Rabu, 24 April 2024
Perguruan Tinggi

Mahasiswa UAD Kritisi Pendidikan Inklusi di Indonesia

Mahasiswa UAD Kritisi Pendidikan Inklusi di Indonesia

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada kegiatan program Going Global Partnership 2023 di University of Gloucestershire (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yaitu Imamiatul Azizah mengkritisi pendidikan inklusi di Indonesia masih sangat kurang. Ia menyampaikan bahwa adanya kekurangan itu masih terjadi terutama di daerah pedesaan.

Hal tersebut disampaikan pada saat ia menjelaskan materi tentang “Government handling in overcoming lack of inclusive education in villages” di University of Gloucestershire, Inggris, sebagai perwakilan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD) UAD. Imamiatul menjelaskan, banyak desa di Indonesia belum mendapatkan pendidikan inklusi atau sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

“Saya mengangkat permasalahan tersebut karena memang pada dasarnya pendidikan inklusi di desa masih sangat kurang, bahkan masih banyak desa yang sama sekali tidak ada sekolah inklusi atau sekolah khusus ABK,” jelas Imamiatul saat diwawancarai reporter News UAD pada Kamis, 25 Mei 2023.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini banyak ABK tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Hal itu, kata Imamiatul, disebabkan karena tidak adanya alokasi pendidikan inklusi yang dilakukan Indonesia untuk ABK guna melanjutkan pendidikannya. “Karena hal ini, ABK yang ada di daerah pedesaan banyak yang harus putus sekolah. Mereka hanya berdiam diri di rumah dan tidak mendapatkan pendidikan yang mana seharusnya mereka dapatkan,” kata Imamiatul.

Adanya permasalahan itu, Imamiatul menyampaikan terdapat salah satu desa di Indonesia yang masih kurang mendapatkan perhatian pendidikan inklusi. Ia menyebut jika jarak antara desa dengan sekolah untuk ABK terlalu jauh. “Di Desa Wonorejo, ABK kesulitan untuk pergi sekolah karena jarak sekolah inklusi atau Sekolah Luar Biasa (SLB) dari desa tersebut sekitar 35 kilometer,” ujarnya.

Dalam penjelasan yang disampaikan, Imamiatul mengatakan terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi. Terutama, dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi di Indonesia dan cara pemerintah memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa Imamiatul Azizah merupakan perwakilan mahasiswa dalam penyelenggaraan program Going Global Partnership 2023 yang diselenggarakan University of Gloucestershire Inggris. Kegiatan tersebut diikuti oleh 2 dosen dan 3 mahasiswa PGPAUD serta PGSD UAD. (Han)

uad.ac.id