Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

Pertamina Goes to Campus : Dorong Program Net Zero Emission Sebagai Gerakan Nasional

Pertamina Goes to Campus : Dorong Program Net Zero Emission Sebagai Gerakan Nasional

Hari kedua kegiatan Pertamina Goes to Campus Universitas Brawijaya, Rabu (17/5) kembali dimeriahkan dengan berbagai acara menarik, mulai dari talkshow, workshop, games hingga pameran hasil karya dari sivitas akademika Brawijaya. Salah satu acara paling ditunggu-tunggu oleh mahasiswa saat itu adalah pemaparan materi melalui seminar yang dibawakan langsung oleh Direktur Utama PT. Pertamina Hulu Energi, Wiko Migantoro selaku alumnus Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin angkatan 1992. Kedatangannya di kampus UB juga disambut baik oleh Wakil Rektor III Dr. Setiawan Noerdajasakti, SH, MH, ditemani jajaran pimpinan fakultas bersama rekan-rekan mahasiswa yang turut mengawal hingga memasuki Gedung Samantha Krida. Karir Wiko sendiri bermula dari field engineer staff di PT. Pertamina sejak 1993, dan terus berkembang sampai sekarang menjadi Director of PHE OG B.V & Natuna 2 B.V, serta ditunjuk sebagai Secretary of Indonesian Petroleum Association (PA).

Wiko mengungkapkan apabila dewasa ini kebutuhan minyak dan gas tetap tinggi di tengah transisi energi, karena secara presentase porsi migas dalam kebutuhan energi memang menurun, namun volumenya justru meningkat karena kebutuhan yang terus melonjak. Pada tahun 2022 konsumsi minyak mentah di Indonesia meningkat menjadi 1,5 juta barrel per hari sedangkan produksi nasional masih berada di 700 ribu barrel per hari. “Hingga saat ini separuh kebutuhan minyak di dalam negeri masih tergantung dari import negara lain, maka dari itu Pertamina mengemban tugas untuk meningkatkan produksi nasional agar nantinya bisa memperkecil gap dari nilai import. Salah satu program yang kita kerjakan adalah mewujudkan transisi energi dengan memberdayakan gas alam di masa mendatang. Hal ini selaras dengan tujuan net zero emission (NZE) pada tahun 2060,” ungkapnya.

Pada tahun 2050 nanti, Pertamina menargetkan penggunaan energi terbarukan (NRE) sebesar 31 persen kemudian gas 24 persen, minyak 20 persen dan selebihnya menggunakan sumber daya alternatif seperti batu bara, matahari dan lain-lain. Menurutnya hai ini tidak bisa dipungkiri apabila kebutuhan perkembangan industri di Indonesia masih terus bergantung pada energi fosil, hanya saja seluruh aktivitas di sektor-sektor tersebut didedikasikan untuk mendukung NZE. “Ada tiga tahapan yang harus kita lakukan agar dapat mecapai NZE, yaitu oil security, gas transition dan decarbonization. Selain itu Pertamina telah Menyusun road map pada ekspansi program dari decarbonization yaitu renewable & potential new business melalui penerapan Carbon Capture Storage (CCS) serta Carbon Caputure Utilization and Storage (CCUS),” pungkasnya.

Pertamina juga membuka peluang bagi mahasiswa UB untuk turut bergabung bersama dalam meningkatkan profesionalitas perusahaan. Ia memberikan gambaran kepada seluruh peserta hadir bahwa Pertamina tidak serta merta fokus membutuhkan beberapa disiplin ilmu yang linear semata, namun beragam multidisplin ilmu juga sangat berperan besar layaknya di perusahan-perusahan industri lain. Menurutnya, Divisi explorasi, development maupun produksi membutuhkan talenta keilmuan dari banyak bidang, bahkan pada bidang sosial seperti ekonomi, hukum, ilmu administrasi dan sebagainya. [humas]