Jumat, 19 April 2024
Perguruan Tinggi

Cerita Syafira : Ikut Festival Musim Semi Sambil Cosplay di RS

Cerita Syafira : Ikut Festival Musim Semi Sambil Cosplay di RS
Syafira Idhatun Nasyiah, mahasiswa Program Profesi Ners di Jepang
Syafira Idhatun Nasyiah, mahasiswa Program Profesi Ners di Jepang

Peribahasa menyebut : Carilah Ilmu Sampai ke Negeri Cina. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Syafira Idhatun Nasyiah. Bagi Syafira, mencari ilmu, saat ini, sampai ke negeri Jepang. Syafira adalah mahasiswi Program Profesi Ners pada Departemen Ilmu Keperawatam Fakultas Ilmu Kesehatan. Selama satu tahun, ia berkesempatan mengikuti program Internship Ners di Izumigaoka Hospital, Prefektur Osaka, Jepang.

Syafira berada di Jepang sejak Oktober 2022 sampai Agustus 2023. Adaptasi adalah permulaan awal yang harus ia lakukan. “Banyak sekali gegar budaya yang saya temui, mulai dari cara kerja mayoritas orang Jepang yang serba cepat, kebiasaan tepat waktu, rapi, dan bersih. Lingkungan disana sangat bersih dan jarang sekali ada sampah. Orang jepang juga sangat kreatif memanfaatkan barang bekas untuk digunakan di kehidupan sehari-hari, seperti melipat flyer iklan menjadi kotak sampah kecil”, jelasnya.

5 mahasiswa FIKES UB di Izumigaoka Hospital, Prefektur Osaka, Jepang.
5 mahasiswa FIKES UB di Izumigaoka Hospital, Prefektur Osaka, Jepang.

Selama menjalankan internship, Syafira bersama Bella Widya Areta, Fina Aliyatun Nada, Novrizqa Annisa Abripradani dan Aisha Emira Widyani tinggal di apartemen, dengan suasana yang jauh berbeda dengan di Malang.

“Kalau biasanya di sekitar kos banyak sekali warung makan atau toko kelontong, di sekitar apato hampir tidak ada. Yang ada restoran dan minimarket yang cukup jauh namun masih bisa ditempuh dengan jalan kaki. Cuaca di Jepang sangat jauh berbeda dengan di Indonesia. Pertama kali datang ke Jepang, suhu mencapai 32’C saat musim panas. Saat winter, suhu sampai -3’C bahkan lebih”, ujar mahasiswi Angkatan 2017 ini.

“Meskipun dengan bahasa jepang yang masih minim, orang jepang sangat menghargai kemampuan kita. Selain itu, orang jepang sangat terbiasa untuk mengapresiasi dan berterima kasih atas apa yang kita lakukan meskipun beliau lebih senior”, imbuhnya.

Selama berada di Jepang, banyak kegiatan budaya yang dinikmati oleh Syafira dan teman-teman, salah satunya festival. “Di RS yang saya tempati seringkali diadakan festival yang bisa diikuti oleh pasien dan nakes disini. Seperti saat aki matsuri (festival musim semi), halloween party, Christmas party, dsb. Saat festival, biasanya diisi dengan makan-makan, karaoke, games sambil memakai kostum cosplay”, tutur Syafira.

Mengeksplor dunia keperawatan yang ada di luar negeri memberi harapan pada Syafira. “Berada di sini memberikan harapan supaya saya bisa membawa pelajaran baru, yang dapat diterapkan sewaktu kembali terjun ke dunia keperawatan di Indonesia”, pungkasnya. (nice/VQ)