dalam menyelenggarakan International Workshop and Training on Ciguatera Fish Poisoning (CFP) selama 3 hari sejak tanggal 25 – 27 Januari 2023 di Hotel Merumata, Senggigi. Acara tersebut mengusung tema “Building Capacity for Coastal Monitoring by Local Small-scale Fishers” (Membangun Kapasitas untuk Pemantauan Pesisir oleh Nelayan Lokal Skala Kecil-red).

Workshop dan pelatihan internasional ini ditujukan untuk mendiseminasikan teknologi dan meningkatkan kapasitas sumber daya masyarakat pesisir dalam pemantauan kondisi lingkungan perairan dan pemahaman bahaya Ciguatera di wilayah pesisir Indonesia dengan mengadop pengetahuan ilmiah dari PICES (North Pacific Marine Science Organization) yang dapat diterapkan di Indonesia untuk mendukung program pengelolaan sumber daya perikanan, pesisir dan kelautan.

Ketua Panitia, Prof. Suhendar I Sachoemar juga menyampaikan tujuan acara tersebut untuk melaporkan hasil penelitian Tim Ciguatera di Gilli Trawangan dan menyampaikan beberapa materi terkait dari PICES beserta materi pelatihan tentang Teknologi Pemantauan Lingkungan Perairan Hydrocolor, Fish-GIS, Planktonscope dan atau Foldscope.

“Kegiatan ini untuk memperkuat dukungan atas kerjasama dengan PICES dan kegiatan lainnya, dalam acara ini juga akan ditandatangani MoU dan Perjanjian Kerjasama dengan berbagai Lembaga dan Perguruan Tinggi,” ungkap Prof. Suhendar.

Ia juga menyebutkan jika peserta dan undangan yang hadir dalam kegiatan workshop dan training ini kurang lebih 100 orang yang berasal dari PICES, ITI, BRIN, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)nya seperti Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Pariwisata, Perguruan Tinggi (Universitas Mataram, UI, Universitas Padjadjaran), Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, berbagai kelompok masyarakat pesisir di Gilli Matra dan Lombok, serta Organisasi Kemasyarakatan (Pokdarwis, Pokmawas, Lombok Ocean Community, Pemerhati Terumbu Karang, Asosiasi Hotel Tiga Gilli, Diving Club, dll).

Rektor ITI, Dr.Ir. Marzan A. Iskandar, IPU mengungkapkan bahwa Ciguatera Fish Poisoning (CFP) merupakan salah satu jenis keracunan pada manusia akibat mengkonsumsi ikan-ikan karang yang telah terkontaminasi ciguatoksin yang berasal dari sejenis organisme sel tunggal, yang hidup dalam mikroalga yang banyak tumbuh pada karang mati.

“Kerjasama penelitian tentang ‘Building local warning networks for the detection and human dimension of Ciguatera 4 fish poisoning in Indonesian communities’ sangat penting, dilaksanakan dalam waktu tepat dan sangat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang bahaya Ciguatera Fish Poison, yang telah menjadi isu global ini, kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan seluruh pemangku kebijakan di pemerintahan, perguruan tinggi dan berbagai lapisan masyarakat,” tuturnya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Prof. Ir. Bambang Hari Kusumo, M.Agr.St., Ph.D. selaku Rektor Unram berpesan jika masyarakat harus menjaga lingkungan, terutama terumbu karang dari kerusakan untuk mencegah munculnya penyakit Ciguatera tersebut.

“Hindari illegal fishing, juga tempat untuk menyandarkan kapal itu tidak boleh sembarangan harus kita tata dengan baik. Kemudian jangan sampai muncul kembali budaya mengambil terumbu karang untuk pembuatan kapur. Masyarakat yang di darat juga harus menjaga lingkungannya agar tidak mudah erosi, karena kalau daratannya rusak maka lautannya pun akan terdampak,” pesannya.

Prof. Bambang juga menekankan bahwa berdasarkan penelitian tim peneliti sejak tahun 2020 – 2023, penyakit Ciguatera sampai saat ini belum ditemukan di perairan NTB dan semua ikan di perairan NTB masih aman untuk dikonsumsi.

“Harapannya ikan-ikan di perairan NTB tidak terkontaminasi ciguatoksin. Dan tentunya Unram akan mendukung program ini dengan membentuk tim pendukung untuk memonitor dan menimalisir terjadinya kerusakan lingkungan,” ujarnya.

Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu. Gita Ariadi. M.Si. juga mengatakan jika hasil dari workshop dan pelatihan internasional ini akan diolah kembali untuk menjadi kebijakan-kebijakan dalam pengambilan keputusan pemerintah NTB terkait wilayah pesisir.