Kamis, 28 Maret 2024
Perguruan Tinggi

FEB dan SDGs Center Unpad Gelar Kuliah Umum Hadirkan Akademisi Leiden University

FEB dan SDGs Center Unpad Gelar Kuliah Umum Hadirkan Akademisi Leiden University

Laporan oleh Sulthan Adam Wizarddinan Hariono

[Kanal Media Unpad] Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersama Pusat Unggulan SDGs Center Universitas Padjadjaran menggelar kuliah umum dengan menghadirkan sejumlah akademisi Leiden University di Bale Sawala, Gedung Rektorat Kampus Unpad Jatinangor, Rabu (10/5/2023).

Wakil Dekan bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Riset Prof. Maman Setiawan, M.T., Ph.D, mengatakan kegiatan bertema “Sustainable Development Goas and Indicators with Input – Output” dan “Southeast Asian Economies – A Long Run Perspective” merupakan ajang diskusi interaktif dengan bahan ajar yang matang sehingga dapat bermanfaat baik untuk partisipan sivitas yang hadir.

Tak hanya itu, Prof. Maman juga mengapresiasi Pusat Unggulan SDGs Unpad dan akademisi Leiden University atas kerja sama yang dilakukan dalam menggelar seminar ini.

Direktur Eksekutif Pusat Unggulan SDGs Universitas Padjadjaran Prof. Zuzy Anna menerangkan bahwa Unpad belum melakukan penelitian berbasis input dan output SDGs, sehingga hal ini menarik untuk dipelajari bersama. Selain itu, diskusi ini juga membahas pertumbuhan ekonomi masa depan sebagai efek dari pandemi Covid-19 kemarin.

Pemateri pertama disampaikan perwakilan Institute of Enviromental Sciences (CML) Leiden Chair, Leiden-Deflt-Erasmus for Sustainability Prof. Dr. Arnold Tukker. Di awal, Prof. Tukker menjelaskan bahwa analisis Multi-Regional Input—Output (MRIO) saat ini merupakan alat analisis ekonomi makro yang mapan, digunakan untuk menilai efek di seluruh ‘jaringan’ interkoneksi ekonomi global yang kompleks.

Analisis ini juga digunakan untuk mengukur masukan dan capaian di sektor lingkungan, seperti memperhitungkan emisi karbon dan ancaman keanekaragaman hayati, ke sektor sosial, ketenagakerjaan, hingga memungkinkan penghitungan implikasi sosio-lingkungan dari produksi dan konsumsi global.

Di akhir, Prof.Tukker menegaskan bahwa SDGs adalah masa depan yang diinginkan dan dibutuhkan. Bentuk konkret dalam menerapkan SDGs yang ideal dimasa depan dapat diwujudkan bersamaan dengan teknologi dan desain yang tepat, model bisnis yang tepat, struktur sosial yang sesuai dan pemantauan input serta output yang tepat guna, serta sokongan sistem ekonomi global yang adil.

Selanjutnya, akademisi asal Indonesia yang berkarier di Leiden University Dr. Akhmad Rizal Shidiq juga menyampaikan materi terkait ekonomi Asia Tenggara dalam jangka panjang. Singkatnya, pentingnya menilai konsumsi dan produksi untuk maju menuju tujuan global dan target sangat penting untuk membuat perubahan dalam cara memproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa.

Dalam hal ini pemerintah, organisasi internasional, sektor bisnis dan individu non-Negara lainnya harus berkontribusi untuk mengubah konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Oleh karena itu juga perlu untuk menilai bagaimana struktur ekonomi Asia Tenggara seperti produksi dan konsumsi yang terjadi melalui rantai pasokan yang kompleks. (arm)*