Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Women Leadership Warnai Kepemimpinan UIN SU | Prof Nurhayati Daftar Balon Rektor

Women Leadership Warnai Kepemimpinan UIN SU | Prof Nurhayati Daftar Balon Rektor

Medan, (UIN SU)
Dalam 50 tahun berdirinya Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU) Medan, belum ada muncul sosok perempuan yang memimpin UIN SU/IAIN SU. Terkait itu guru besar perempuan dari kampus Islam negeri tersebut, Prof Dr Nurhayati, MAg maju sebagai bakal calon Rektor UIN SU 2023-2027 dengan mengusung semangat women leadership dan memberi warna baru bagi pendidikan tinggi Islam dimaksud.

Demikian dijelaskan Prof Nurhayati yang juga menjabat Kepala Perpustakaan UIN SU ini, pada pendaftaran bakal calon rektor tersebut di kampus II Jalan Willem Iskander, Senin (30/1). Mendapatkan dukungan dengan motivasi dan niat karena Allah SWT, ia maju dalam kontestasi tersebut, mengusung nilai kepemimpinan perempuan yang saat ini begitu dipertimbangkan.

“50 tahun UIN SU berdiri, belum muncul sosok perempuan, saya ingin mencoba memberikan warna baru dalam pemilihan rektor ini. Dengan mencoba, kita bisa berhasil atau tidak berhasil, jika tidak mencoba hasilnya cuma satu yaitu tidak berhasil,” tukasnya.

Akademis yang sarjana hingga doktornya di UIN SU tersebut merasa terpanggil untuk penjaringan tersebut. Ia memiliki visi untuk menjadikan UIN SU unggul dan terkemuka menuju smart islamic university dalam gagasan membangun peradaban berkemajuan.

Konsep itu sejalan era revolusi industri 4.0 dan era society 5.0 dengan karakteristik masyarakat yang mengutamakan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi. Hal itu juga didukung mahasiswa dari kalangan generasi Z. Menurutnya, kemajuan diraih dengan menerapkan konsep universitas cerdas dan pintar dan menghubungkan dengan Tri Dharma perguruan tinggi dengan berlandaskan nilai keislaman. “Smart islamic university berarti kita akan membangun smart campus. Memberikan pelayanan berbasis teknologi dan internet,” ujarnya.

Sejumlah program prioritas yang akan dikembangkan di antaranya ialah penataan aset untuk peningkatan dan pengembangan dalam aspek bisnis yang berujung pada peningkatan kesejahteraan akademik. Lalu menciptakan suasana kampus yang kondusif untuk meningkatkan nilai moderasi bagi seluruh aktivitas akademik dalam memberikan pelayanan.

Program selanjutnya, jelasnya, ialah memberikan tata kelola yang bersih dan taat hukum pada setiap tingkatan baik universitas, fakultas hingga program studi. Memanfaatkan teknologi, digitalisasi informasi untuk mengoptimalkan monitoring dan evaluasi sehingga bisa menciptakan tata kelola kampus yang transparan dan akuntabel.

Menurut Prof Nurhayati, penting menempatkan sumber daya manusia di UIN SU sesuai dengan keahlian di bidangnya, meningkatkan publikasi ilmiah para dosen di tingkat nasional dan internasional dan tentunya program untuk peningkatan akreditasi prodi dan institusi menjadi akreditasi unggul.

Dari 62 prodi, jelasnya, enam terakreditasi unggul, 42 prodi baik sekali, 13 prodi akreditasi baik atau cukup, Dari data ini, jalan menuju kampus kelas dunia masih jauh. Untuk itu, penting menurutnya menjalankan strategi untuk peningkatan akreditasi unggul mulai di tingkat prodi hingga institusi.

Strategi yang dibangun, yakni SMART singkatan dari sejahtera, moderat, adil, responsif dan terkemuka. Konsep ini, jelasnya, diawali dengan membangun iklim akademik yang sejahtera yang berujung aman dan nyaman, mengusung pemikiran yang moderat, berkebijakan adil, mampu memberikan respons yang cepat dan tepat serta mampu menjadi kampus terkemuka.

Program yang Prof Nurhayati usung lainnya, ialah peningkatan kualitas dosen di antaranya dengan meningkatkan dosen magister ke doktor bahkan meningkatkan jumlah guru besar. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada dosen sehingga nanti bisa kembali memberikan feedback untuk kemajuan UIN SU Medan.

Prof Nurhayati menilai, pada penjaringan rektor ini semakin bagus dan tertata rapi. Mulai dari pengumuman, sosialisasi hingga rangkaian pendaftaran, pemberkasan dan lain sebagainya. Pendaftaran yang dikemas dalam acara dan disambut dengan salawat merupakan kearifan lokal yang patut dilestarikan. “Jika terpilih, saya juga akan menerapkan kepemimpinan kolaborasi yang akan membakar semangat untuk perubahan. Kolaborasi adalah keniscayaan untuk mewujudkan perubahan,” pungkasnya. (Humas)