Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

Pakar Unpad: Indonesia Punya Banyak “Underutilized Crop” tapi Bernilai Ekonomi Tinggi

Pakar Unpad: Indonesia Punya Banyak “Underutilized Crop” tapi Bernilai Ekonomi Tinggi

Laporan oleh Anggi Kusuma Putri

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan, Ir. M.Sc. Agr., menyampaikan bahwa Indonesia berkontribusi dalam keragaman genetik di dunia. Indonesia memiliki banyak sumber daya genetik yang termasuk ke dalam kategori underutilized crop atau tanaman yang kurang dimanfaatkan, tetapi memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi bagi negara maju.

Demikian disampaikan Prof. Agung saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional dan Kongres Peripi Komda Jawa Barat dengan tema “Pentingnya Sumber Daya Genetik Tanaman dalam Pembangunan Berkelanjutan: Kembang Telang sebagai Objek Riset” di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Selasa (21/3/2023).

Seminar tersebut digelar atas kerja sama Fakultas Pertanian Unpad dengan Perhimpunan Ilmu Pemuliaa Indonesia (Peripi) Komda Jabar.

Prof. Agung menjelaskan bahwa bunga telang adalah salah satu underutilized crops asal Indonesia. Bunga telang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti farmasi, kecantikan, pewarna alami, hingga pangan. Jenis bunga ini juga menjadi aktivitas riset yang digeluti Prof. Agung.

Dalam risetnya, Prof. Agung bekerja sama dengan perusahaan Sensient yang bergerak di bidang pewarna alami. Pewarna alami digunakan dalam produk beverage, produk untuk hewan peliharaan, produk kosmetik, farmasi, serta printing dan image.

Melalui kerja sama tersebut, Prof. Agung membantu memperbaiki kualitas dari varietas yang saat ini sedang dalam proses dipatenkan di Amerika Serikat.

“Secara psikologis menjadi daya tarik, sehingga sangat berharga bagi industri skala global,” jelas Prof. Agung.

Indonesia memiliki enam varietas dari bunga telang yang warna dasarnya adalah ungu, putih, dan merah. Prof. Agung juga melakukan breeding purple sweet potato dengan mengukur gradasi warna tergantung Ph yang diberikan.

“Kita punya semua di sini, varietas punya, alat yang mumpuni, pakar dan mahasiswa yang penuh semangat,” kata Prof. Agung.

Ketua Peripi Pusat Prof. Dr. M. Syukur, Ir., M.S. mengatakan dewasa ini bidang pertanian sedang menghadapi cukup banyak tantangan. Tidak hanya lahan pertanian yang semakin berkurang, perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan tingginya serangan hama dan penyakit. Selain itu, saat ini bidang pertanian mulai kurang diminati oleh generasi muda karena nilai tukar yang menurun.

“Untuk menjawab hal itu diperlukan varietas unggul yang dihasilkan oleh para pemulia,” kata Prof. Syukur.

Menurut Prof. Syukur, penggunaan varietas yang seragam dan homogen pada perakitan varietas unggul memberikan efek yang kurang baik. Hal ini dapat mengakibatkan keragaman sumber daya genetik menurun hingga 70%. Oleh karena itu, pemanfaatan varietas unggul di masyarakat perlu diantisipasi agar tidak menurunkan sumber daya genetik. (arm)*