Sabtu, 20 April 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Refleksi Kegiatan P5 di SMK N 11 Semarang

Refleksi Kegiatan P5 di SMK N 11 Semarang

Sudah menjadi kebiasaan, setelah kegiatan apapun yang dilakukan di sekolah dilakukan sebuah refleksi. Usai melakukan kegiatan Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMK Negeri 11 Semarang, seketika saya mencoba memberikan link untuk pengisian refleksi oleh perwakilan dari kelas. Refleksi merupakan salah satu pendekatan dalan social emotional learning, sehingga kegiatan yang dilakukan bukan berakhir lelahnya kegiatan saja, namun si pelaku kegiatan akan mendapatkan kesadaran diri, untuk apa kegiatan tersebut, apa yang dirasakan dan nilai-nilai apa yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Selama ini, kita seringkali melakukan kegiatan, namun jarang sekali diakhiri dengan refleksi, akibatnya kegiatan tersebut seperti rutinitas dan tidak membekas dan bermakna bagi pelaksana kegiatan.Ada beberapa pertanyaan dalam refleksi yang saya tuliskan melalui link: http://gg.gg/refleksi-P5. Pertanyaan pertama apa yang kalian lakukan dalam kegiatan P5? Pertanyaan kedua, apa yang kalian rasakan? Pertanyaan ketiga, nilai-nilai apa yang diperoleh dari kegiatan P5. Berikut beberapa perwakilan kelas yang mengisi refleksi dari kegiatan P5.

Perwakilan dari kelas X DKV5 menyampaikan, “Saya masuk dalam tim dekor, yang saya lakukan di awal perencanaan adalah mencari referensi untuk dekorasi yang akan digunakan, saya juga mencatat kebutuhan apa saja yang akan dipakai untuk mendekor kelas, saat pelaksanaan saya membantu teman-teman saya untuk mendekor kelas, pasca pelaksanaan saya membantu membersihkan kelas dan menata kelas seperti semula”.

“Berawal dari menentukan konsep makanan atau minuman yang akan dibuat, sesuai kriteria masakan daerah Jawa Tengah. Setelah menentukan konsep mulai membeli alat dan bahan yang digunakan menggunakan uang kas dan iuran. Ketika makanan dan minuman sudah didapat alat, bahan, dan cara pembuatannya, kita melanjutkan dengan mendekor kelas’. H-1 kita mulai menyelesaikan dekor dan mulai memasak.Ketika hari H makanan dan minuman langsung disajikan kepada tamu (orang tua/guru/siswa lain) untuk dijual”, ungkap salah satu perwakilan dari X DKV 3.

Salah satu perwakilan dari X Animasi 1 menyampaikan bahwa:”Selama kegiatan P5, mulai hari Senin dan Selasa,kami merencanakan hal yang akan dilakukan selama P5. Merencanakan dekorasi, tata ruang, sticker, MMT, flyer dan lain-lain. Kelas kami dibantu oleh Bu Zuni dan juga Bu Yuana untuk memesan menu kelas kami, Bu Zuni juga membantu kelas kami untuk menyiapkan dekorasi dan mengkoordinasi teman-teman. Di hari rabu, kami mulai melaksanakan perencanaan dekorasinya. Dengan dibantu oleh beberapa anak kelas Animasi 2, kami menyiapkan dekorasi untuk papan tulis, atap, dan juga pintu. Saya dan beberapa teman juga menyiapkan proposal untuk dicetak, flyer, dan juga MMTnya. Di hari pelaksanaan yaitu hari kamis, kami sudah siap namun sedikit kewalahan karena ternyata dagangan kelas kami laris manis. Pasca pelaksanaan, saya dan beberapa teman menghitung hasil penjualan dan mentotal jumlah keuntungan. Setelah itu kami membereskan kelas namun belum selesai karena kekurangan jumlah anggota ditambah lelah. Esok hari kami akan melanjutkan beres-beres kelas”.

Dalam perencanaan kita mulai dari seminggu yang lalu saat mendengar berita tentang p5 tersebut dan ditanggapi positif dengan seluruh anggota kelas. Dengan berkoordinasi dengan PPLG 3 kami langsung membahas tema dengan apa yang dibutuhkan untuk P5 tersebut. Lalu pada pelaksanaan PPLG 3 dan PPLG 4 semua bekerja dan andil bagian dengan tugasnya masing masing, dengan bergotong royong pekerjaan tersebut cepat selesai seperti apa yang ingin dibuat. Pada hari H semua terlihat senang dengan apa yang dikerjakan kemarin, mungkin ada dekor kecil kecil yang baru ditambahkan saat hari H itu agar semakin cantik. Makanan yang dijual pun habis karena lumpia dengan arem-arem nikmat dengan harga yang terjangkau. Ada orang tua yang memuji bagus hasil karya dekorasi kelas kami”, ungkap perwakilan dari kelas X PPLG 4.

“Kami melakukan pengenalan terhadap beberapa makanan khas jawa tengah, yaitu Pukis,Putu Ayu,Lapis, dan Sosis Solo. Kami sudah merencanakan proses pembelajaran P5 ini sejak 6 hari lalu. Di pagi hari, kami sudah siap untuk menata tempat dan dekorasi pada ruangan, saat jam sekitar jam 9, semuanya sudah selesai, tidak ada anak di kelas, semua tas ada diluar. Orang tua murid masuk ke kelas disambut oleh beberapa siswa. Dalam kegiatan P5 yang dilaksanakan kelas X animasi 3, kami menampilkan makanan, dan juga memperlihatkan video penjelasan terkait makanan tersebut.Yang saya lakukan adalah mencari ide untuk kegiatan P5 agar menarik, kemudian pada proses perencanaan berjalan dengan lancar, dan saat pasca pelaksanaan pun berjalan dengan lancar sesuai yang kami mau”, ungkap perwakilan kelas X Animasi 3.

“Yang kami lakukan dalam kegiatan P5 ini adalah memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah lalu menjualnya. Untuk kegiatan P5 ini ada 3 proses yaitu : Pertama adalah perencanaan. Kami membuat rencana yaitu dengan membentuk kelompok yang terdiri dari 12 orang setelah membuat kelompok, kami membuat konsep atau ide untuk dekorasi, desain, dan membaginya ke anggota kelompok.  Kedua adalah pelaksanaan. Di hari pelaksanaan kami menata meja yang akan digunakan untuk menampilkan makanannya lalu membuat dekorasi meja, desain banner, dan desain stiker. Ketiga adalah Pasca Pelaksanaan. Di pasca pelaksanaan hari itu semua wali murid datang ke sekolah untuk mengambil rapor putra dan putrinya, wali murid diarahkan untuk melihat dan membeli makanan dari kelompok-kelompok yang ada di kelas sebelum menerima rapor dari wali kelas”, ungkap perwakilan dari kelas X DKV 2.

Dari refleksi di atas menggambarkan bahwa proses P5 bukan sekedar menampilkan gelar karya pada puncak acara. Di balik itu ada sebuah proses yang harus dilalui oleh siswa dengan mengedepankan pada kolaborasi dari berbagai karakter siswa. Tidak mudah memang menyatukan karakter orang yang berbeda-beda, namun bukan berarti sulit untuk dilakukan. Dibutuhkan pembiasaan untuk belajar berkolaborasi. Seperti apa yang disampaikan oleh Pak Guntur, selaku waka kurikulum, “Semua butuh belajar memaknai kegiatan P5, termasuk gurunya. Semua butuh belajar berkolaborasi, menikmati prosesnya, sedangkan gebyar karya itu adalah bonus dari kegiatan P5 tersebut”.

Kegiatan P5 banyak dirasakan menyenangkan oleh siswa. Rasa lelah yang dilakukan terbayar sudah dengan dampak positif yang dirasakan. “Saya merasa lelah dan kurang istirahat, tetapi sisi baiknya saya bisa lebih akrab dengan kelas lain, saya juga merasa bahwa kerja sama tim lebih dibutuhkan untuk mencapai tujuan acara P5”, ungkap siswa kelas X DKV 5. “Saya merasa senang karena bisa berkumpul dengan teman-teman dari kelas sebelah, ini juga merupakan hal yang baru untuk saya karena sebelumnya saya sendiri belum pernah berjualan. Selain senang, saya juga lelah. Namun lelah itu terbayarkan dengan hasil jualan yang laris manis, dan dekorasi kelas yang cukup memuaskan menurut saya pribadi”, ungkap perwakilan siswa kelas X Animasi 1. “Yang saya rasakan adalah senang, gembira karena dengan kegiatan P5 ini kami semakin erat dalam hubungan pertemanan. Tidak hanya pertemanan dengan kelas kami saja (X-PPLG 1) melainkan juga pertemanan dan kerjasama dengan kelas lain seperti X-PPLG 2”, ungkap perwakilan kelas X PPLG 1. 

“Banyak sekali yang kita mungkin rasakan. Dari pertama kita selalu mengadakan kumpul banyak sekali pendapat tema yang masuk pendapat tersebut juga dipilah pilah dengan bercanda canda lalu jadi lah tema yang akan ditentukan. Pada saat pelaksanaan kita mendekor kelas tersebut dengan gotong royong ada tugas masing masing setiap anak dan dikerjakan dengan baik jadi pekerjaan yang sulit menjadi terasa ringan. Pasca pelaksaan kita senang karena apa yang kita jual dapat habis dengan banyak pujian dari orangtua”, ungkap perwakilan siswa PPLG 4. “Kami merasa sangat senang, karena disini jadi lebih mengenal antara satu sama lain. Kegiatan ini meningkatkan tingkat solidaritas antar kelas dan juga meningkatkan level kerjasama tim. Kami juga bisa melihat makanan makanan yang disajikan oleh kelas lain. Dan berkat P5 yang dilaksanakan di SMKN 11 ini, saya menjadi lebih tahu tentang makanan makanan khas jawa tengah”, ungkap perwakilan kelas X Animasi 3.

“Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang melibatkan memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah dapat memberikan pengalaman dan pengaruh yang berbeda pada setiap siswa-siswi yang terlibat. Beberapa kemungkinan perasaan yang mungkin muncul adalah: Rasa bangga dan kagum dengan warisan budaya Indonesia. Dalam kegiatan ini, siswa-siswi mempelajari makanan tradisional khas Jawa Tengah, yang kemudian akan dipresentasikan ke teman-teman sekelas atau ke sekolah secara keseluruhan. Mungkin ada siswa-siswi yang merasa bangga dan kagum karena Indonesia memiliki warisan budaya yang sangat kaya dan dapat diapresiasi oleh banyak orang. Mereka juga dapat merasa bangga karena dapat berkontribusi dalam memperkenalkan budaya tersebut ke lingkungan sekitar. Rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap budaya Indonesia. Kegiatan ini dapat memicu rasa ingin tahu yang lebih besar pada siswa-siswi terhadap budaya Indonesia secara keseluruhan. Mereka dapat mempelajari lebih banyak tentang makanan dan budaya dari daerah-daerah lain di Indonesia, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang keragaman budaya di negara ini. Rasa bangga terhadap daerah asalnya. Siswa-siswi yang berasal dari Jawa Tengah atau memiliki hubungan dengan daerah tersebut mungkin akan merasa sangat bangga dan bersemangat ketika memperkenalkan makanan tradisional khas daerah asalnya kepada orang lain. Mereka dapat merasa senang dan puas ketika teman-teman sekelas menikmati makanan tersebut dan menunjukkan rasa apresiasi yang besar. Rasa keinginan untuk menjaga dan melestarikan budaya. Melalui kegiatan ini, siswa-siswi dapat menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Mereka dapat memahami bahwa makanan tradisional adalah bagian penting dari budaya tersebut, dan dapat mempromosikan pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan melalui memperkenalkan makanan tersebut kepada orang lain. Rasa terlibat dalam kegiatan sosial. Kegiatan memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah ini dapat dianggap sebagai sebuah kegiatan sosial yang membawa banyak manfaat. Siswa-siswi dapat merasa bahagia dan senang karena dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang melibatkan orang lain, serta dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan presentasi mereka. Namun, tentu saja setiap siswa-siswi memiliki pengalaman yang unik dalam kegiatan ini, dan perasaan yang muncul juga dapat berbeda-beda. Namun, secara umum, kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi siswa-siswi dalam mengapresiasi dan memelihara kebudayaan Indonesia”, ungkap perwakilan X DKV 2 secara panjang lebar.

Banyak nilai-nilai yang dapat dipetik oleh siswa dari kegiatan P5. Berikut beberapa pendapat siswa terkait nilai-nilai atau hikmah yang dapat diambil dari kegiatan P5 ini sebagai berikut.

Selain melestarikan makanan khas Jawa Tengah kita juga bisa memodifikasi varian rasa yang disesuaikan dengan lidah anak muda.  Seperti ada didalam p5 yaitu Beriman bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia karena kita sebelum melakukan kegiatan tersebut kita berdoa terlebih dahulu agar dapat berjalan dengan lancar sesuai agama masing-masing. Bernalar kritis dengan kreatif disini kita menjadikan satu dari dua  poin tersebut dengan menentukan apa akan kita buat tema dan dekor lalu pada saat kita menentukan apa yang akan kita jual. Bergotong royong membuat dekorasi kelas. Mandiri, kita membuat tersebut kita sendiri, dengan bantuan guru-guru memberikan sebuah arahan-arahan dengan masukan saja. Kami jadi lebih mengerti antar satu sama lain, dan saling memahami. Kami disini juga tetap saling membantu dan meningkatkan komunikasi, walaupun tidak sekelas. Akibat rasa solidaritas, kegiatan P5 ini pun berjalan lancar. Nilai kerjasama antar kelas untuk menuju acara yang kita inginkan berjalan dengan baik. Melalui kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang melibatkan memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah, siswa-siswi dapat memperoleh berbagai nilai yang penting. Beberapa nilai yang dapat diperoleh adalah: 1) Kepedulian terhadap budaya dan tradisi Indonesia. Dalam kegiatan ini, siswa-siswi akan belajar tentang makanan tradisional khas Jawa Tengah, yang merupakan salah satu bentuk budaya dan tradisi Indonesia. Dengan mempelajari, memahami, dan memperkenalkan makanan tradisional ini, siswa-siswi akan semakin menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi Indonesia. 2) Rasa hormat dan toleransi terhadap keberagaman budaya. Melalui kegiatan ini, siswa-siswi juga dapat memperoleh nilai-nilai tentang rasa hormat dan toleransi terhadap keberagaman budaya. Dalam mengenal dan memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah, siswa-siswi akan belajar untuk menghargai perbedaan budaya dan tradisi yang ada di Indonesia. 3) Keterampilan komunikasi dan presentasi. Kegiatan memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah juga dapat memberikan kesempatan bagi siswa-siswi untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan presentasi. Siswa-siswi akan belajar untuk menyampaikan informasi tentang makanan tradisional tersebut dengan jelas dan menarik, serta dapat berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman sekelas atau orang lain yang dihadapi. 4) Kreativitas dan inovasi. Dalam kegiatan ini, siswa-siswi juga dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam mencari cara untuk memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah. Mereka dapat berusaha untuk menampilkan makanan tersebut dengan cara yang menarik dan kreatif agar dapat menarik minat orang lain untuk mencobanya. 5) Kemandirian dan tanggung jawab. Kegiatan ini dapat membantu siswa-siswi untuk mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab. Siswa-siswi akan belajar untuk merencanakan dan mengorganisasi kegiatan, serta bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan kepada mereka dalam kegiatan tersebut.

Secara keseluruhan, kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang melibatkan memperkenalkan makanan tradisional khas Jawa Tengah dapat memberikan banyak nilai positif bagi siswa-siswi. Hal ini dapat membantu siswa-siswi untuk berkembang secara holistik dan mengembangkan keterampilan serta sikap yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik dan berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. Kerja sama, saling membantu, saling melengkapi antar sesama, gotong royong dan persatuan.