Jumat, 19 April 2024
Perguruan Tinggi

Pusat Sudi Lingkungan Hidup LPPM Usulkan Penanganan Permukiman Kumuh Malang

Pusat Sudi Lingkungan Hidup LPPM Usulkan Penanganan Permukiman Kumuh Malang
Pemaparan Inovasi Rumah Layak Huni berbasi Arsitektur Alami oleh Kepala PSLH LPPM UB

Pusat Studi Lingkungan Hidup LPPM UB mengawali kegiatan pengabdian masyarakat dalam acara Coaching Clinic National Slum Upgrading Project (NSUP) Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) pada bulan Maret 2023.

Kegiatan yang difasilitasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan ketrampilan penyusunan dokumen perencanaan (masterplan, site plan) dan tersedianya dokumen Readiness Criteria (RC) Dana Alokasi Khusus Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (DAK integrasi) tahun 2024.

Acara yang di selenggarakan di Grand Mercure Malang Mirama pada Selasa (21/3/2023) dan Jumat (24/3/2023) dihadiri oleh jajaran Bapeda, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Badan Keuangan dan Aset daerah, Kantor Pertanahan Kota Malang, Camat Kedung Kandang, Lurah Mergosono dan Kotalama, Tim KOTAKU serta Balai Prasarana Permukiman Jawa Timur.

Pusat Studi Lingkungan Hidup LPPM diwakili ketuanya  Ir. Agung Murti Nugroho, ST., MT., Ph.D diberi kesempatan untuk memberikan usulan inovasi penanganan permukiman kumuh khususnya yang berada di lokasi Kelurahan Mergosono dan Kotalama Malang.

Usulan ini berdasarkan tinjauan lapangan calon lokasi usulan DAK pada Selasa (21/3/2023) untuk mengetahui permasalahan serta kondisi eksisting rumah-rumah yang dikategorikan kumuh. Hasil identifikasi tersebut menjadi dasar dirancangnya model rumah layak huni.

Inovasi model rumah layak huni berbasis konsep arsitektur alamiah atau biasa dikenal dengan bio arsitektur.

Model Rumah Layak Huni tipe 18 dengan ukuran 4.5 m x 4 m dan 3 m x 6 m
Model Rumah Layak Huni tipe 18 dengan ukuran 4.5 m x 4 m dan 3 m x 6 m

Model yang diusulkan mencakup model dasar dengan ukuran empat meter kali empat setengah meter dan terdiri atas dua lantai.

Terdapat lima inovasi utama rumah layak huni yaitu: rumah tematik, rumah tumbuh, rumah teduh, rumah Tangguh dan rumah tradisi.

Inovasi rumah tematik terkait dengan konservasi air yangmana elemen utamanya adalah atap pemanen air hujan yang berfungsi mencukup 72% kebutuhan air, cadangan air untuk proteksi kebakaran, penyiraman tanaman, pendinginan pasif serta mengurangi limpasan air permukaan.

Inovasi rumah tumbuh sehat sejahtera mencakup elemen taman vertikal yang mendukung program kota berkebun, memperbaiki iklim kota, meningkatkan kualitas udara, memperbaiki keindahan lingkungan dan bernilai ekonomi (tanaman sayur maupun herbal).

Inovasi rumah teduh nyaman alami terdiri atas sistem tata udara dan tata cahaya rumah dalam menurunkan suhu dan kelembapan udara, meningkatkan aliran udara dan pencahayaan alami serta menurunkan konsumsi listrik.

Inovasi rumah Tangguh tanggap bencana meliputi penggunaan produk Rumah Instan Sehat Sederhana Sehat (RISHA) yang hemat biaya, mudah dalam pembangunan, menggunakan material setempat, tahan gempa dan lebih tahan terhadap kebakaran.  Inovasi terakhir adalah rumah tradisi cerdas budaya yang terfokus pada budaya menjaga kelestarian lingkungan dengan pemanfaatan taman lahan basah untuk menurunkan pembuangan limbah, meningkatkan kualitas sungai, menunjang keindahan, bernilai ekonomis dengan tanaman akar wangi, mengajarkan tradisi ramah lingkungan dan budaya lestari alam. Integrasi lima inovasi tersebut dalam sebuah model rumah layak huni berbiaya tidak lebih dari limapuluh juta rupiah.

Tindak lanjut usulan inovasi model rumah layak huni adalah rencana aksi pada program Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Malang yang melibatkan dosen, mahasiswa S1 dan S2 Universitas Brawijaya (UB) . (PSLH/Humas UB)