Jumat, 19 April 2024
Perguruan Tinggi

Tingkatkan Kesiapan Hadapi Ancaman Pandemi, UB Terima Hibah dari Uni Eropa

Tingkatkan Kesiapan Hadapi Ancaman Pandemi, UB Terima Hibah dari Uni Eropa
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UB saat menerima H.E Vincent Piket selaku Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia di RSUB
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama UB saat menerima H.E Vincent Piket selaku Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia di RSUB

Universitas Brawijaya melalui Rumah Sakit Universitas Brawijaya menerima hibah dari Uni Eropa. Hibah senilai 4.98 juta Euro atau setara dengan 81 miliar rupiah ini akan digunakan untuk pembangunan laboratorium riset dan pelayanan penyakit infeksius seperti ruang isolasi, rawat darurat, dan rawat jalan di RSUB. Hal ini disampaikan oleh Prof.Dr.Ir. Moch. Sasmito Djati, MS selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Universitas Brawijaya saat mendampingi Duta Besar Uni Eropa, H.E. Vincent Piket di RSUB dan di Gedung Rektorat Universitas Brawijaya, Rabu (1/2/2023).

Dalam penjelasannya, Sasmito menyebut UB selain menerima hibah dari Uni Eropa juga menerima soft loan dari KfW selaku wakil dari pemerintah Jerman senilai 37 juta euro atau sekitar enam ratus milyar rupiah. “ Khusus anggaran hibah ini akan digunakan untuk mendukung penelitian mengenai penyakit infeksius di Universitas Brawijaya dan RSUB”, jelasnya.

Penjelasan rencana pengembangan RSUB
Penjelasan rencana pengembangan RSUB

Program ini sendiri, menurut Sasmito, telah ditandatangani sejak ahun lalu. “Pada awalnya memang untuk Covid-19, namun kami percaya Covid sendiri hanyalah salah satu dari sekian banyak jenis penyakit infeksius. Jadi tetap penting artinya untuk kita melakukan penelitian lebih lanjut”, terangnya. “Ini juga sebuah kesempatan penting untuk pengembangan rumah sakit kita dan bisa dimanfaatkan dengan baik”, imbuhnya.

Kunjungan Dubes Uni Eropa ke RSUB adalah untuk melihat bagaimana perkembangan implementasi kerjasama antara UB dan EU yang juga disalurkan melalui KfW. “Kehadiran saya di sini untuk melihat bagaimana perkembangan kerjasama dan berkontribusi kepada pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan infrastruktur kesehatan dan pendidikan, sekaligus untuk bersiap menghadapi kemungkinan pandemik di masa depan”, terang Vincent.

“Hibah ini sendiri merupakan program yang unik. Karena ini merupakan kerjasama dari Uni Eropa dan pemerintah Indonesia, dan kami bangga bisa berkontribusi bagi Universitas Brawijaya”, imbuhnya.

Dr. dr. Viera Wardhani, M.Kes, Project Coordinator untuk Rumah Sakit Universitas Brawijaya
Dr. dr. Viera Wardhani, M.Kes, Project Coordinator untuk Rumah Sakit Universitas Brawijaya

Menurut Dr. dr. Viera Wardhani, M.Kes selaku Project Coordinator untuk Rumah Sakit Universitas Brawijaya, program ini tidak hanya untuk membangun fasiiltas kesehatan, namun juga untuk menunjang proses akademik di Universitas Brawijaya. “Di tiap area di RSUB, direncanakan ada ruang pembelajaran dan teknologi kedokteran yang memungkinkan fungsi pelayanan dan pembelajaran mahasiswa tetap berjalan tanpa mengesampingkan hak-hak pasien. Sehingga pelayanan kepada pasien tetap di jalankan secara profesional namun tidak mengesampingkan tujuan pendidikan”, jelasnya.

Tidak hanya untuk RSUB,  program ini juga mencakup pemenuhan peralatan medis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut milik Fakultas Kedokteran Gigi. “Saat ini sedang proses penyelesaian 4 lantai, harapannya di akhir tahun ini sudah selesai dan peralatannya sudah bisa dipenuhi segera”, pungkas Viera. (VQ)