Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

JEJAK DAN KARYA DINDIN JAMALUDDIN, BELAJAR DAN MENGABDI SEPANJANG HAYAT

JEJAK DAN KARYA DINDIN JAMALUDDIN, BELAJAR DAN MENGABDI SEPANJANG HAYAT

(UINSGD.AC.ID)-Membaca karya-karya (alm) Dindin Jamaluddin kita menemukan keterkaitan yang erat dengan khazanah pendidikan. Pasalnya, kehadiran ilmu tarbiyah menjadi madrasah ruhani awal yang didasarkan pada Al Quran guna mencetak peradaban Islam, terutama dalam urusan mendidik keluarga sakinah, membahagiakan anak-anak.

Khazanah pemikiran Dindin Jamaluddin semasa hidupnya ikut mencerahkan, mencerdaskan UIN SGD Bandung, hingga Kementerian Agama RI. Pendiriannya yang independen, humbel dan kepiawaiannya dalam menapaki tangga struktural telah menempatkannya sebagai figur terhormat.

Kendati terbilang muda (42 tahun), dengan sikapnya yang kritis, independen, dan rendah hati patut menjadi teladan yang menginspirasi bagi kalangan generasi milenial.

Biografi Singkat

Putra kedua kelahiran Bandung, 3 Desember 1980, dari pasangan Prof. Dr. H. Hendi Suhendi-Dra. Ade Rumanah ini tinggal di perumahan Komplek Permata Biru, Kelurahan Cinunuk, Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.

Semasa hidupnya dikenal humoris, tapi tegas dalam setiap mengambil keputusan. Jenjang pendidikan ditempuh mulai dari TK al-Mishbah, Cipadung (1985-1987); SDN Cipadung II di Bandung (1987-1993); Hijrah ke Banten untuk mondok di Pesantren La Tansa sejak SLTP Plus-SMU Plus (1993-1999) dengan predikat jayyid (baik); Pascamondok balik Bandung untuk melanjutkan Sarjana (S1), Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah IAIN SGD Bandung (1999-2004); Magister (S2), Ilmu Agama Islam, Konsentrasi Ilmu Pendidikan Islam, Pascasarjana UIN SGD Bandung (2004-2006); Doktor (S3), Pendidikan Islam, Pascasarjana UIN SGD Bandung (2006-2009).

Uniknya, setiap prosesi haflah at-takhrij terpilih menjadi wisuda terbaik sejak S1-S3, terlebih pada saat meraih doktor dengan yudisium cum laude (mumtaz) dalam usia 28,5 tahun. Walhasil, menjadi doktor termuda dalam catatan sejarah UIN SGD Bandung.

Kang Haji, sapaan akrabnya, dikenal aktif dalam berorganisasi (intra, ekstra kampus, orda, ormas) dan keluwesannya dalam bergaul dengan berbagai kalangan mengantarkannya menjadi utusan mahasiswa Indonesia pada Pertemuan Mahasiswa Muslim Internasional di Arab Saudi (2000); pernah menjabat sebagai pengurus UPTQ (2001-2022); Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (2002-2003); Sekretaris Umum HMI Cabang Soreang (2002-2003); Presiden Mahasiswa BEM IAIN Bandung (2003-2004); Sekretaris Forum Wacana Pascasarjana UIN Bandung (2005-2006); Wakil Direktur Ma’had al-Jamiah UIN SGD Bandung (2010-2012); Kabid Akademik dan Perencanaan Ma’had al-Jamiah (2012-2013); Ketua Yayasan Makiya, (2010-2023); Ketua DKM Darussalam, Komplek Permata Biru (2012-2023); Asisten Direktur III Pascasarjana UIN SGD Bandung (2012-2013); Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UIN SGD Bandung (2013-2015); Ketua Dewan Pakar Masika ICMI Jabar (2014-2017); Assesor Sertifikasi Pembimbing Haji, Kanwil Kemenag Jabar (2015-2023); Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UIN SGD Bandung (2015-2019); Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (2019-2023), Kepala Madrasah Ibtidaiyah Sunan Gunung Djati (2021-2023); Presidium MD KAHMI Kabupaten Bandung (2022-2023).

Kekuatan Tulisan

Karya ilmiah buah pemikirannya dapat kita baca mulai dari majalah kampus (Suaka), koran (Republika, Pikiran Rakyat, Jakarta Post), media online (Kumparan, Rakyat Merdeka), jurnal terakreditasi nasional (Sinta), dan bereputasi internasional (Scopus), hingga menghasilkan 45 buku dalam bahasa Indonesia, Inggris.

Paling tidak terdapat 30 artikel bernas yang bisa kita baca: Mengail di Air Keruh; Mencermati Prosesi Pemilihan Rektor IAIN SGD Bandung Periode 2003-2007 (Suaka, Juni 2003:19-20); The Important of National Exam for Education Development (The Jakarta Post, 27 Maret 2010); Keselarasan antara Islam dan Modernisasi (Pikiran Rakyat, Maret 2010); Puasa dan Kemerdekaan, (Republika, 10 Agustus 2011); Optimalisasi Kesabaran (Republika, 21 Juni 2012);

Pendidikan Politik (Pikiran Rakyat, 08 Januari 2014); Salat Jumat di Mekah (Pikiran Rakyat, 27 Januari 2014); Sinergi Ormas Islam (Pikiran Rakyat, 10 Mei 2014); Ziarah Ramadhan dan Umrah (Pikiran Rakyat, 8 Juli 2014); Dari Turki ke Haramain (Pikiran Rakyat, 13 Januari 2015);

Persib Nasibmu Kini (Pikiran Rakyat, 4 Juni 2015); Pantingnya Fasilitas Umrah (Pikiran Rakyat, 29 Maret 2016); Umrah dan Kejayaan Islam (Pikiran Rakyat, 26 Desember 2017); Shaum, Fitrah dan Investasi SDM (Khutbah Idul Fitri 20 Juni 2018); Asian Games & Pilpres (Pikiran Rakyat, 14 Agustus 2018);

Totalitas Pengabdian di Haramain (Pikiran Rakyat, 7 Januari 2020); Hidup Seimbang (Republika, 8 April 2020); Covid 19 sebagai Ujian Keyakinan (Pikiran Rakyat, 14 April 2020); Sakralitas Ramadhan di Tengah PSBB (RMOLJabar, 29 April 2020); Ramadhan dan Penyucian Jiwa (Republika, 13 Mei 2020);

Kontribusi Alumni Haji dan Umroh (Pikiran Rakyat, 16 Juni 2020); Jacinda Ardern dan Politik Pendidikan (Republika, 21 Oktober 2020); Sekolah Pasca Pandemi, (Kumparan, 26 Desember 2020); Garis Merah Proses Demokrasi di Amerika (Republika 16 Januari 2021); Era Rekontruksi Beragama (Pikiran Rakyat, 23 Maret 2021);

Ramadhan akan Berakhir (Republika, 8 Mei 2021); Spirit (Pasca) Olimpiade (Kumparan, 9 Agustus 2021); Perjalanan Umrah dan Drama Hidup (Pikiran Rakyat, 26 Januari 2022); Resiliensi Berbasis Alquran (Republika, 27 April 2022); Pesan Turki Menuju Tanah Haram (Pikiran Rakyat 8 November 2022).

Kepiawaian dalam dunia tulis menulis diceritakan oleh Nurman Kholis, Alumnus Pertama La Tansa, Cikal 1994 bertajuk Wafatnya Sang Calon Profesor Pertama Alumnus La Tansa. (In Memoriam Dr. H. Dindin Jamaluddin, M.Ag. bin Prof. Dr. H. Hendi Suhendi) dalam media sosial (facebook)

Secara detail Nurman menuliskan “Selain menjadi guru sosiologi, saya juga menjadi sekretaris Majalah La Tansa. Karena itu, saya pun pernah meminta Dindin untuk membuat artikel, hingga dimuat di majalah La Tansa bertema tentang Satu Dasa Warsa La Tansa (1991-2001). Di dalamnya, Dindin juga menuliskan tentang kekagumannya terhadap sosok K.H. Ahmad Rifa’i Arief, pemimpin pesantren La Tansa yang setelah wafat pada tahun 1997 dilanjutkan oleh putra beliau, K.H. Andrian Mafatihullah Karim. Adapun putra beliau lainnya, Fairus Nahidhuddin, juga merupakan teman sekelas Dindin.

Artikel yang ditulisnya saat kuliah pada tahun keduanya itu, menunjukkan potensi Dindin semakin terasah baik sebagai akademisi maupun organisatoris. Hal ini sebagaimana yang ditulis dalam identitas singkatnya selain sebagai alumnus La Tansa 1999 juga sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa (HMJ) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN SGD” (Facebook Nurman Kholis, 24 Januari 2023).

Jejak semua mahakarya itu dapat diakses melalui sholar.google.com. Karya buku-bukunya sudah tersebar ke berbagai kampus di tanah air. Lima tulisan teratas yang sering disitasi, di antaranya: Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 Pada Calon Guru (714 dan 80 sitasi); Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam (313 sitasi); Character Education in Islamic Perspective (69 sitasi); Metode Pendidikan Anak (63 sitasi); Articulate Storyline: Sebuah Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Materi Sel (25 sitasi). (Google Scholar, 24 Januari 2023).

Untuk sementara hanya 3 buku yang dibahas agar menjadi pemantik untuk terus menginspirasi dalam dunia pendidikan. Keahliannya tersertifikasi dari lembaga internasional di Uni Eropa dan Amerika, International Board of Standars. Yaitu CEPP (Certified in Education Planning Professional) dan satu-satunya Asesor Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) di UIN SGD Bandung yang memiliki tugas untuk melakukan proses Akreditasi Program Studi (Prodi) Bidang Kependidikan di Indonesia.

1. Dr H Dindin Jamaluddin M.Ag, Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, yang diberi Kata Pengantar, Prof Dr H Mahmud MSi, Penerbit ; Pustaka Setia, 2013.

Dindin yakin pendidikan sebagai media yang sangat efektif dalam menumbuhkembangkan kekebalan diri dari pengaruh negatif yang ada dalam dan luar diri seseorang. Catatan sejarah umat manusia membuktikan, bangsa yang dapat mewarnai peradaban manusia itu mereka yang memiliki concern dan interest terhadap pendidikan.

Dalam konteks ini pendidikan tampil sebagai ikhtiar untuk membimbing individu-individu agar menjadi manusia kaffah, manusia yang mencapai titik maksimal kapasitas dirinya sebagai hamba Allah dan khalifah di dunia.

Islam adalah komprehensif kaffah. Tak hanya menyatakan gagasan, tetapi menampilkan sosok yang dapat dijadikan panutan, teladan, dan contoh, seperti Nabi Muhammad SAW. Karakter yang dimiliki Rasul telah sempurna dan menjadi prototipe sepatutnya manusia berperilaku. Sikap shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah merupakan ciri khas perilaku, karakter Rasulullah SAW., dan secara maksimal berusaha diadopsi oleh para sahabat, alim ulama, termasuk umatnya.

Buku ini mengetengahkan metode, cara mengejawantahkan akhlak dan karakter kepada anak. Meskipun perspektif yang disampaikan terbilang baru sebab menggagas, menggunakan metode talqin.

Selama ini, istilah talqin dalam komunitas umum ditempatkan pada saat-saat akhir hayat seseorang. Asyiknya, dalam pembahasannya yang berdasarkan penelitian ini, term talqin ternyata tidak hanya domain dari ritus semata. Pasalnya, dari literatur yang diteliti, istilah talqin pernah dijadikan metode oleh Nabi Muhammad SAW. Untuk mengajarkan hal-hal substansial kepada para sahabatnya.

Sungguh sangat implementatif mengingat dalam buku ini dikupas empirical evidence satu keluarga, yang mampu menginternalisasikan nilai-nilai positif, sehingga tertanam karakter positif pada anggota keluarga. Tentunya ini menjadi penting dan lebih mudah bagi pembaca untuk mengadopsi cara-cara menanamkan nilai-nilai yang baik guna diimplementasikan pada keluarga, khususnya yang muslim.

Sebagai buku daras ini menjadi literatur wajib bagi mahasiswa pada mata kuliah pendidikan dalam keluarga perspektif Islam. Kehadirnya diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan menjadi panduan bagi seluruh keluarga muslim dalam mendidik anak-anak yang soleh, berakhlak mulia.

2. Dr. H. Dindin Jamaluddin, MAg., CEPP., Ilmu Pendidikan Islam, Penerbit: Rajawali Pers, 2022

Sebagai salah satu mata kuliah penciri dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung, ilmu pendidikan Islam merupakan mata kuliah yang memberikan wawasan keilmuan distingtif bagi mahasiswa. Pasalnya, meliputi scientific method mengenai komponen-komponen dalam pendidikan berdasarkan pemahaman ajaran Islam, yakni Al Quran dan assunnah.

Secara tegas buku ini dimulai membahas soal perbedaan kajian ilmu pendidikan Islam dengan term-term lain dalam kajian pendidikan Islam; tentunya beberapa komponen dalam pendidikan bersumber dari pemahaman ajaran Islam; dan diakhiri oleh kajian-kajian kontekstual yang erat kaitannya dengan pendidikan Islam.

Buku ini diharapkan dapat memberikan perspektif lain bagi mahasiswa dalam mengkaji pendidikan Islam. Alhasil, wawasan mahasiswa dalam merespons realitas yang senantiasa berubah, dan membutuhkan pendekatan multi perspektif.

3. Dindin Jamaluddin, Metode Pendidikan Anak: Teori dan Praktik, Penerbit: Pustaka Reka Cipta, 2022

Diawali dari keprihatinan Dindin terhadap dunia pendidikan khususnya pendidikan anak, yang jauh dari harapan dan kenyataan sebenarnya. Apa yang menjadi kegamangan dilontarkan melalui pertanyaan: Pendidikan telah lama dilaksanakan di Indonesia dengan berbagai lembaga yang ada, tapi hasilnya? Tidak memuaskan, bahkan nihil.

Buku ini berusaha menjelaskan tentang: konsepsi tentang pendidikan, pengajaran, dan teori perkembangan, metode pendidikan dan tahapan pendidikan anak, tawaran solusi metodis: pendidikan keluarga dan metode talqin.

Menurutnya, ilmu pengetahuan tentang mendidik anak yang menegaskan bahwa internalisasi keimanan harus dimulai dari keluarga dengan metode talqin.

Berkhidmat melalui Pendidikan

Hadirnya SDIT Makiya Cianjur “Berkhidmat dan Bermanfaat” sebagai Ketua Yayasan; MI Sunan Gunung Djati “Cerdas Berakhlak Karimah” sebagai Kepala Sekolah menjadi bukti nyata dalam rangka mewujudkan pendidikan sebagai kawah candradimuka peradaban Islam sejak dini.

Sambil berusaha untuk tetap menjalankan wasiat ayahnya, Prof Dr H Hendi Suhendi MSi, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya saat khotbah salat Idul Fitri 1432 H di Masjid Agung Al-Imam Majalengka, Rabu (31/8/2011), berkeinginan membangun lembaga pendidikan yang diberinama Yayasan Makiyah, mulai dari tingkat SD hingga SMA (Inilah Koran, 1 September 2011).

Ingat, pendidikan agama menekankan pada pemahaman tentang agama, bagaimana agama diamalkan, diaplikasikan dalam tindakan, perilaku kehidupan sehari-hari.

Penanaman nilai-nilai agama dalam praktik pendidikan anak usia dini disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak, keunikan yang dimiliki setiap anak. Dalam pandangan Islam anak merupakan amanah Allah SWT, yang harus dijaga dan dibina.

Anak memerlukan pendidikan akhlak yang baik dalam proses tumbuh kembangnya. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi.”

Dari hadis riwayat Bukhari-Muslim ini Dindin memaparkan, peran orang tua sangat penting dalam membentuk kepribadian anak pada masa yang akan datang. Dalam rangka pencapaian pendidikan, agama Islam berupaya untuk melakukan pembinaan seluruh potensi manusia secara serasi dan seimbang (Mercy F Halamury, 2022 : 17).

Saking pentingnya pendidikan agama sebagai dasar keimanan dalam keluarga, sebagaimana diungkapkan oleh M. Ali dan Amali Hamzah, dasar pendidikan Islam ada lima yaitu: dasar keyakinan, dasar penghambaan, dasar pemikiran, dasar diri, dan dasar kemasyarakatan.

Dasar keimanan menjadi dasar utama dalam pembentukan dasar pendidikan Islam di keluarga. Keimanan mesti memberikan cahaya dan memancarkan diri kepada dasar-dasar lainnya, sehingga bentuk apa pun pendidikan yang diinternaliasasikan dinaungi oleh keimanan yang kuat.

Sebagai pendidikan yang pertama dan utama, keluarga dapat mencetak anak agar mempunyai kepribadian yang dapat dikembangkan dalam lembaga-lembaga berikutnya, sehingga wewenang lembaga-lembaga itu tidak diperkenankan mengubah apa yang dimilikinya. Cukup dengan mengombinasikan antara pendidikan yang diperoleh dari keluarga dengan pendidikan lembaga, sekolah, masjid, pondok (Disertasi Dindin Jamaludin, Pendidikan Anak, Bandung, PPs. UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2009:223 dan Rinda Fauzian, 2018: 192).

Caranya dengan memberikan contoh teladan yang baik kepada anak agar ditiru dan dilaksanakan. Suri tauladan dari para pendidik merupakan faktor yang besar pengaruhnya dalam pendidikan anak. Pendidik terutama orangtua dalam rumah tangga dan guru di sekolah adalah contoh ideal bagi anak.

Salah satu ciri utama anak itu meniru, sadar atau tidak, akan meneladani segala sikap, tindakan, dan perilaku orangtuanya, baik dalam bentuk perkataan dan perbuatan maupun dalam pemunculan sikap-sikap kejiwaan, emosi, sentimen, dan kepekaan.

Dindin menegaskan keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode yang paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual, dan sosial. Sebab, seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak, yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru, disadari atau tidak, bahkan semua keteladanaan itu akan melekat pada diri dan perasaannya, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal yang bersifat material, inderawi, maupun spritual.

Memang keteladanan merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif dan sukses. Dalam praktik pendidikan, anak didik cenderung meneladani pendidiknya dan ini diakui oleh hampir semua ahli pendidikan. Pasalnya, secara psikologis anak senang meniru, tidak saja yang baik-baik yang jelek pun akan ditiru, dan secara psikologis pula manusia membutuhkan tokoh teladan dalam hidupnya. Allah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menjadi teladan untuk manusia (Dindin Jamaluddin, 2010; 71, Dedi Mulyasana, dkk, 2020 : 266 dan M. Ihsan Dacholfany, Uswatun Hasanah, 2021:134).

Dengan demikian, pendidikan agama Islam harus diberikan kepada anak sejak usia dini untuk menjadi bekal bagi mereka setelah dewasa. Tanpa dasar agama dan keimanan yang kuat, seorang anak tidak akan dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki.

Kini, penggerak pendidikan anak melalui talqin ini sudah tiada. Almarhum dimakamkan di Jalan Mariwati No. 83, Sindanglaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur. Pemilik jargon “One Step a Head” terus berjuang hingga nafas terakhir demi meningkatkan sumber daya manusia, mencetak insan paripurna dari keluarga. Mari kita sama-sama belajar dan mengabdi sepanjang hayat, seperti yang telah dipraktikkan oleh Dindin. Selamat Jalan Kang Haji!

Ibn Ghifarie, Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.

Sumber, Bandung Bergerak 29 Januari 2023.