Jumat, 29 Maret 2024
Sekolah Menengah Pertama

Sempurna Tak Selamanya Indah

Karya Roffi Shuci Ramadhani (8B)

Kata orang-orang Aku itu sempurna, tapi itu hanya kata kata yang kalian katakan sebelum kalian mengetahui apa yang Aku rasakan.

Aku Luna, Aku sering disebut sebagai siswi sempurna tapi walaupun Aku disebut sempurna, Aku tidak bahagia. Orang tuaku selalu mengekang kebebasan ku, menuntutku untuk selalu mendapat nilai sempurna dalam segala hal dan ahli dalam segala bidang. Aku merasa diriku bukan milikku tapi milik orang tuaku, Aku bagaikan boneka yang dikendalikan oleh Orang tuaku.

“Ulanganmu mendapat nilai 100? Bagus Luna Kami harap Kamu bisa mendapat lebih baik dari ini, jadi jangan malas malasan” Ucap Orang tua Luna

Aku sudah memberikan apa yang Orang tuaku inginkan, tapi tetap saja kenyataannya tidak akan berubah. Aku tetap dituntut menjadi anak yang paling sempurna di dunia ini, Aku lelah dengan permintaan Orang tuaku. Saat aku tidak mendapat nilai sempurna Orang tuaku pasti marah bahkan pernah memukulku karena hal itu.

Aku suka menggambar tapi Orang tuaku bilang menggambar tidak ada gunanya, padahal cita citaku adalah menjadi seorang komikus, Aku sangat berharap jika Orang tuaku menyetujui cita citaku tapi Aku rasa itu mustahil.

Di Sekolah, Aku terlihat seperti orang yang tidak memiliki masalah tapi jika orang-orang melihat diriku saat di rumah Mereka pasti akan menyadari bahwa Mereka salah. Suatu Hari di Kelasku ada murid baru namanya Erina dan Oliv, Aku cukup akrab dengan Mereka setelah beberapa hari. Kami sedang ada tugas berkelompok dan Kami memutuskan untuk berkelompok di rumahku, Aku sedikit tidak yakin tapi Aku merasa tidak enak jika menolak Erina dan Oliv.

“Bagaimana kalau Kita mengerjakan tugas ini di rumah Luna?” Tanya Erina

“Wah pasti menyenangkan, bolehkan Luna?” Tanya Oliv pada Luna

“Di rumahku? Tentu boleh” Jawab Luna dengan ragu

“Asik, pasti seru” Ucap Erina dengan senang

Kami berkumpul di rumahku pada hari Sabtu, Saat Kami sedang mengerjakan tugas Aku ingin ke toilet kemudian aku meninggalkan Erina dan Oliv di kamarku. Saat aku keluar dari toilet, Aku terkejut karena tiba tiba Erina dan Oliv menanyakan hal hal tentang Orang tuaku.

“Luna, memangnya kamu tidak pernah dibolehkan keluar rumah selain ke sekolah oleh orang tuamu?” Tanya Oliv dengan penasaran

“Lalu apakah kamu dikekang oleh Orang tuamu?” Tanya Erina

Aku terkejut saat mendengar pertanyaan itu dan pada akhirnya Aku menceritakan semua yang ku alami pada Erina dan Oliv. Erina dan Oliv ingin membantuku agar semua ini tidak terjadi lagi.

Erina dan Oliv membantuku agar Orang tuaku tidak mengekang kebebasan ku. Semua yang Mereka lakukan berhasil membuat Orang tuaku tidak mengekang kebebasan ku lagi.

“Kami benar benar minta maaf Luna, Kami menjadi Orang tua yang buruk bagimu, Kami seharusnya tidak mengekang kebebasan mu dan apapun cita citamu. Kami sadar bahwa Kamu milik dirimu sendiri bukan Kami, Apakah Kamu mau memaafkan kami?” Tanya Orang tua Luna dengan penyesalan di hati Mereka sembari memeluk Luna

“Ayah Ibu, Aku pasti memaafkan Kalian. Aku sangat menyayangi Kalian” Jawab Luna dengan terharu sembari memeluk Orang tuanya

Aku tidak akan menjadi seperti ini kalau bukan karena Erina dan Oliv, Aku sangat berterimakasih kepada mereka.