Jumat, 29 Maret 2024
Perguruan Tinggi

UII Pecahkan Rekor MURI Penanaman 1.000 Bibit Habbatussauda

UII Pecahkan Rekor MURI Penanaman 1.000 Bibit Habbatussauda

Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) atas capaian rekor penanaman 1.000 bibit habbatussauda. Melalui Pusat Studi Obat Herbal (PSOH), Farmasi UII melakukan kerja sama dengan Herba Group sebagai salah satu kepedulian terhadap pentingnya pelestarian bahan obat herbal. Penanaman bibit habbatussauda yang dilaksanakan di Desa Wukirsari, Sleman pada Sabtu (27/5) tersebut bertepatan dengan hari Jamu Nasional yang diperingati tiap tanggal 27 Mei.

Kegiatan penanaman bibit habbatussauda ini turut dihadiri oleh Ketua Jurusan Farmasi UII, Prof. apt. Yandi Syukri, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya FMIPA UII, apt. Saepudin, M.Si., Ph.D, dan CEO Herba Group Hanoko Setyawan.

Dalam sambutannya, Prof. apt. Yandi Syukri menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi UII terhadap masyarakat dan industri kesehatan. “Ini adalah suatu hal langkah yang baik bagi kita, bagaimana Perguruan Tinggi ini berperan ya untuk masyarakat. Yang pertama bagaimana kontribusi kita dalam mengembangkan masyarakat tentunya yang ada di sekitar kampus UII dan juga bagaimana upaya-upaya riset yang sudah diusahakan oleh Perguruan Tinggi itu bisa digunakan oleh industri,” ujar Prof. apt. Yandi Syukri.

Prof. apt. Yandi Syukri menekankan pentingnya implementasi riset di dalam kerja sama dengan pihak industri. “Yang penting yang kita bicarakan di sini adalah bagaimana riset-riset dari Perguruan Tinggi itu harus nantinya searah, harus sejalan dengan apa keinginan, dan akan dikembangkan oleh pihak industri, ini yang kita harapkan,” sambungnya.

Kebermanfaatan di masyarakat dinilai Prof. apt. Yandi Syukri sebagai suatu hal yang penting. “Kalau seandainya ini bagus nanti tumbuh di sini habbatussauda itu, tentunya kita akan melakukan pendampingan dari kampus, termasuk nantinya pascapanennya seperti apa, standardisasi bahan baku seperti apa, mengapa penting?. Karena industri itu hanya mau memanfaatkan tentunya bahan baku yang berkualitas,” jelasnya.

Sementara itu, Dekan FMIPA Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D. menyampaikan bahwa sudah sejak lama tumbuhan habbatussauda terbukti khasiatnya. “Program penanaman seribu bibit Habbatussauda ini kami adakan sebagai bagian dari aktivitas social marketing Farmasi UII dan Herbangin sebagai bentuk kolaborasi antara praktisi dan institusi Pendidikan Tinggi untuk memeriahkan Hari Jamu Nasional. Program ini sekaligus menjadi bentuk pelestarian tanaman habbatussauda yang telah terbukti khasiatnya serta merupakan anjuran dalam hadis Rasulullah SAW,” ujar Prof. Riyanto.

Sementara itu, program penanaman 1.000 bibit habbatussauda ini diharapkan oleh Hanoko Setyawan dapat memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat dan kedua belah pihak. “Kami berharap bahwa nanti ke depan juga budidaya dari habbatussauda akan semakin bertumbuh nih bapak/ibu sekalian, dan produk-produk unggulan mungkin ke depan kita bisa kerja sama, nanti bisa mendukung produk-produk salah satunya produk kami yaitu herbangin plus habbatussauda,” tutup Hanoko Setyawan. (JR/ESP)