Jumat, 29 Maret 2024
Sekolah Menengah Atas

Praktik Urban Farming di SMAN 3 Borong

Ekspansi perkotaan saat ini, jika dibandingkan dengan ekspansi areal pertanian bisa dibilang punya rentangan jarak yang cukup besar. Lahan-lahan pertanian disulap besar-besaran menjadi bangunan, tentu ini mempersempit areal pertanian yang menjadi denyut nadi ketahanan pangan kita. Aktivitas pembangunan sudah membawa manusia modern kehilangan identitas,dimana tanah yang dulu di lihat sebagai “identitas atau Ideologi” kini bergeser sebagai sebuah komoditas.

Jika saja determinasi ini tidak bisa dikendalikan,ada kemungkinan beberapa dekade kedepan identitas “Petani” lenyap dari daftar profesi.Kalau seperti itu jadinya nanti,bisa dibilang ancaman krisis pangan sudah semakin nyata di depan kita saat ini.

Saat ini, memilih profesi sebagai petani banyak diisi oleh kalangan tua.Dan kebanyakan dari mereka masih bersandar pada pola-pola yang tradisional.Sedangkang anak muda enggan memilih profesi sebagai petani dengan beragam alasan. Banyak juga diantara mereka meninggalkan desa,dan bekerja di sektor-sektor industri di perkotaan.Akibatnya,ada kesenjangan sumber daya manusia dalam mengelola lahan pertanian di desa.

Maka dari itu, perlu adanya upaya memperkuat mata rantai profesi ini antara petani dari kalangan tua dan muda.Selaian gerakan kolektif masyarakat,peran sentral lembaga pendidikan sebagai agen sosialisasi sebisa mungkin membanjiri program program ekstrakurikuler sekolah.

Implementasi kurikulum merdeka saat ini sudah banyak memberikan ruang baik untuk Guru maupun Siswa untuk meningkatkan sumber daya yang ada. Melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan diturunkan melalui beberapa tema sentral yang kontekstual diharapkan membawa kita pada suatu kesadaran kolektif bahwa gerakan Ketahanan Pangan dan gerakan lingkungan hidup saat ini telah menjadi perbincangan global.

Tema Kewirausahaan menjadi garapan utama bagi kami segenap civitas SMA Negeri 3 Borong. Dengan melihat basis lingkungan alam yang memadai, membuat kami semakin percaya diri untuk menggarap tema ini. Dari dua hektare lahan sekolah yang ada,baru sekitar tujuh persen dimanfaatkan untuk aktivitas kegiatan belajar mengajar.Maka dari itu,lebih dari separuh lahan yang tidak terkelola,kami maksimalkan.

Tanpa ada yang disia-siakan, pasalnya, dari lahan tidur ini kami bisa mendapatkan banyak sekali manfaat positif. Salah satunya ketahanan pangan melalui konsep urban farming. Hal inilah yang dilakukan oleh sekelompok Siswa yang yang bisa dibilang “Petani Masa Depan” sebuah komunitas dampingan yang dibawa asuhan Pa Silvanus Labur sekaligus pembina Projects P5.

Komunitas belajar ini berdiri sejak SMA Negeri 3 Borong dibaptis menjadi salah satu Sekolah Penggerak,dengan tujuan menyebarkan spirit positif kepada generasi muda (siswa), masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, terutama wilayah perkotaan melalui semangat urban farming.

Bukan hanya peduli lingkungan, komunitas belajar ini juga mengajak seluruh masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang sehat dengan prinsip back to nature dan grow your own food, yaitu menanam tanaman yang bisa dikonsumsi baik di pekarangan rumah maupun lahan-lahan sekitar yang tidak termanfaatkan.Dan akhir akhir ini,kerja kerja kolektif mereka semakin kencang. Keterlibatan beberapa rekan guru mata pelajaran turun mendukung prinsip back to nature ini.

Gagasan urban farming dari berkebun bagi kami sebetulnya didasari oleh tiga nilai utama.
Pertama, nilai ekologi yang dapat menghijaukan ruang-ruang negatif yang tidak terpakai.
Kedua, nilai ekonomi yang harapannya urban farming dapat menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan dan sustainable.Dan Ketiga, sisi edukasi dan interaksi sosial.

Harapannya, adanya jejaring di berbagai sekolah agar kekuatan konsep urban farming lahir dari gagasan dan inisiatif ekosistem sekolah mereka sendiri dan bisa dikampanyekan ke dunia sosial yang lebih luas.

Benar saja,semangat dan keinginan yang besar untuk menjalani prinsip back to nature dan grow your own food, menyebar secara cepat di lingkungan sekolah kami, sebab, beberapa bulan terakhir kami gencar mengelola lahan kosong yang ada untuk ditanami berbagai jenis tanama,mulai dari jagung, umbi umbian,serta beberapa tanaman holtikultura lainnya yang sudah memberikan nilai ekonomis dan edukatif untuk kami semua.

Terima kasih,Salam