Kamis, 25 April 2024
Sekolah Menengah Atas

MUSYAWARAH GURU BK SMA KABUPATEN MAGELANG DI SMAN 1 NGLUWAR

MUSYAWARAH GURU BK SMA KABUPATEN MAGELANG DI SMAN 1 NGLUWAR

Kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) se Kabupaten Magelang dilaksanakan di SMAN 1 NgluwarSelasa (14/02/23).

Bertempat di Perpustakaan SMAN 1 Ngluwar, MGBK dihadiri oleh guru Bimbingan dan konseling SMA se-kabupaten Magelang. Kegiatan MGBK di SMAN 1 Ngluwar merupakan pertemuan ketiga kalinya di tahun 2023 ini, dipandu Bp Akhmad Fauzan, S.pd dan dibuka oleh Ketua MGBK SMA Kab. Magelang Bp Drs. Daryono, M.Pd.

Kegiatan ini juga dihadiri  Kepala SMAN 1 Ngluwar, Ibu Beny Sukandari M.Pd, B.I serta guru-guru BK se-kab Magelang yang berjumlah lebih kurang 40 orang.  Ibu Beny Sukandari dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang di SMAN 1 Ngluwar dan ucapan terima kasih karena telah bersedia datang dan mempercayakan SMAN 1 Ngluwar sebagai tempat pelaksanaan kegiatan MGBK yang ketiga.

“Kami menyambut baik kedatangan bapak ibu guru semua. Mudah-mudahan kegiatan MGBK kali ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sampai selesai nanti dan mencapai tujuan yang diharapkan,”  ucapnya.

Pada kegiatan inti, mengundang narasumber dari STIE-IEUpaweda YOGYAKARTA dengan materi “Berkomunikasi Yang Baik Untuk Mendidik”, bertindak sebagai keynote speaker adalah ibu Annisa Widayati, S.PT

MATERI

Komunikasi verbal dan komunikasi non verbal turut menentukan keberhasilan dalam mendidik siswa

Komunikasi merupakan salah bentuk interaksi antara guru dan siswa di sekolah. Komunikasi menjadi salah satu poin penting dalam penyampaian pesan baik itu pesan pembelajaran maupun pesan moral yang ingin Guru Pintar ajarkan pada siswa. Supaya terjalin komunikasi yang baik antara Guru Pintar dan siswa yang diajar, maka perlu adanya strategi-strategi tertentu dalam berkomunikasi sehingga komunikasi akan berjalan dengan efektif.

 

Berkomunikasi dengan baik dan benar adalah salah satu indikator komunikasi efektif. Untuk dapat mencapai hal tersebut, Guru Pintar harus memperhatikan lima hal berikut ini:

1.   Respect

Respect atau penghargaan adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan, dalam hal ini adalah siswa. Jika Guru Pintar harus mengkritik atau menegur siswa, lakukan dengan cara yang tepat sehingga tidak melukai harga diri dan kebanggaan siswa. Seorang pendidik atau guru harus dapat menghargai setiap siswa yang dididiknya. Saling menghormati dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain.

2.     Empathy

Empati adalah kemampuan menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Komunikasi di dunia pendidikan juga harus menempatkan empati sebagai pedoman sehingga komunikasi berjalan dengan baik. Komunikasi di sekolah maupun di luar sekolah dengan siswa. Guru Pintar perlu saling memahami dan mengerti keberadaan, perilaku, dan keinginan dari siswa. Empati dapat menumbuhkan rasa hormat dan menghargai satu sama lain. Sikap saling menghormati dan menghargai antara guru dan siswa akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif di dalam proses belajar- mengajar. Komunikasi yang baik dan memperhatikan empati akan membuat pesan yang ingin Guru Pintar sampaikan pada siswa dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan dari siswa.

3.   Audible

Komunikasi dalam pembelajaran harus “dapat didengarkan” atau dapat dimengerti dengan baik oleh guru maupun siswa. Sebuah pesan akan tersampaikan dengan baik jika disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka yang ramah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk termasuk ke dalam komunikasi audible.

  1. Clarity

Komunikasi, baik itu komunikasi sehari-hari maupun komunikasi pendidikan, harus disampaikan dengan jelas. Jangan sampai pesan itu menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dalam komunikasi dapat pula dimaksudkan sebagai keterbukaan dan transparansi. Sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan) dapat menumbuhkan rasa percaya (trust). Jika siswa merasa percaya dan juga merasakan mendapat banyak ilmu dari gurunya, maka siswa akan lebih terpacu dan termotivasi untuk belajar.

5.   Humble

Sikap rendah hati adalah sebuah sikap menghargai orang lain, mau mendengar, menerima kritik, tidak sombong, dan tidak memandang rendah orang lain. Komunikasi akan berjalan efektif jika

setiap pelaku komunikasi menerapkan sikap rendah hati (humble). Sikap ini dapat ditunjukkan dengan mimik muka, sorot mata, dan tulus mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang l

Ada lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu:

1.   Jelas

Kejelasan artinya dalam berkomunikasi harus menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah diterima dan dipahami. Jika bahasa atau cara mengemas informasi yang ingin disampaikan tidak jelas, dikhawatirkan siswa justru akan mengalami kebingungan.

2.   Tepat/Akurat

Ketepatan atau akurasi berkaitan penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan. Pemilihan kata akan sangat mempengaruhi ketepatan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, Guru Pintar harus berhati-hati dalam memilih kata.

3.   Sesuai Konteks

Konteks dalam komunikasi efektif pembelajaran adalah bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Konteks penting supaya informasi yang tersampaikan tepat sasaran dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran.

4.   Memiliki Alur yang jelas

Alur atau sistematika dalam berkomunikasi harus runtut dan jelas untuk memudahkan siswa memahami informasi yang Guru pintar sampaikan.

5.   Menyesuaikan dengan budaya/norma yang berlaku

Budaya dalam komunikasi efektif berkaitan dengan tata krama dan etika. Maksudnya adalah dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun non verbal. Hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

 

GALERI KEGIATAN