Jumat, 19 April 2024
Perguruan Tinggi

Pertahankan Tradisi Nyirih, Uce Lestari Dosen Prodi Farmasi UNJA Buat Inovasi SIPIGA

Pertahankan Tradisi Nyirih, Uce Lestari Dosen Prodi Farmasi UNJA Buat Inovasi SIPIGA

Mendalo- Seperti tak pernah habisnya ia berinovasi dan mengeluarkan produk-produk unggulan hasil penelitiannya, Uce Lestari, M.Farm, ApT., Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi (UNJA) Program Studi Farmasi kembali mengeluarkan produk terbarunya. Produk dengan sensasi menyirih dapat digantikan dengan inovasi yaitu SIPIGA.

Menurutnya tradisi menyirih merupakan budaya Indonesia dengan mengunyah daun sirih, pinang, gambir, dan kapur sirih sehingga mulut dan gigi berwarna orange kemerahan yang dapat menguatkan gigi, penyegar mulut, menghilangkan bau mulut, relaksasi otak, dan menjaga sistem pencernaan

“Di zaman modern saat ini, tradisi menyirih saat ini sudah mulai ditinggalkan, dan dibeberapa kota tradisi menyirih hanya digunakan sebagai acara ritual adat seperti acara pernikahan. Untuk mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah dan hilang maka tradisi menyirih oleh PUI E Medical Universitas Jambi mengembangkan suatu inovasi produk dengan sensasi menyirih, ide ini muncul dari pemikiran ketua PUI E Medical (Dr. Ir. Ardi Novra, M.P.) untuk mengembangkan dalam bentuk obat kumur,” ujar Uce Lestari.

Berdasarkan ide tersebut peneliti dan sekaligus sekretaris PUI E Medical (Uce Lestari, M.Farm., Apt.) dengan bidang keahlian teknologi farmasi, memformulasi sediaan obat kumur dengan komponen inti menyirih yaitu daun sirih yang telah dikeringkan, pinang, gambir dan kapur sirih yang dilarutkan kedaln kompenen bahan pelarut pembawa pada bahan obat kumur. SIPIGA diproduksi oleh PT perseorangan Inti Palm Lestari.

“Obat kumur ini diberi merk SIPIGA, adapun makna dari arti SIPIGA (Sirih Pinang dan Gambir), SIPIGA ini telah memiliki hak cipta merek dagang dengan No Permohonan DID 2023007399, sebelum launching kepasaran SIPIGA telah melalui uji laboratorium dan uji klinis dengan 21 orang volunteer atau sukarelawan, dari hasil uji labor pH SIPIGA aman digunakan karena memiliki pH 7 atau netral,” terang Uce Lestari.

Selain itu, Uce Lestari mengatakan dari hasil wawancaran 21 orang sebagai volunteer atau sukarelawan menyatakan setelah mengkonsumsi obat kumur SIPIGA merasakan seperti sensasi menyirih dan menghasilkan bau mulut yang segar.

Setelah pengujian klinis tersebut SIPIGA mulai dikenalkan ke masyarakat dengan mengembangkan dan menambah produk inovasi berupa SIPIGA permen jelly, SIPIGA bubuk granul instan, SIPIGA teh celup dengan varian produk SIPIGA ini kita kenalkan pada EXPO UNJA SMART bulan Desember yang lalu, dan telah diperkenalkan juga pada instansi intansi pemerintahan kabupaten atau Provinsi Jambi.

“Alhamdulillah SIPIGA mendapatkan komentar yang baik dan merupakan produk yang unik agar anak-anak generasi sekarang tidak melupakan bagaimana tradisi menyirih yang merupakan budaya Indonesia yang kita dapatkan dengan mengkonsumsi SIPIGA sama halnya mengingat kembali bagaimana ada rasa sensasi menyirihnya,” tutur Uce Lestari.

Untuk saat ini PUI E Medical sendiri juga telah mengembangkan SIPIGA kebentuk tablet kunyah dan tablet effervescent, dimana produk ini masih tahap proses pengembangan riset untuk mendapatkan formula yang baik, karena untuk sediaan tablet ini sendiri membutuhkan waktu dan proses riset yang lama yang agar bisa diterima oleh masyarakat.

“Produk SIPIGA saat ini bisa didapatkan pada gerai BPU divisi UNJA SMART herbal Universitas Jambi dan Gerai Talent Smart FKIK Universitas Jambi, semoga produk SIPIGA menjadi produk unggulan tidak hanya Universitas Jambi tetapi juga menjadi produk unggulan Provinsi Jambi,” tutupnya.

Silvia Yuliansari Asril / HUMAS