Selasa, 23 April 2024
Perguruan Tinggi

Integritas Akademik: Marwah Perguruan Tinggi yang Tergerus Regulasi

Integritas Akademik: Marwah Perguruan Tinggi yang Tergerus Regulasi

[Kanal Media Unpad] Integritas akademik saat ini “tergerus” dalam lingkungan perguruan tinggi. Padahal, integritas akademik merupakan nyawa bagi perguruan tinggi untuk melaksanakan peran tridarmanya. Tanggung jawab akademisi untuk mengembangkan kembali integritas akademik di lingkungan kampus.

Ketua Majelis Senat Akademik PTN Badan Hukum Prof. Dr. Sulistiowati, S.H., M.Hum., mengatakan, perguruan tinggi di Indonesia saat ini dihadapkan oleh berbagai permasalahan, salah satunya berkaitan dengan pelanggaran integritas akademik. Berita mengenai plagiarisme, rendahnya kualitas penelitian, hingga joki publikasi mewarnai dunia pendidikan tinggi Indonesia saat ini.

“Meskipun bukan hal baru, masalah ini dikatakan kronis di dunia kampus,” ujar Prof. Sulistiowati saat membuka Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik PTN BH di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sabtu (3/6/2023).

Prof. Sulis menuturkan, masalah pelanggaran integritas akademik tidak semata ditempatkan sebagai permasalahan individu. Akan tetapi, masalah ini mesti diletakkan dalam kerangka lebih besar sebagai permasalahan sistemik yang memerlukan formula bersama dalam mengatasinya.

Untuk itu, pada Sidang Paripurna kali ini, Majelis Senat Akademik PTN BH berupaya menemukan formula yang bisa menjadi solusi bersama dalam mengentaskan masalah kronis tersebut.

“Penyakit kronis ini perlu disembuhkan bersama. Solusi ini diharapkan dapat mengatasi faktor penyebab tidak pada level individu dan tata kelola perguruan tinggi, tetapi bisa sampai ke level kebijakan nasional,” kata Prof. Sulis.

Ia menekankan pentingnya “menyembuhkan” penyakit kronis ini. Menurutnya, perguruan tinggi Indonesia harus bisa mengembalikan kepercayaan publik sebagai institusi yang menjunjung tinggi integritas akademik, sehingga akan lebih dipercaya masyarakat, industri, dan komunitas internasional.

Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti memaparkan, saat ini Unpad maupun perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan yang berkaitan dengan integritas akademik. Masa pandemi dan pascapandemi Covid-19 mengubah dinamika aktivitas akademik di kampus. Hal ini salah satunya berdampak pada komitmen sivitas akademik untuk kembali ke kampus.

Tantangan lainnya adalah munculnya berita negatif tentang perguruan tinggi. Rektor mengatakan, berita ini berpotensi mengganggu suasana akademik. Selanjutnya, perkembangan teknologi ChatGPT yang tidak hanya memiliki manfaat, tetapi juga dapat berpotensi menggerus karakter intelektual sivitas akademika.

Tantangan terakhir, kata Rektor, tertutupnya formasi ASN untuk PTN BH. Saat ini, formasi dosen lebih banyak dosen tetap non ASN, dosen luar biasa, hingga dosen praktisi. “Berbaurnya atribut dosen itu menjadi tidak mudah untuk merawat integritas akademik. Itu tantangannya,” imbuhnya.

Tugas Kolektif

Rektor mengatakan, penerapan integritas akademik yang baik terlihat manakala sivitas akademika menggunakan kebebasan akademik secara benar dan bertanggung jawab. Sivitas akademika mampu melaksanakan pekerjaan akademik dengan cara jujur dan etis untuk membangkitkan reputasi diri maupun institusi. Ini berarti, upaya penegakan integritas akademik akan lebih mudah jika dikerjakan secara kolektif. 

“(Membangkitkan reputasi institusl) jarang sekali kita lihat. Jadi tidak digabungkan reputasi personal dengan reputasi institusi,” sorot Rektor.

Untuk itu, perguruan tinggi perlu mendorong sivitas akademika tentang pentingnya penegakan integritas akademik secara bersama. Selain itu penegakan integritas akademik bisa menjadi energi untuk pertumbuhan kinerja akademik yang berkelanjutan.

“Jadi bukan sekadar jujur, tetapi bagaimana caranya bisa menumbuhkan kinerja akademik yang terus menerus. Tidak ada lagi cerita perguruan tinggi yang dijelek-jelekkan kalau reputasi personal dan akademik dijaga bersama. Bagaimana kita memadukan strategi institusi dengan kepentingan personal, sehingga bisa tumbuh integritas akademik,” papar Rektor.

Pelaksana Tugas Dirjen Dikti Kemendikbudristek Prof. Nizam pun mendorong Senat Akademik PTN BH perlu menjaga marwah integritas perguruan tinggi melalui regulasi yang tegas dan jelas. Menurutnya, PTN BH merupakan garda terdepan sebagai penjaga mutu dan marwah pendidikan tinggi.

Tidak hanya integritas akademik, sivitas akademika juga perlu membangun integritas nonakademik. Sebabnya, temuan pelanggaran di perguruan tinggi tidak hanya masalah plagiasi, fabrikasi, atau falsifikasi semata. Namun juga mencakup masalah di luar akademik, seperti korupsi, pengaruh faham radikalisme, hingga kekerasan seksual.

“Kita harus jaga marwah perguruan tinggi dengan memberikan regulasi yang tegas dan jelas tentang pelanggaran akademik di perguruan tinggi,” ucapnya.

Kondisi Saat Ini

Guru Besar FMIPA Unpad yang juga anggota Senat Akademik Unpad Prof. Dr. Unang Supratman mengatakan, SIdang Paripurna ini merangkum berbagai kondisi mengenai tantangan penegakan integritas akademik yang terjadi di 21 PTN BH di Indonesia.

Salah satu yang disorot adalah dalam hal kenaikan pangkat. Prof Unang memaparkan, integritas akademik bukan menjadi indikator utama dalam promosi kenaikan pangkat atau jabatan fungsional dosen. Padahal, menurut anggota Majelis, hal ini sangat penting untuk menentukan apakah dosen tersebut layak atau tidak untuk dipromosikan.

“Kita belum ada aturan yang jelas. Kalau dosen terindikasi plagiat, sekarang belum ada punishment. Prosesnya lancar-lancar saja. Padahal ini masalah integritas akademik,” ujarnya.

Melalui Sidang Paripurna ini, para Senat Akademik PTN BH berupaya memberikan masukan terhadap bagaimana upaya seharusnya dalam menjaga integritas akademik di perguruan tinggi tanpa mengesampingkan regulasi mengenai pengembangan karier dosen.

Wakil Ketua Majelis Senat Akademik PTN BH Prof. Edy Rianto mengatakan, Majelis SA PTN BH mendorong pemerintah menyusun kebijakan nasional terkait pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi yang didasarkan prinsip-prinsip integritas akademik.

“Semua PTN BH hendaknya bersama-sama menunjukkan komitmen sebagai teladan dalam merawat integritas akademik secara konsisten,” tutup Prof. Edy.*