Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Ruang Konseling Prodi BK UNJA Siap Tampung Curhatan Mahasiswa

Ruang Konseling Prodi BK UNJA Siap Tampung Curhatan Mahasiswa

 

 

Mendalo- Menyikapi kejadian mahasiswa akhir-akhir ini, ada mahasiswa yang mempunyai permasalahan namun lebih memilih jalan pintas untuk menyelesaikan permasalahannya. Marlita Andhika Rahman, S.Psi., M.Psi. seorang Psikolog, Dosen Psikologi bidang Keilmuwan Psikolog Pendidikan dengan minat pada Dunia Keluarga, Sekolah, dan Theraphy mengatakan “Secara psikologi mahasiswa yang mengambil jalan pendek seperti bunuh diri untuk menyelesaikan masalahnya dapat dipicu oleh banyak faktor psikologis yang mungkin tak terselesaikan secara sehat dan tutntas olehnya. Namun yang perlu dipahami bahwa setiap individu memiliki cara pandang yang berbeda saat berhadapan dengan sumber masalahnya”.

Masalah yang terjadi mungkin sederhana bagi sebagian orang, tapi belum tentu bagi orang lainnya. Setiap individu memiliki kadar tingkatan yang berbeda terhadap sumber masalahnya, atau dapat disebut sebagai stress. Dalam hal ini stress dapat mendorong seseorang untuk bertahan dan menyelesaikan dengan cara yang sehat. Tetapi ada pula yang menganggap stress sebagai masalah yang besar sehingga memilih cara yang tidak sehat dengan menyakiti dirinya.

“Hal yang perlu diingat adalah setiap individu punya pengalaman yang beragam dan makna yang berbeda terhadap stress tersebut. Oleh sebab itu, ada baiknya orang terdekat dan sekitar tidak memandang sepele/ sederhana terhadap masalah/stress yang dialami oleh individu lainnya,” ujar Marlita Andika Rahman.

Ia juga mengatakan jika ada mahasiswa yang mempunyai permasalahan untuk dapat mengenali sumber masalah identifikasi masalahnya dan validasi/ akui perasaan yang muncul karena mengalami masalah tersebut. Ada beberapa individu yang kurang dapat mengakui perasaannya ketika dihadapkan masalahnya, padahal, saat individu mengakui perasaan pada dirinya, setidaknya dia mengenali emosi tersebut. Marah, sedih, kesal, dan jijik adalah juga bagian dari emosi yang dimiliki individu. Setiap individu berhak atas emosi itu, sebagai upaya dalam mengenali perasaannya, agar ia dapat bertindak secara sehat terhadap masalahnya tersebut.

“Setelah mencoba dengan upaya secara mandiri, namun tidak berhasil dengan baik, individu dapat meminta bantuan kepada orang yang dipercaya dan mampu mendengarkan ceritanya. Jika mereka tidak punya waktu, maka mintalah bantuan kepada professional yang terlatih, seperti layanan kesehatan mental yang dimiliki organisasi profesi psikologi, dengan berkonsultasi dan bercerita kepada professional, setidaknya dapat meringankan beban individu sehingga ia mendapatkan bantuan tindakan yang tepat,”terangnya.

Prodi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA) telah memiliki ruang konseling bagi mahasiswa Universitas Jambi, Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling, Drs. Nelyahardi, M.Pd mengatakan Bimbingan Konseling FKIP UNJA sudah berjalan pada tahun sebelumnya, dan sudah banyak dikunjungi oleh mahasiswa yang mengadukan permasalahannya baik itu masalah akademik, masalah keluarga, masalah percintaan dan lainnya.

“Ruangan konseling UNJA berada di Ruang F6 samping ruang PPG FKIP Kampus UNJA Mendalo, saat ini ruangan tersebut sedang melakukan pengembangan sarana dan prasarana, disana terdapat tenaga-tenaga konselor yang standbay setiap harinya yaitu mulai dari hari Senin sampai Jumat tenaga konselor berjumlah 3 orang, dan tidak hanya untuk mahasiswa UNJA tapi juga tidak menutup kemungkinan kita akan buka untuk umum,” lanjut Nelyahardi.

Lebih lanjut dengan fasilitas yang ada ia berharap ada penambahan fasilitas lainnya seperti CCTV dan ruangan yang kedap suara.

“Dengan fasilitas yang ada, ke depannya akan diupayakan penambahan fasilitas lainnya seperti CCTV dan ruangan yang kedap suara, untuk menjaga asas kerahasiaan, tetap dapat dipantau melalui CCTV ,” jelasnya.

Kepada mahasiswa yang memiliki permasalahan baik itu dibidang akademik maupun permasalahan pribadi ia berharap untuk tidak mememdam permasalahan sendiri, tapi mahasiswa diminta untuk bisa mencari teman untuk bercerita tentang permasalahannya.

“Kalau ada mahasiswa yang ada masalah carilah orang yang bisa menerima, membantu dan mengajak berpikir untuk menyikapi permasalahan ini selain itu mahasiswa juga dapat bercerita ke konseling yang ada di FKIP atau bisa juga menemui pembimbing akademik (PA), PA nanti bisa berkoordinasi dengan konselor yang ada di UNJA, jadi kalau mahasiswanya mau membuka diri untuk mengungakapkan keluh kesahnya kepada konselor, insya Allah dia tidak akan mengambil jalan pintas,” ungkap Nelyahardi.

Silvia Yuliansari Asril / HUMAS