Kamis, 25 April 2024
Sekolah Menengah Pertama

Pengagum Rahasia

Karya Alfisa Nasya Aghistni (8D)

Kisah ini menceritakan seorang gadis biasa yang bernama gadiza rufaida al-aslamia, ia jatuh cinta pada seorang pemuda yang bernama hudzaifah aslam mubarak

Dia adalah pemuda yang biasa dipanggil dengan sebutan zai, dia adalah laki-laki yang diidamkan banyak kaum hawa diluaran sana.

Dia adalah anugrah yang datang kepada gadiza, berkat dia dan perantara darinya yang berhasil membuatku jatuh cinta pada akhirat.

Seorang yang saya temui ini berhasil membuka pikiran saya tentang dunia yang membuat saya semakin ingin memperbaiki hubungan saya dengan sang maha pencipta.

Dari sinilah saya menemukan diri saya sendiri, kepedulian dia terhadap akhirat, kepribadiannya dan ketaatannya membuat saya ingin mendoakannya.

Dengan segala keterbatasan ilmu, saya berharap lauhul mahfudz saya tertulis namanya begitupun sebaliknya. Namun yang saya takutkan jika lauhul mahfudz saya kematian, benar bukan?

Memang agak terkesan memaksa tapi sungguh ciptaan allah satu ini benar-benar berhasil membuat saya jatuh cinta.

“Karena itu izinkan doa dari setiap sujudku memintamu untuk jadi imamku, dan menyempurnakan ibadahku.”

     -gadiza rufaida al-aslamia

___________

“Ternyata orang yang saya sering sebutkan dalam doa sepertiga malam saya tidak sia-sia” ucap gadiza

Di lantai bawah sudah ramai orang yang berkunjung ke rumahnya, dan acara akan segera dimulai.

“Sudah siap?” ucap ayah mempelai wanita

“InsyaAllah saya siap” ucap lelaki dengan lantang

….

“Ankahtuka wajawwajtuka mahtubataka, gadiza zahida rufaida al-aslamia binti muhammad jaffar as-shadiq. Bin mahril bi’adawati sholah, wa milyuunu rubiyyatin wal as-surah ar-rahman bil al-mulk haalan. “

“Qobiltu nikah wa tazwijaha bil mahril madzkuur haalan! “

Dengan satu tarikan nafas, lelaki yg tengah berjabat tangan ayah, kini berhasil mengucapkan kalimat sakral itu.

“Bagaimana para saksi,sah?”

“SAH!”

____________

Keesokan harinya..

“Kita akan pindah kerumah baru gapapa?” ucap Hudzaifah

“Eumm..sebenarnya Gadiza masih pengen disini, tapi kata ibu harus ikutin suami kemanapun…yaudah iza ikut ka zai aja” ucap Gadiza dengan wajah terlihat lesu

Hudzaifah hanya tersenyum, sambil mengelus kepala Gadiza yang tertutup khimar.

“Yasudah kita turun ke bawah untuk pamitan ke ayah ibu” ucap hudzaifah sambil menggenggam tangan Gadiza untuk turun ke bawah.

“Ibu, Ayah Iza pamit ikut suami Iza yaa? Nanti Ibu sama Ayah harus sering main ke rumah Iza pokonya!!”

Ucap Gadiza sambil terisak

__________

Setelah 3 jam perjalanan menuju rumah barunya, Zai kaget melihat Gadiza yang sedang tertidur begitu pulas, ia elus pipi Gadiza penuh kelembutan.

“Zaujati? Kita sudah sampai,” ucap Zai sambil mengelus pucuk kepala gadiza

“Eughh..sudah sampai Ka?” ucap Gadiza sedikit serak dengan suara khas orang bangun tidur.

Hudzaifah tersenyum, ia mendekati Gadiza membuat Gadiza mendongkak terkejut, Hudzaifah semakin memajukan tubuh pria itu, hingga Gadiza menempel dengan kaca mobil, ia menahan nafasnya.

Jarak mereka tersisa beberapa senti.

“M-mau apa kamu? I-ini di mobil, ka.” ucap Gadiza

Hudzaifah mengangkat jari telunjuk nya untuk menunjuk dada Gadiza, “arwa’ul qulub qolbuk”

(Hati yang paling menakjubkan adalah hatimu)

Lalu, telunjuk Hudzaifah beralih menyentuh bibir Gadiza, sampai Gadiza mematung.

“Wa ajmalul kalaam himsuk.”

(Suara yang paling indah adalah bisikanmu)

Setelah itu, Hudzaifah berganti mengusap pipi Gadiza yang memerah.

“Wa ahla maa fii hayaati hubbuk.”

(Dan hal termanis dalam hidupku adalah mencintaimu)

“Hanya kamu, dan tetap kamu,”  ucap Hudzaifah sambil tersenyum.