Kamis, 25 April 2024
Perguruan Tinggi

Sosiologi UB Buat Pengalaman Baru, Terapkan Fun Learning di Luar Kelas

Sosiologi UB Buat Pengalaman Baru, Terapkan Fun Learning di Luar Kelas

Sebanyak lebih dari 50 mahasiswa Sosiologi UB dari dua kelas yang berbeda melaksanakan proses belajar di luar kelas untuk mata kuliah Manajemen Riset Terapan (MRT) di Gazebo Raden Wijaya Universitas Brawijaya, Senin (29/5/2023).

Mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah wajib praktikum bagi mahasiswa Sosiologi UB. Dengan begitu, para mahasiswa semester enam Sosiologi UB ini wajib menunaikan tugas turun lapang di empat desa berbeda pada wilayah Kabupaten Malang (Desa Jatiguwi, Gondowangi, Sukowilangun, dan Sumberdem) selama empat hari, Kamis (11/5/2023) hingga Minggu (14/5/2023) lalu.

Ahmad Imron Rozuli, S.E., M.Si., dosen pengampu mata kuliah MRT menjelaskan fokus kajian mata kuliah ini berkaitan dengan pengembangan kelembagaan, identifikasi permasalahan sosial di masyarakat, daya dukung atau potensi kearifan lokal yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat desa, hingga perancangan program pemberdayaan masyarakat yang solutif.

“Kemudian mahasiswa ditugaskan untuk membuat laporan video dan poster yang diupload ke media sosial Instagram individu, supaya target pengembangan kelembagaan dan pemberdayaan masing-masing desa bisa terangkat,” terang Imron dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, proses dilaksanakannya perkuliahan di luar kelas ini merupakan terobosan dengan memberikan sejumlah pengalaman berkesan bagi para mahasiswa. 

“Perkuliahan ini dilaksanakan di luar, Gazebo FK, agar mahasiswa tidak terjebak dalam ritme belajar di kelas,” lanjut Imron.

Perkuliahan di luar kelas ini memberikan kesempatan para mahasiswa dari ke-12 kelompok yang turut serta untuk mempresentasikan hasil temuan turun lapang beserta ide rancangan program pemberdayaan masyarakat desa tujuan dalam bebagai bentuk infografik yang menarik. Misalnya, untuk desa yang memiliki masalah pemberdayaan di bidang pengelolaan sampah karena kurangnya perhatian pemerintah desa setempat, maka dirancanglah sebuah program untuk mencarikan solusinya. (Alif/Humas FISIP/Humas UB)