Sabtu, 20 April 2024
Perguruan Tinggi

Dirjen Pendis dan BIMAS Islam Sampaikan Program Prioritas

HUMAS UIN SUTHA – Pada pelaksanaan RAKRERNAS Sesi VIII Penyampaian Materi terkait Program Prioritas Pencapaian Visi dan Outlook 2023 dari Direktorat Jendral Pendidikan Islam dan 5 Bimbingan Masyarakat (BIMAS) yakni; BIMAS Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha (04/02/2023).

 

 

Berkaitan dengan isu pendidikan islam, Prof. Ali Ramdhani selaku Dirjen Pendis mengatakan bahwa Kementerian Agama tentu menghendaki pendidikan yang terbaik bagi anak-anak yang nantinya kita harapkan sebagai penentu arah bangsa. Setiap anak bangsa berhak mendapatkan pelayanan yang terbaik. Karena itu kita (Kemenag) berupaya terus untuk menyediakan layanan pendidikan di daerah Terpencil, Tertinggal dan Terdepan (3T) untuk mengejar pendidikan di daerah yang tertinggal. Hal ini juga yang kita yakini akhirnya akan ikut menjadi orientasi dari Indonesia Emas.

 

 

Selain itu, kita juga memperhatikan proses ketika kita menghadirkan prodi umum di PTKN tetapi kita tetap mempunyai pijakan yang kuat pada pendidikan agama. Hal itu juga diimbangi dengan penguatan integritas tenaga pendidik. Hal ini tidak sederhana karena, Dirjen Pendis merupakan satuan kerja yang memliki ruang lingkup yang paling besar diantara program lainnya.

 

 

Sejalan dengan yang disampaikan oleh Dirjen, Prof.Dr.H.Suaidi, M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Jambi, beliau mengatakan hal yang disampaikan oleh Dirjen Pendis tersebut saat ini sedang dijalankan di UIN Jambi, dengan berdirinya 6 Program Studi baru di UIN Jambi tentu tidak mengurangi nilai religius keagamaan yang diajarkan di kampus. Rektor mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Dirjen Pendis tersebut merupakan turunan dari nilai transintegrasi ilmu yang kita usung saat ini. Nilai transintegrasi itu tetap mengambil nilai-nlai baik dari kitab kuning dan mengambil hal-hal baik dari buku ilmu-ilmu umum.

 

Selanjutnya Prof.Dr.Phil.H.Kamarudin Amin, M.A sebagai Dirjen BIMAS Islam mengatakan beberapa program utamanya seperti mempelopori masjid sebagai rumah moderasi beragama dan akan dilakukan revitalisasi kepada beberapa masjid dan pemberdayaan takmir/pengurus masjid, karena tantangan 2023 bukan hanya perkara radikalisme, maka untuk itu perlu untuk melakukan langkah produktif seperti menjadikan masjid sebagai area diseminasi untuk pengembangan moderasi beragama.

 

 

BIMAS Islam juga akan segera merilis peta dakwah di Indonesia dan membentuk 1000 kampung moderasi. Selain itu, perhatian utama Kementerian Agama tahun ini akan mengkukuhkan Pengurus Dai Kebangsaan lebih kurang sebanyak 10.000 orang yang akan dilantik pengurusnya tahun ini. Karena kita melihat rentannya masjid sebagai area yang digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai kebangsaan. Maka dari itu kita harus mengambil peran dakwah dengan mengedepankan nilai moderasi beragama.

 

 

Prof. Kamarudin Amin juga mempercayai kehadiran lembaga filantropi islam yang ada di Indonesia bisa mengurangi angka kemiskinan, KEMENAG RI akan berkerjasama dengan BAZNAS, OPSEZI dan Lembaga filantropi lainnya disetiap daerah, karena melihat potensi zakat di Indonesia sangat besar sementara daya serapnya masih sangat rendah.

 

 

Kementerian Agama juga mencanangkan untuk merevitalisasi KUA secara fisik dan SDM, agar nantinya KUA ikut andil dalam menyelesaikan masalah-masalah makro keluarga dengan menjadikan KUA sebagai area mitigasi untuk mengurangi hal-hal seperti perceraian dan pernikahan usia dini, salah satunya melalui program bimbingan remaja usia sekolah.