Kamis, 18 April 2024
Sekolah Menengah Atas

Santai Tapi Bermakna, Obrolan Bersama Komisi Nasional Disabilitas dan UKM Difabel UGM di MAN 2 Sleman

Santai Tapi Bermakna, Obrolan Bersama Komisi Nasional Disabilitas dan UKM Difabel UGM di MAN 2 Sleman

Sleman (MAN 2 Sleman)- Unit Layanan Disabilitas (ULD) MAN 2 Sleman mendapat kunjungan dari Komisi Nasional Disabilitas (KND) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Difabel Universitas Gadjah Mada (UGM) pada hari Selasa (23/05/2023). Kunjungan ini dilaksanakan untuk saling sharing terkait dengan kondisi siswa-siswi disabilitas. 

Hadir dalam kunjungan ini, Komisi Nasional Disabilitas Kikim Tarigan, Pengurus UKM Difabel UGM Dulce dan Farel, disambut baik oleh Koordinator ULD MAN 2 Sleman Suratini, S.Pd., Waka Kurikulum Hj. Nur Syam’ah, M.Pd., Waka Humas Dra. Hj. Siti Zubaidah, staf waka humas Dian Alqoma, S.Pd.I, Koordinator BK Isni Lestari, S.Pd., dan Pendamping ULD Ahmad Tosirin Anaessaburi, S.H.

Di awal pertemuan, Suratini menyambut baik kedatangan dari KND serta UKM UGM. “Alhmadulillah kami merasa sangat bahagia atas kedatangan dari Pak Kikin juga Mba Dulce dan Mas Farel, disini bisa melihat langsung kondisi siswa-siswi difabel MAN 2 Sleman, banyak prestasi yang telah ditorehkan siswa-siswi kami, baik bidang akademik, musik, serta riset.”

Lanjutnya, disamping prestasi yang dimiliki, masih ada kendala yang kami hadapi, terutama keinginan siswa-siswi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi sangat besar, namun belum memiliki afirmasi dari beberapa perguruan tinggi, misalnya UGM belum ada akses kesana, semoga dengan pertemuan ini bisa membuka akses siswa-siswi kita untuk kesana,” jelasnya.

Dilanjutkan dengan sharing yang disampaikan Dulce dan Farel. Pengurus UKM Difabel UGM ini menuturkan bagaimana kondisi UKM serta mahasiswa difabel yang ada di UGM. “UGM sudah memiliki fasilitas yang memadai bagi siswa disabilitas, namun belum sempurna, artinya sudah ada namun secara fungsi belum berjalan dengan baik. UKM ini sudah berdiri 10 tahun lalu, UKM ini berada salah satunya untuk mendampingi mahasiswa disabilitas, jadi 1 mahasiswa 1 pendamping. Banyak tantangan yang kami hadapi, beberapa kebijakan yang belum ramah disabilitas kita perjuangkan, sehingga hak-hak mahasiswa disabilitas bisa terpenuhi dengan baik.”

“Di sisi positif, UGM memberikan beasiswa kepada seluruh siswa Difabel, ikut kompetisi sangat didukung, segala sesuatu terkait akademik sangat difasilitasi serta lingkungan yang tercipta sangat sehat, tidak ada diskriminasi atau bullying,” tambahnya.

Hal ini mendapat tanggapan dari Komite Nasional Disabilitas. Kikin mengatakan bahwa sebelumnya dirinya merupakan mantan difabel yang kini telah sembuh berkat usaha serta pengobatan yang semakin canggih. “Memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas bagian dari memberikan perhatian kepada diri sendiri, karena kita tidak pernah tau takdir kita kedepannya.”

Tambahnya, “bahwa teman-teman mahasiswa harus kita dukung untuk mengenalkan dunia disabilitas kepada berbagai pihak, konsep disabilitas harus betul-betul difahami mahasiswa, karena nantinya mereka yang akan menjadi pemimpin. Pertemuan kita ini menjadi awal perjuangan kita selanjutnya, mari kita atur barisan dan strategi untuk perubahan yang lebih baik kedepannya.”

Akhir perbincangan ditutup dengan kesepakatan untuk pertemuan selanjutnya serta pemberian kenang-kenangan dari ULD MAN 2 Sleman serta foto bersama di halaman madrasah. (Qoma)