Jumat, 26 April 2024
Perguruan Tinggi

Mengapa Manusia Harus Mempunyai Sikap Ikhlas?

Mengapa Manusia Harus Mempunyai Sikap Ikhlas?

Kajian Rutin Jelang Buka Puasa Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. (kiri) (Foto: Ummi Hasanah)

Kajian Jelang Buka Puasa yang terselenggara di Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berlangsung khidmat pada Senin, 27 Maret 2023. Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. selaku Kepala Pusat Tarjih UAD didapuk sebagai pemateri dengan topik pembahasan mengenai ikhlas.

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dilakukan. Padahal, ikhlas adalah kunci menuju hati yang lebih tenang, penuh rasa syukur, dan hidup yang lebih baik.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Setiap amal perbuatan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Terlebih jika dilakukan dengan penuh keikhlasan. Budi memberikan contoh terkait dengan keikhlasan. “Keikhlasan tercermin ketika kita mendengarkan ceramah tidak merasa jenuh,” tuturnya.

Secara sederhana ikhlas artinya memurnikan niat hanya semata-mata mencari rida Allah Swt., atau semata-mata menaati perintah-Nya. Dalam kitab Nadhrotun Na’iim tertulis bahwa “Engkau tidak mencari selain Allah sebagai saksi dan pemberian ganjaran atas amalmu.” Cukup Allah sebaik-baiknya alasan untuk melakukan suatu perbuatan. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain.

Selaras dengan hal itu, Budi mengatakan bahwa, “Kamu tidak butuh dilihat orang, kamu tidak butuh pendapat orang, kamu tidak butuh imbalan apa pun dari orang lain. Itulah yang dinamakan ikhlas. Keikhlasan membutuhkan latihan dan proses.”

Lebih lanjut, ia menuturkan, “Seorang mukmin akan mendapatkan pahala karena niatnya, sekalipun tidak mengerjakan niat tersebut karena uzur.” Niat yang ikhlas merupakan syarat amalan baik yang diterima Allah Swt.

Tanda Sudah Ikhlas

Menuju ikhlas sesungguhnya merupakan proses latihan jiwa. Ada 3 hal yang menandakan bahwa seseorang telah memiliki sikap ikhlas. Pertama, tidak ada bedanya bagi seseorang ketika dipuji atau dicela. Maksudnya ialah saat seseorang melakukan suatu perbuatan lalu, mendapatkan cacian atau pujian dirinya akan tetap melakukan hal tersebut. Kedua, tidak menghiraukan pandangan dan omongan manusia. “Orang mau ngomong apa silakan, ini saya. Karena saya mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah,” jelasnya. Ketiga, mengharapkan pahala dari amal yang telah dilakukan untuk akhirat.

Keikhlasan Adalah Benteng Pertahanan

Ikhlas adalah benteng manusia yang tidak bisa ditembus oleh setan. “Kalau teman-teman sudah ikhlas maka setan tidak akan mampu menyesatkan kita,” jelasnya. Seperti dalam firman Allah surah Shad ayat 82–83 yang menerangkan bahwa iblis akan menyesatkan semua manusia kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlas.

Ada 3 hal yang dapat menjebak kepada ketidakikhlasan. Pertama, bila seseorang telah menganggap dirinya hebat. Kedua, bila seseorang merasa amalnya sudah banyak. Ketiga, ketika seorang hamba lupa akan dosa-dosa yang telah dilakukan. “Jika hal ini sudah ada pada diri manusia, maka setan tidak akan mencari jalan lain untuk menggodanya dan merasa bahwa dirinya telah menang,” tutur Budi.

Terakhir, ia mengajak semua jamaah untuk terus datang ke kajian. “Mari, hadiri terus kajian meskipun saat ini belum ikhlas. Datang saja, nanti Allah yang akan mengikhlaskan karena kebiasaan yang terus dilakukan,” tutupnya. (umh)

uad.ac.id